Mencari Data di Blog Ini :

Friday, July 13, 2012

Memberi Makanan Berbuka=Puasa (2 of 3)

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat.
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah.
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan.
Bulan Ramadhan adalah bulan berlipatgandanya pahala.
Bulan Ramadhan adalah tuan semua bulan (sayyid asy-syuhûr).
Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga ibadah apa pun termasuk sedekah sangat dianjurkan.

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Puncak kedermawanan beliau adalah pada bulan Ramadhan ketika Jibril as menemui beliau dan Jibril as menemui beliau setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah saw lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang bertiup (Muttafaq ‘alayh. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)
Di kitab Al-Jâmi‘ ash-Shaghîr” Imam Jalaluddin as-Suyuthi mencantumkan sebuah hadits berikut ini:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ فِيْ رَمَضَانَ
Sebaik-baik sedekah adalah di bulan Ramadhan.
Menurut Syaikh Albani, hadits tersebut dha’if tapi tidak sampai munkar, matrûk (semi palsu) apalagi mawdhû‘ (palsu). Untuk motivasi ibadah, hadits dengan derajat seperti hadits di atas boleh dijadikan rujukan. Demikian pendapat para ulama. Wallâhu a‘lam.
Imam Ibnu Hajar al-Haitami menulis di kitab beliau Al-Inâfah fî mâ Jâ’a fish-Shadaqati wadh-Dhiyâfah” bahwa Imam Syafi’i dan ulama-ulama pengikut beliau menganjurkan memperbanyak shadaqah di bulan Ramadhan terutama di sepuluh hari terakhir. Hal ini bukan berarti tak dianjurkan memperbanyak sedekah di luar Ramadhan, hanya saja di bulan suci ini lebih diperbanyak lagi.
Lantas, apa keutamaan sedekah di bulan Ramadhan?
Penulis akan membahas beberapa keutamaan sedekah yang berlaku umum, baik di dalam maupun luar Ramadhan. Secara garis besar bisa dikatakan bahwa keutamaan sedekah menjadi lebih besar di bulan Ramadhan karena keagungan bulan puasa ini.

a. Harta Menjadi Berkah

Apa definisi “berkah”? Imam Nawawi menjelaskan di Syarah Muslim arti berkah (barakah) sebagai berikut:
وأصل البركة كثرة الخير وثبوته
Asal makna barakah adalah kebaikan yang berlimpah dan tetap (abadi).
Adapun di kamus al-Mu‘jam al-Wasîth diuraikan:
( البركة ) النماء والزيادة والسعادة
Barakah berarti pertumbuhan, pertambahan (perkembangan) dan kebahagiaan (keberuntungan).
Tentang keberkahan harta karena sedekah, di sebuah hadits Rasulullah Muhammad saw bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. (HR Muslim)
Imam Nawawi menerangkan bahwa maksud hadits ini mencakup 2 (dua) hal, yaitu:
  • Harta menjadi berkah (membuat kita bahagia serta semakin dekat kepada Allah) dan terhindar dari mara bahaya. Dengan demikian pengurangan nominal harta menjadi tergantikan oleh berkah yang “tersembunyi” (abstrak).
  • Walaupun secara nominal harta berkurang, tapi tertutupi oleh pahala yang didapat dan berlipat ganda.
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS al-Hadîd [57]: 18)

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS al-Baqarah [2]: 261]
Timbul pertanyaan, “Apa bisa jumlah nominal harta kita justru bertambah dengan bersedekah?”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللهُ أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

Dari Sahabat Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku akan memberi infak kepadamu.’” (Muttafaq ‘alayh: Bukhari-Muslim. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Tidak ada hari pun yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, sala satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfak.” Sedangkan (malaikat) lainnya berdoa, “Ya Allah berikanlah kebangkrutan kepada orang yang menahan hartanya (kikir).” (Muttafaq ‘alayh)
Di kitab Majma‘ az-Zawâid”karya Imam al-Haitsamibab Harta Tidak Berkurang Sebab Sedekah, terdapat sebuah hadits:
وَتَصَدَّقُوْا فَإِنَّهُ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَلَكِنْ تَزِيْدَ فِيْهِ
Bersedekahlah, karena harta tidak akan berkurang dengan sedekah, tetapi malah bertambah. (HR al-Bazzarhadits dha’if)
Dari definisi “berkah”, hadits-hadits seputar keutamaan bersedekah serta beberapa kenyataan di lapangan, ada ulama yang menjelaskan bahwa keberkahan harta insya Allah juga mencakup bertambahnya nominal harta. Allah Maha Kuasa untuk menambah rezeki kita dari sebab apa pun termasuk dari arah yang tak kita duga.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
(QS ath-Thalâq [65]: 3)
Namun, kita tetap tidak boleh melupakan bahwa harta bukan hanya berwujud uang, perhiasan, kendaraan atau hal-hal bersifat materi lainnya. Kesehatan, bertambahnya ilmu, teman, keluarga dan banyak hal non materi juga termasuk harta yang sangat bernilai. Wallâhu a‘lam.

Daftar Pustaka


Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, asy-Syaikh, “Al-Adzkâr an-Nawawiyyah”
Achmad Faisol, “Muhâsabah (Introspeksi Diri)Apakah Implementasi Keberagamaan (Islam) Kita Ada yang Kurang?!”, Ebook, April 2011/ Jumadal Ula 1432 H
Faishol bin Abdul ‘Aziz Âlu Mubarok, asy-Syaikh, Tathrîz Riyâdhish Shâlihîn 
Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Hâfizh, “Bulûghul Marâm – Min Adillatil Ahkâm”

Software:
Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits

Web site:

Tulisan ini lanjutan dari: Memberi Makanan Berbuka=Puasa (1 of 3)
Tulisan ini berlanjut ke: Memberi Makanan Berbuka=Puasa (3 of 3)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...# 

4 comments:

  1. setuju banget memberi makan orang yg berpuasa pahalanya sama dengan orang puasa

    ReplyDelete
  2. hmmm mudah-mudahan masih bisa ketemu ramadhan esok. Aminnnnn

    ReplyDelete
  3. @Timbangan Digital
    kangen juga sama ritual mudiknya...^_^

    ReplyDelete