Mencari Data di Blog Ini :

Sunday, August 31, 2008

Mohon Jawaban Tentang Lailatul Qadar...

Untuk semua saudaraku,

Permasalahan saya sudah terjawab setelah saya cari dari berbagai sumber. Intinya terdapat perbedaan pendapat di kalanga ulama tentang jawaban atas pertanyaan saya. Untuk itu, Tulisan ini saya anggap selesai. Terima kasih saya haturkan atas semua komentar yang ada. Semoga segala kebaikan sampean mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah, amin...

Sengaja saya masih menyimpan tulisan ini sebagai referensi saya pribadi. Saya ubah tanggal posting yang asalnya "Kamis, 18 September 2008" menjadi "Minggu, 31 Agustus 2008". Berikut ini tulisan sebelumnya :

Untuk semua saudaraku,

Telah lama terpendam di dalam dada, baru kali saya publikasikan pertanyaan saya tentang LAILATUL QADAR. Sudilah kiranya saudara-saudaraku menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ini. Jawaban apa pun sangat saya harapkan, apalagi disertai rujukan ilmiah.

Mohon agar jawaban yang disampaikan bukan tentang tanda-tanda lailatul qadar karena kita bersama sudah membaca semua referensi tentangnya. Selain itu bukan tentang 10 malam terakhir atau bisa saja sejak malam pertama ramadhan, karena hal ini sudah kita pahami bersama.

Pertanyaan saya :

  1. Apakah semua orang yang sedang beribadah ketika para malaikat turun, pasti mendapat lailatul qadar?

    Ataukah lailatul qadar berkunjung seperti tamu, jadi tidak semuanya dapat walaupun sedang beribadah?

  2. Malaikat turun di negara mana? Misal di Indonesia malam hari dan ternyata terjadi lailatul qadar, apakah umat Islam di bagian belahan bumi lain misalnya di Eropa yang sedang ibadah puasa (karena siang hari) pasti mendapat keutamaan lailatul qadar, karena mereka sedang beribadah ketika malaikat turun?

  3. Pertanyaan ke-3 sudah saya pahami. Setelah saya mencari jawaban dari berbagai sumber, ternyata tidak ada seorang pun yang bisa memastikan telah datang lailatul qadar, kecuali jika Allah menghendaki. Wallâhu a‘lam. Oleh karena itu, pertanyaan ini saya hapus saja.

    Namun, bila ada saudara-saudaraku punya referensi lain, dengan senang hati saya menerima semua pencerahan. Adapun pertanyaan ke-3 sebagai berikut :

    Bagaimana kalau para ulama sedunia membuat catatan kapan lailatul qadar (yang sudah) terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Misal pada tahun 1428H lailatul qadar terjadi pada malam 23, tahun 1427H pada malam 27, tahun 1426H malam 15 dan seterusnya. Hal ini sebagai referensi bagi segenap umat Islam.

    Saudara-saudaraku, pertanyaan ke-3 ini bukan tentang lailatul qadar yang akan terjadi, tapi yang sudah terjadi.

Saudara-saudaraku,

Sebuah pertanyaan diajukan kepada saya, “Buat apa pertanyaan seperti ini. Yang penting kita ibadah, selanjutnya biarlah Allah yang memutuskan.”

Saudara-saudaraku,

Saya tak hendak bermain logika, tapi salahkah pertanyaan saya? Bukankah kita pun dijelaskan pahala membaca Al-Qur'an, baik yang tanpa wudhu, dengan wudhu maupun di dalam shalat?

Tidak bisa kita katakan, “Yang penting baca Al-Qur'an. Tidak perlulah kita mencari mana yang lebih baik nilai pahala/ganjarannya. Serahkan saja kepada Allah.”

Bukankah kita dijelaskan pula tentang pahala memberi makan orang untuk berbuka puasa? pahala/ganjaran puasa? pahala/ganjaran lailatul qadar? pahala/ganjaran shalat malam? dan masih banyak lagi. Bukankah Rasul saw. mengajarkan amal ibadah beserta ganjarannya?

Jadi, saya melakukan ini sebagai ilmu dan juga untuk lebih menggiatkan diri dalam beragama.

Saudara-saudaraku,

Saya sudah membaca ulasan Prof. M. Quraish Shihab tentang Lailatul Qadar di buku “Wawasan Al-Qur’an – Tafsir Maudhu‘i atas Pelbagai Persoalan Umat”—Bab Lailatul Qadar.

Untuk salah satu referensi, berikut ini saya cantumkan tulisan tentang lailatul qadar oleh Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc—pengasuh rubrik Ustadz Menjawab di Eramuslim :

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ba’duPenentuan kapan persis terjadi lailatul qadar memang oleh para ulama tetap masih jadi bahan perbedaan pendapat. Hal itu disebabkan beragamnya informasi yang kita terima di dalam banyak sekali hadits-hadits Rasulullah, serta pemahaman para shahabat tentang hal tersebut.

Paling tidak kami bisa menyebutkan enam pendapat yang berbeda dalam kesempatan ini.

1. Lailatul qadar itu jatuh pada malam 17 RamadhanSebagian ulama mengatakan bahwa lailatul qadar itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, yaitu malam diturunkannya al-Qur’an. Hal ini disampaikan oleh Zaid bin Arqam dan Abdullah bin Zubair ra. di dalam hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi dan Bukhari.


2. Lailatul qadar itu jatuh pada 10 malam terakhir Sebagian ulama lain mengatakan bahwa lailatul-qadar itu jatuh pada malam-malam ganjil, tepatnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Pendapat mereka didasarkan hadits berikut ini:Dari Aisyah ra. bahwa Rasululah SAW bersabda,”Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari, Muslim dan Baihaqi)


3. Lailatul qadar terjadi pada malam tanggal 21 RamadhanSebagian ulama lainnya lagi mengatakan bahwa lailatul qadar jatuh pada tanggal 21 Ramadhan. Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat Abi Said al Khudri yang diriwayat oleh Bukhari dan Muslim.


4. Lailatul qadar jatuh pada malam tanggal 23 bulan RamadhanPara ulama lainnya mengatakan bahwa lailatul qadar itu jatuh pada malam tanggal 23 Ramadhan. Mereka mendasarkan pendapatnya berdasarkan hadits riwayat Abdullah bin Unais al Juhany, seperti dilaporkan oleh Bukhari dan Muslim.


5. Lailatul qadar jatuh pada malam tanggal 27 bulan RamadhanIni berdasarkan hadits riwayat Ibnu Umar, seperti dikutip oleh Ahmad. Dan seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, bahwa Umar bin al Khaththab, Hudzaifah serta sekumpulan besar shahabat, yakin bahwa lailatul qadar terjadi pada malam 27 bulan Ramadhan. Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, juga pernah menyampaikan kepada shahabat yang telah tua dan lemah tak mampu qiyam berlama-lama dan meminta nasehat kepada beliau kapan ia bisa mendapatkan lailatul qadar, Rasulullah SAW kemudian menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 bulan Ramadhan (HR Thabrani dan Baihaqi).


6. Lailatul qadar berpindah-pindah di 10 malam terakhirRiwayat dari Ibnu Umar dan Abi Bakrah yang dilaporkan oleh Bukhari dan Muslim mengatakan bahwa terjadinya lailatul qadar mungkin berpindah-pindah pada malam-malam ganjil sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Wallahu a’lam bish-shawab, Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh


Begitu dulu, saudara-saudaraku.Terima kasih saya haturkan atas kesediaan sampean semua menjawabnya.

#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

21 comments:

  1. huwft
    emang lailatul qADAR ITU HARUS DICARI YA??
    bukannya lailatul qadar itu cuma janji/ hadiah bagi orang2 pilihan yang udah bner2 menjalankan ramadhan denagn baik??

    ReplyDelete
  2. saya akan menjawab mengikut apa yg saya tahu,dan sekiranya ada kesilapan, semua itu adalah dari saya.. silap sya, mohon di maaf. dan yang baik2 itu semua nya dari Allah swt.

    malam lailatul qadar ini berlaku d 10 malam terakhir ramadhan..
    Lailatul Qadar itu tidak seperti tamu, lailatul qadar itu ialah malam d mana smua makhluk ciptaan Allah d dunia ini, sujud kepadaNya.. semua, iaitu, haiwan dan tumbuh-tumbuhan.
    manakala, manusia pada malam itu, akan merasa mengantuk yang amat dan akan tidur dgn awalnya kecuali orang yang punya inisiatif tinggi untuk menjalankan qiamullail pada malam itu. walaupun mengantuk, dia ttp ingin melakukan nya, maka dia akan dapat berada d malam lailatul qadar dgn sedar.

    pernah ada cerita tntg seorg nenek dan malam lailatul qadar. pada suatu malam di bulan ramadhan, nenek ini ingin melakukan qiamullail. tetapi, nenek itu rasa sangat mengantuk jika d banding dgn hari2 sebelumnya. cucu2 beliau semuanya sudah tidur dgn lenanya. tapi, nenek itu tetap hendak menjalankan qiamullail pada malamitu walaupun mengantuk. semasa nenek itu hendak mengambil wudhuk, nenek itu meletak selendangnya d atas dahan pokok d tepi perigi itu. lalu, usai mengambil wudhuk,nenek itu terlupa utk mengambil selendangnya dan terus masuk kerumah dan beribadat. selesai beribadAT, baru nenek itu teringat tentang selendangnya dan keluar ke tmpat perigi. apabila dia keluar, dia mendapati selendang sudah tiada. bila dia melihat ke sekeliling, dia ternampak, selendangnya berada d atas sekali d atas dahan pokok yang tinggi.

    kesimpulannya, semasa nenek itu meletak selendangnya d dahan pokok itu, pokok itu sedang bersujud. sebab itula semasa dia mencari selendangnya, selendangnya sudah berada d atas, d dahan pokok yang tinggi.


    bagi soalan yg ke2 dan ke3 itu...
    Wallahualam...
    hanya Allah SWT yang tahu,, dan setahu saya, lailatul qadar itu, hanya berlaku pada waktu malam dan satu masa walau d mana kita berada.
    sesungguhnya Allah la yg berkuasa untuk menentukan bilakah tarikh sebenar lailatul qadar itu. dan hnya org terpilih sahaja yang akan menyedari malam lailatul qadar itu. Wallahualam..

    ReplyDelete
  3. "semoga kita mendapatkan lailatul qadr....amin

    http://cyberakhwat.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. Selamat Puasa mas. Semoga kita muslim wa muslimah sentiasa memperoleh perlindungan Allah swt dan dalam bulan Ramadhan ini mendapati kemulyaan dengan malam seribu bulan. Mari kita mengejarnya.

    Wah pertanyaannya susah dijawabnya mas, yang jelas dan pastinya jawabannya Wallahu a'lam bisshawab.

    Tetapi jangan sampai kita jawab dengan logika kita berpikir karena cakupan rahmat dan kuasa Allah tidak bisa dibayangkan, digambarkan tapi terpenting kita harus meyakini hal tersebut.

    Semoga Allah merahmati kita semua, semoga kita memperoleh malam 1000 bulan tersebut. Sholawat wa salam sentiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

    Wassalam.

    ReplyDelete
  5. Ya, seringkali masalah kapan lailatul Qadar itu diperdebatkan.
    Bagi saya yang penting adalah beribadah (dlm arti sempit maupun luas) kapan saja....
    Atau jika saya sedikit berpikir nakal(melihat efek kabar alilatul qadar trnyata membuat org beribadah pilih2 waktu), Mending saya tidak akan mengabarkan perihal malam ini....
    Wallahualam...

    Terimaksih sudah berkunjung ke daunwiselife.wordpress.com. itu adalh blog sy yang lama...

    I want everyone in heaven, and then visit my web blog.. he3x

    http://eljudge.co.cc

    ReplyDelete
  6. Saya telah membawa soalan awk.. kepada ustaz sy. Insyaallah sy akan sampaikan pula jawapannya kepada awk.. tp saya rasa semua persoalan itu tiada kepentingannya. Allah Maha Berkuasa. Dia berkuasa melakukan sesuatu dan akal kita tidak mampu memikirkanNya.

    ReplyDelete
  7. moga apa jua yg kita lakukan akan diberkati oleh NYA...

    ReplyDelete
  8. Ass
    Allah maha kuasa, semua ada ditangannya. Jangan anggap remeh murka ALLAH karena 4JJ I Selalu memberikan yang terbaik untuk kita.


    Salam Kenal,
    Ibnu Mas'ud 'Izzatuddin
    http://kelas86.blogspot.com
    SMPN 1 Nganjuk

    Doakan semoga saya menjadi siswa yang mengerti betul tentang ISLAM dan juga semoga saya bisa mengerti tentang pelajaran karena sebentar lagi ada Ujian.







    Wassalam

    ReplyDelete
  9. Ok, insya Allah saya akan mencoba menjawab sesuai kemampuan saya.

    1. apakah semua orang yang sedang beribadah ketika para Malaikat turun, PASTI MENDAPAT LAILATUL QADAR...?

    Dalam hal ini dipastikan ibadah yang ditanyakan adalah ibadah dalam bulan Ramadhan dan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan karena terkait dengan “Lailatul Qadr”. Ngng… bergantung ya... bergantung niat ibadah dia , apakah dia beribadah karena Allah, karena mertuanya, karena calon istrinya atau karena siapa?. Kalo dia beribadah karena Allah, berusaha keras ingin mendapatkan Lailatul Qadr dan kebetulan aja saat itu adalah malam lailatul Qadr, insya Allah dia akan mendapatkan keutamaan malam itu. Karena setiap amal itu akan diganjar sesuai dengan apa yang dia niatkan dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia usahakan, tidak terkecuali juga Lailatul Qadr.

    Dari Amirul Mu’minin Abu Hafs ‘Umar ibnu Al-Khathab radhiyalallahu ta’ala ’anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia niatkan’” (HR. Bukhari dan Muslim)

    2. Malaikat turun di negara mana...? Misal di Indonesia malam hari & ternyata terjadi lailatul qadar, apakah umat Islam di belahan bumi lain misalnya di Eropa yang sedang ibadah puasa (karena siang hari) PASTI MENDAPAT KEUTAMAAN LAILATUL QADAR, karena sedang beribadah ketika malaikat turun...?

    “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan . Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) keselamatan hingga terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5)

    Dari surat di atas bisa kita simpulkan bahwa terjadinya Lailatul Qadr itu pada malam hari. Hiks.. maaf ya kalo saya langsung tersenyum ketika membaca “Malaikat turun di negara mana...?” karena malaikat itu kan bukan manusia...dan dia gak akan bingung ko mana Eropa mana Indonesia dan tidak akan nyasar turun di mana. “Heyyyy temen-temen malaikat.. balik lagi yuuukkk.. kita salah turun lhooo… ternyata di Amerika masih siang.. padahal kita ditugasin ke Indonesia yang sekarang ini lagi malem..’” hehe.. maaf ya.. aku hanya menuliskan apa yang ada di fikiranku saat baca tulisan itu. Sori. Malaikat itu ummmm bisa dibilang seperti mesin yang tidak akan pernah mati karena aus atau kehabisan bahan bakar atau karena capek dan malaikat adalah makhluk Allah yang sudah ada tugasnya masing-masing dan akan menjalankan tugasnya itu tanpa henti sampai Allah memerintahkan untuk berhenti. Ngng.. aku jadi mikir, pernah gak ya.. ada kejadian malaikat ketuker saat ada pergantian malaikat siang dan malam? Lucu kali ya…. Hiks.. ada-ada aja mikir kayak gitu.

    Ok, balik lagi ke pertanyaan, apakah jika di belahan bumi sini terjadi Lailatul Qadr trus di belahan bumi sana (yang notabene sedang siang) maka yang beribadah di siang itu akan mendapatkan keutamaan Lailatul Qadr juga kah dikarenakan sedang turunnya malaikat?. Hmmmm Insya Allah karena kata Allah Lailatul Qadr itu terjadinya hanya pada malam hari, maka walaupun di belahan bumi ini sedang terjadi malam Lailatul Qadr yang secara waktu di sini malam dan di waktu mereka adalah siang, insya Allah yang akan mendapatkan keutamaan Lailatul Qard adalah hanya mereka yang sedang benar-benar berusaha meraih Lailatul Qadr di belahan bumi sini di mana terjadi Lailatul Qadr saja (malam), sedangkan untuk mereka yang ada di belahan bumi sana (siang)… insya Allah mereka akan mendapatkan pahala sesuai amalan mereka tapi tidak mendapatkan keutamaan Lailatul Qadr. Allah a’lam.

    Kalo mengenai waktu…Allah a’lam yaa… apakah kalau di Illinois (Amerika) malam ini terjadi Lailatul Qadr, trus nanti bisa dipastikan di Jakarta Lailatul Qadr akan terjadi pada malam berikutnya atau malah malam kemarinnya (karena Illinois – Jakarta bedanya 12 jam). Allah a’lam.

    3. Bagaimana kalau para ulama sedunia membuat catatan kapan lailatul qadar terjadi di tahun-tahun sebelumnya... Misal pada tahun 1428H lailatul qadar terjadi pada malam 27, tahun 1427H pada malam 23 dan seterusnya...

    Jawaban otomatisku hanya satu kata “Wow!” eh salah ding, 2 kata “Wow keren!!” hehehe. Kenapa? Mmmmm.. karena malam Lailatul Qadr itu cuma Allah yang tau kapan terjadinya, jadi siapapun tidak akan pernah tau dan tidak akan pernah pula bisa memprediksi kapan terjadi Lailatul Qadr di tahun ini atau di tahun depan. Kalau ada orang (ulama) yang bisa memprediksi tentang tepat tanggal terjadinya Lailatul Qadr, seharusnyalah Rasulullah yang lebih dahulu mengetahui kepastiannya (ternyata Rasulullah pun hanya memberitahukan limit hari saja kok, bukan tepat terjadinya... ). Kalaupun ada ulama sekarang yang bisa mengetahui kapan Lailatul Qadr terjadi -misalnya dia/mereka meneliti dari tahun ke tahun tentang terjadinya Lailatul Qadr- maka berarti dia telah mendahului Allah dan Rasulullah. Berarti dia lebih tahu dari Allah dan RasulNya. Masya Allah. Di bawah ini ada beberapa dalil-dalil tentang Lailatul Qadr tapi tidak satu pun yang menyatakan kapan “tepat” terjadinya Lailatul Qadr. Yang ada hanya batasan terjadinya Lailatul Qadr (10 hari terakhir di bulan Ramadhan).

    “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Rabbmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui, Rabb yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan (Dialah) Rabb-mu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu.” (QS. Ad Dukhaan: 3-8)

    “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) keselamatan hingga terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5)

    "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an" [Al-Baqarah : 185]

    Rasulullah pernah beri'tikaf pada sepuluh malam pertama bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar, lalu beri'tikaf pada sepuluh malam pertengahan, hingga beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Lailatul Qadar ini pada sepuluh malam terkahir pada bulan Ramadhan (H.R Bukhari dalam "Fadhlu Lailatul Qadri" Bab Mencari Lailatul Qadar (2016). Dan Muslim dalam "Shiyam" Bab Keutamaan Lailatul Qadar).

    "Carilah Lailatul Qadar pada hari ganjil di sepuluh malam terakhir dari Ramadhan" [Hadits Riwayat Bukhari Dalam "Shalat Tarawih" Bab Mencari Lailatul Qadar Pada Malam Ganjil Dari Sepuluh Malam Terakhir (1913). Dan Muslim Dalam "Shiyam" Bab Keutamaan Lailatul Qadar (1169)]

    "Barangsiapa bangun shalat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan keikhlasan maka dosanya yang telah lalu diampuni" [H.R Bukhari "Kitab Iman" Bab Sunnah Shalat Bulan Ramadhan Termasuk Dari Iman (37). Dan Muslim "Shalat Musafirin" Bab Hasungan Untuk Shalat Bulan Ramadhan (173)]

    Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).” (HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105)

    Mengutip perkataan Ibnu Hajar, ketika beliau menyebutkan dalam Fathul Bari 4/266, bahwa hikmah disembunyikannya lailatul qadar, ialah agar timbul kesungguh-sungguhan dalam mencarinya. Berbeda jika malam qadar tersebut ditentukan, maka kesungguhan-sungguhan hanya sebatas pada malam tertentu itu.

    Juga Ath Thabari lalu mengatakan, "Dalam hal dirahasiakannya lailatul qadar, terdapat bukti kebohongan orang yang beranggapan, bahwa pada malam itu akan ada hal-hal yang dapat terlihat mata, apa yang tidak dapat terlihat pada seluruh malam yang lain.

    So, kesimpulannya, Lailatul Qadr itu dicari di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan dan tidak ada yang bisa mengetahui kapan "tepatnya" akan terjadi Lailatul Qadr meski dengan hasil penelitian sekalipun. Hikmah dari pencarian ini adalah kita harus benar-benar bersungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah, tidak pilih-pilih hari. "Ah.... besok malem aja deh menghidupkan malamnya... kan kata ulama untuk tahun ini Lailatul Qadr baru akan terjadi di malem ke 21...." wuuuiihhh enak banget ya kalo kayak gitu.... Hiks.
    Eh, cuma ini lho ya yang bisa aku jawab. Kalo ada kekeliruan mohon diluruskan. Makasih sebelumnya ya.... Allah a’lam.

    ReplyDelete
  10. tulisan ini sngt menyentuh hati untuk lebih semangat dlm mendktkan diri pada tuhan yg maha esa

    ReplyDelete
  11. saudariku Aisyah yg baik,

    terima kasih atas semua uraian jawaban sampean... hanya saja, pertanyaan ke-3 BUKAN tentang lailatul qadar yang AKAN TERJADI, tapi yang SUDAH TERJADI...

    begitu dulu, saudariku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...

    ReplyDelete
  12. 1. tidak mudah untuk mengetahui apakah seseorang yg sedang beribadah dimalam2 ganjil sepuluh hari terakhir akan mendapatkan lailatul qodar, kita hanya bisa melihat ciri2 orang yg mendapatkan malam kemuliaan tersebut, yaitu dia menjadi lebih baik ibadahnya, sholatnya lbh khusu', pokok ada perubahan-prubahan pada dirinya dalam menjalankan ibadah serta dalam kehidupannya bermasyarakat.
    2.kita tidak bisa menentukan dimana terjadinya malam lailatul qodar,lailatul qodar bisa terjadi dimana saja, meski ada perbedaan malam dan siang, dan malam lailatul qodar tidak selalu terjadi pada malam hari, siapa saja bisa mendapatkan malam lailatul qodar atas izin ALLAH, tentunya mereka2 yg punya prestasi ibadah yg baik, punya kepribadian yg baik, jujur, berakhlaq baik,
    ibarat saja seperti orang sekolah,siapa yg rajin belajar tentu tidak hanya naik kelas, tetapi juga mendapat suatu prestasi yg baik, mendapat ranking 1, dihormati, dihargai dll, kalau boleh kita istilahkan orang kuliah, dia mendapatkan kum laude.
    3. ada sebuah hadits mengatakan, dari abdullah bin unais, ia berkata, ya rosulullah terangkan kepadaku kapan lailatul qodar itum, jawab beliau " laulaa an-yatrukannaasushsholaata illa tilkallailata la akhbartuka walaa kin ibtaghihaa fii tsalaatsin wa'isyriina mina sysyahri", yg artinya seandainya orang tidak meninggalkan sholat kecuali malama itu niscaya akan aku beri tahukan kepadamu, tetapi aku mengharapnya malam lailatul qodar itu terjadi pada malam kedua puluh tiga pada bulan ramadhan,
    hadits ini menerangkan tentang dirahasiakannya kapan terjadinya malam lailatul qodar itu, agar supaya kita memusatkan perhatian sambilmengisinya dengan amal maslahat, jadi tidak perlu kita membuat penanggalan/catatan2 tentang malam lailatul qodar pada tahun2 yg silam, apalagi kita tidak tahu kapankah malam lailltul qodar itu terjadi,jadi saya kira susah untuk membuat catatannya, karena kita tidak tahu kapan terjadinya.

    ReplyDelete
  13. jawaban diatas dari taufik --http://roadahead-synchronicity.blogspot.com/2008/09/misteri-malam-lailatul-qodr.html--

    ReplyDelete
  14. saudaraku taufik yg baik,

    terima kasih saya haturkan atas jawaban sampean... semoga menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bagi kita semua, amin...

    ReplyDelete
  15. Salam Saudara Faisol,
    Setelah mendapat soalan-soalan saudara di blog saya, saya telah cuba mencari panduan dan jawapan kepada persoalan2 tersebut. Sila berkunjung ke halaman itu. Maaf jika terlambat.

    http://wilayahsitinur.blogspot.com/2008/09/mencari-malam-lailatul-qadar.html

    ReplyDelete
  16. Sdrku, ilmu saya amat terbatas tentang agama apa lagi hal-hal sulit seperti lailatulqadar. Namun, alhamdulilah, pengalaman menunjukkan kebarangkalian lailatulqadar itu memang pada malam ganjil sepuluh malam terakhir. Yang pernah saya alami misalnya, malam 25 dan yang terbaru (tahun ini) semacam malam ke-27. Cuma kadang-kadang, oleh kerana seseorang itu (misalnya saya) belum layak menerima anugerah itu makanya cuma diperlihatkan saja keganjilannya, mungkin untuk menguatkan iman buat persiapan di lain kesempatan.

    ReplyDelete
  17. Mohon maaf sebesar-besarnya, barusan saya iseng-iseng buka dashboard ternyata komentar soal Bapak di blog saya teridentifikasi sebagai spam karena mencantumkan url. Baru saja saya de-spam dan muncul di Lailatul Qadar. Senang mengenal Pak Dosen..

    ReplyDelete
  18. TANDA-TANDA PERAIH LAILATUL QADR

    Di bulan suci Ramadhan, disamping orang beriman harus melakukan ibadah puasa dan ibadah-ibadah tambahan yang lain, mereka juga seharusnya bersungguh-sungguh berusaha untuk mendapatkan Lailatul Qadr. Jika tidak, bisa jadi dalam hidup mereka tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali dosa. Sebab, kalau kita mau berhitung, satu hari dalam dua puluh empat jam saja, kira-kira banyak mana dosa dan pahala yang kita kerjakan, kalau kita mau jujur tentunya pasti banyak dosa. Padahal jika dosa tersebut tidak mendapat ampunan, maka di hari kemudian siksa neraka akan mejemput kita. Kita berlindung kepada Allah dari siksa dan murka-Nya.

    Untuk tujuan itulah Ramadhan dan Lailatul Qadr diadakan setiap tahun, di samping keduanya menjadi sarana latihan (riyadlah) yang efektif bagi kaum mukminin untuk meningkatkan imannya supaya menjadi orang bertakwa, juga dimaksudkan agar terjadi keseimbangan dalam hidup mereka. Artinya, dosa-dosa dan kesalahan yang tidak terhindarkan selama setahun penuh atau bahkan sengaja dilakukan, pada bulan Ramadhan itu mampu mereka bersihkan. Sehingga selepas Ramadhan mereka bertemu dengan Idul Fitri dalam keadaan benar-benar fitrah.

    Apabila di dalam bulan suci itu mereka berhasil mendapatkan Lailatul Qadr, terlebih jika tidak hanya sekali dalam hidup mereka, maka mereka tidak hanya sekedar mendapatkan pahala yang lebih besar daripada ibadah seribu bulan saja, namun juga bahkan jauh lebih baik dari itu, mereka akan mendapat perbaikan hidup, pendewasaan jiwa dan peningkatan derajat di sisi Allah S.w.t. Hal itu bisa terjadi, karena karakter-karakter buruk pembawaan secara manusiawi maupun sebagai bentukan perbuatan maksiat dan dosa, akan diganti oleh Allah menjadi kebaikan yang hakiki.

    Dampak dosa yang menempel bagai karat di dalam hati yang terkadang sempat teraktualisasikan dalam bentuk perbuatan yang tidak terpuji, seperti iri, dengki maupun hasud misalnya, setelah kejelekan itu terhapus hingga bersih, maka matahati orang beriman akan menjadi cemerlang dan tembus pandang. Iman dan takwa mereka menjadi kian menguat dan menumbuhkan keyakinan hati. Dengan begitu, berarti mereka tidak hanya mandapatkan kebaikan melebihi ibadah seribu bulan saja namun juga akan mendapatkan kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di surga. Allah menyatakan dengan firman-Nya:
    إِلَّا مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

    “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka akan diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. al-Furqon; 25/70)

    Jika hal tersebut tercapai, maka keberhasilan hidup itu harus ada tanda-tandanya, yakni selepas bulan suci Ramadhan harus ada perubahan pada diri orang beriman, baik perbuatan, sifat maupun karakter. Perubahan itu disebabkan adanya buah yang ditinggalkan Lailatul Qadr di dalam hati mereka. Wujud konkrit buah Ramadhan itu berupa pemahaman hati akan urusan Ilahiyah (ma’rifatullah), yang hakekatnya adalah Nur yang menerangi hati. Nur itu kemudian memancar kepada alam sekitarnya melalui perilaku keseharian dan sorot wajah yang membawa kesejukan. Manakala yang demikian itu telah terwujud, maka berarti itulah yang disebut Idul Fitri yang hakiki.

    Jadi, yang dimaksud Lailatul Qadr adalah suatu ‘saat’ di malam hari pada bulan suci Ramadhan, di mana apabila pada saat itu orang beriman kedapatan sedang beribadah, berarti mereka akan menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya dan sekaligus mampu berbuat kebaikan baik secara vertikal maupun horisontal. Kalau tidak demikian, bila selewat Ramadhan belum ada tanda-tanda perbaikan pada perilaku kehidupan orang yang berpuasa pada bulan yang suci itu, maka sebaiknya mereka tidak merasa telah mendapatkan malam yang penuh berkah tersebut.

    Dengan asumsi bahwa dengan amal ibadah manusia akan mendapatkan peningkatan kualitas hidup, maka bagi orang yang berharap mendapatkan Lailatul Qadr, hendaknya tidak hanya dicari di bulan Ramadhan saja, namun juga dicari secara filosofisnya, baik di dalam maupun di luar Ramadhan. Pencarian tersebut dengan melakukan mujahadah dan riyadlah di jalan Allah. Asumsi itu berdasarkan bukti bahwa setiap perintah Allah pasti di dalamnya ada aspek pembelajaran (tarbiyah). Merupakan pelatihan yang sangat berguna bagi pembentukan karakter dan pendewasaan jiwa manusia. Aspek pembelajaran itu tentunya tidak untuk memberatkan hidup manusia namun menciptakan peluang amal, agar manusia mampu mencukupi kebutuhan hidupnya, baik lahir maupun batin. Adapun kebutuhan hidup yang paling utama bagi seorang hamba yang beriman adalah bagaimana ia dapat mengenal (ma’rifat) Tuhan-Nya karena sesungguhnya hanya itulah tujuan utama bagi setiap pengabdian yang dilakukan. Hal tersebut sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam firman-Nya: “Dan bahwasanya kepada Tuhanmu, kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm; 42)

    Cuplikan dari buku berjudul ‘Lailatul Qadr Di Luar Bulan Ramadhan’ terbitan penerbit ABSHOR Hidmah dan IbadaH bekerja sama dengan Pondok Pesantren as Salafi AL FITHRAH, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

    ReplyDelete
  19. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh saudaraku muslim,jawaban saya adalah sebagai berikut:
    Sebenarnya banyak yg tidak mengerti apa yg difirmankan Allah yaitu malam lailatul qadar malam yang lebih baik dari seribu bulan.
    Saya ingin menjelaskannya disini mas ferry :
    Sebelum rasulallah menerima wahyu pertama yaitu pertemuan beliau kepada jibril alahisalam,rasulallah telah dapat mimpi bahwa Allah menyuruh beliau melakukan ibadah setiap malam hari di gua Hira.
    Setelah penerimaan wahyu pertama wahyu yg berikutnya tidak kunjung muncul sehingga beberapa waktu tetapi beliau tetap melakukan ibadahnya di malam hari di gua Hira.
    Waktu datangnya wahyu berikutnya menjadi perselisihan di antara kaum muslimin/muslimat.Saya ambil sedikit kutipan dari suatu cerita:Terjadi perselisihan tentang berapa lama wahyu tersebut terhenti. Ada yang mengatakan tiga tahun, dan ada pula yang mengatakan kurang dari itu. Pendapat yang lebih kuat ialah apa yang diriwayatkan oleh Baihaqi, bahwa masa terhentinya wahyu tersebut selama enam bulan.

    Mari kita lihat lagi makna dari firman Allah diatas tersebut:
    Seribu bulan berarti seribu hari dan seribu malam berarti satu tahun mempunyai 365 hari/malam dan berarti seribu malam adalah 2 tahun dan 7 bulan wahyu terputus.
    Jadi wahyu (alquran) yg berikutnya yg ditunggu- tunggu beliau juga turun di malam hari di gua hira cuma malam ini adalah malam yg istimewa dibandingkan malam-malam ibadah beliau di gua hira yg lalu.
    Semoga kita mendapat bimbingan dari Allah S.W.T

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Sayyid.

    ReplyDelete
  20. Akhi fillah, saya rangkum pertanyaannya menjadi:
    1.Apakah semua orang yang sedang beribadah pasti mendapat atau dikunjungi lailatul qadar?

    2.Apakah Malaikat turun ke semua orang pada malam itu?

    3.Adakah catatan dari para ulama tentang kejadian-kejadian turunnya lailatul-qadar yang dialaminya?

    Ibnul-qayyim menjelaskan bahwa ayat ini (al-Qadr) terkait dengan ayat 1-6 di surat ad-Dukhan, yang berkaitan dengan proses penetapan taqdir hauliyah seorang hamba. Dari uraian tersebut pertanyaan-pertanyaan akhi dapat dijawab sebagai berikut:
    Bahwa lailalul-qadr semua mengalaminya di seluruh belahan bumi (sejalan pergeseran malam). Pada malam itu diputuskan urusan yang sangat penting (ad-Dukhan:4) yakni penetapan taqdir setiap orang selama setahun ke depan. Lalu siapakah orang yang mendapatkan keutamaan lailatul-qadr? Adalah hamba-hamba Allah yang menjadikan Ramadhan untuk berserah diri dan memantapkan keyakinan dirinya kepada Allah, melakukan amal-amal kebaikan dan bertaqarrub ilallah (banyak hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan Ramadhan misal hadits shahihain "Idzaa jaa' syahru ramadhaan futihat abwabus samaa' wa ughliqat abwabun-naar wa sulsilatisy-syayaathiin" dsb.
    Tentunya malaikat turun kesetiap orang untuk menetapkan taqdir yang telah ditetapkan Allah kepadanya. Sehingga dengan demikian yang terpenting bukan catatan kapan malamnya, tetapi bagaimana memantapkan hati, niat dan tujuan hidup sehingga pada saat lailatul-qadar turun kita mendapatkan ketetapan yang baik dari sisi Allah. Allah a'lam.

    ReplyDelete
  21. moga mendapatkan malam lailatul qodar yang dinantikan

    ReplyDelete