Mencari Data di Blog Ini :

Friday, July 27, 2012

Menjumpai Lailatul Qadar (1 of 3)

“Satu malam lebih baik daripada seribu bulan,” itulah ungkapan yang sering kita dengar. Dari mana didapat angka 1 (satu) malam? Di QS al-Qadr, digunakan lafazh ليلة. Arti lafazh ليلة menurut kamus al-Mu‘jam al-Wasîth adalah “satu malam”:
( الليلة ) واحدة الليل
Pakai sarung menuju langgar
Tambah syiar shalawat dilantunkan
Betapa agung lailatul qadar

Satu malam seribu bulan

Lalu, mengapa lebih baik daripada 1000 bulan? Mengapa bukan 500 bulan, 2000 bulan atau lainnya? Di tafsir al-Munîr yang ditulis oleh Syaikh Prof. Wahbah az-Zuhaili—ulama kontemporer asal Syiriaditerangkan:
وأخرج ابن أبي حاتم والواحدي عن مجاهد: أن رسول الله صلّى الله عليه وسلّم ذكر رجلا من بني إسرائيل لبس السِلاح في سبيل الله ألف شهر، فعجب المسلمون من ذلك، فأنزل الله: إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَما أَدْراكَ ما لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. التي لبس ذلك الرجل السِلاح فيها في سبيل الله.
Dari Ibnu Abu Hatim dan al-Wahidi, dari Mujahid bahwasanya Rasulullah saw menyebutkan ada seorang laki-laki di zaman Bani Israil mengangkat senjata (berperang) di jalan Allah selama 1000 bulan. Mendengar hal itu, orang-orang Islam (para sahabat) sangat kagum. Allah lantas menurunkan surah al-Qadr, dimana satu malam lebih baik daripada 1000 bulan pertempuran yang dilakukan laki-laki di zaman Bani Israil tersebut.
أخرج ابن جرير عن مجاهد قال: كان في بني إسرائيل رجل يقوم الليل حتى يصبح، ثم يجاهد العدو بالنهار حتى يمسي، فعمل ذلك ألف شهر، فأنزل الله: لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ عملها ذلك الرجل.
Dari Ibnu Jarir ath-Thabari, dari Mujahid bahwasanya ada seorang laki-laki di zaman Bani Israil shalat malam hingga fajar, kemudian jihad memerangi musuh siang hingga petang, dan itu dilakukan selama 1000 bulan. Maka, Allah menurunkan surah al-Qadr yang menjelaskan bahwa satu malam (lailatul qadar) lebih baik daripada 1000 bulan yang dilakukan laki-laki tersebut.
Karena begitu besar karunia Allah tersebut, Rasulullah Muhammad saw memerintahkan kita agar menghidupkan lailatul qadar. Beliau bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسـَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan didasari iman dan semata-mata karena Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.  (HR Bukhari)

a. Sejak Tanggal Berapa Upaya Meraih Lailatul Qadar?

Imam Nawawi menjelaskan di Syarah Muslim, Kitab Puasa—Bab Keutamaan Lailatul Qadar bahwa ada pendapat yang menyatakan Lailatul Qadar bisa saja terjadi pada malam berapa pun bulan Ramadhan (bisa sejak awal). Ini pendapat Sahabat Ibnu Umara.
وَقِيلَ بَلْ فِي شَهْر رَمَضَان كُلّه وَهُوَ قَوْل اِبْن عُمَر وَجَمَاعَة مِنْ الصَّحَابَة
Namun, pendapat ini dianggap kurang kuat (kemungkinan kecil terjadi) karena ada hadits:
تَذَاكَرْنَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّكُمْ يَذْكُرُ حِينَ طَلَعَ الْقَمَرُ وَهُوَ مِثْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ
Kami sedang mengingat-ingat lailatul qadar di sisi Rasulullah `, maka beliau bersabda, “Siapakah di antara kalian yang ingat bahwa waktunya adalah saat bulan terbit laksana syiqqi jafnah?” (HR Muslim)
Imam Nawawi menjelaskan di Syarah Muslim bahwa syiqq berarti setengah, sedangkan jafnah berarti bejana; mangkok besar atau kelopak mata. Al-Qadhi ’Iyadh berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.” Wallâhu a‘lam.
Meski demikian, di kitab “An-Nashâih ad-Dîniyyah wal-Washâyâ al-Îmâniyyah” Habib Abdullah Ba‘alawi al-Haddad tetap menganjurkan agar kita memperbanyak dzikir, berbagai bentuk ibadah dan amal shalih di setiap malam selama bulan suci Ramadhan. Dengan demikian, insya Allah kita akan tercatat sebagai orang yang sedang beribadah tatkala datang Lailatul Qadar, amin.
Adapun pendapat yang masyhur adalah pada 10 (sepuluh) malam terakhir terutama malam ganjil.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Bergiatlah kalian untuk mendaatkan Lailatul Qadar pada sepuluh malam akhir Ramadhan. (Muttafaq ‘alayh)
إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نُسِّيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي وِتْرٍ
Aku pernah melihat lailatul qadar kemudian aku dibuat lupa (kapan waktunya), maka carilah ia pada sepuluh hari terakhir di malam ganjil. (Muttafaq ‘alayh. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)
Di sepuluh malam terakhir Ramadhan, adakah tanggal pasti kapan Lailatul Qadar? Tidak ada. Sekian banyak dalil menunjukkan tanggal berbeda. Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menyimpulkan bahwa tanggal bisa berubah-ubah setiap tahun, tapi tetap di malam ganjil. Adapun mayoritas ulama berpendapat Lailatul Qadar insya Allah terjadi pada malam ke-27.
عند الجمهور ليلة سبع وعشرين
Ulama Hanafiah juga menjelaskan bahwa lafazhليلة القدر  terdiri dari 9 (sembilan) huruf yaitu:
ل ي ل ة ا ل ق د ر
Di QS al-Qadr lafazh ليلة القدر  diulang sebanyak 3 kali yaitu di ayat ke-1, 2 dan 3.  Nah, 9 x 3 = 27. Dengan demikian Lailatul Qadar insya Allah pada malam ke-27. Wallâhu a‘lam.
Sebagian ulama menganjurkan agar tidak mengkhususkan malam ganjil, tapi malam genap juga. Hal ini agar peluang yang didapatkan lebih besar.

Daftar Pustaka

Abdullah Ba‘alawi Al-Haddad, al-Habib, “An-Nashâih ad-Dîniyyah wal-Washâyâ al-Îmâniyyah”

Software:
Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits

Web site:

Tulisan ini berlanjut ke: Menjumpai Lailatul Qadar (2 of 3)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

1 comment:

  1. mudah mudahan kita bisa menjum[ai malam Lailatul Qadar di bulan ramadhan ini.

    ReplyDelete