Mencari Data di Blog Ini :

Friday, July 20, 2012

Memberi Makanan Berbuka=Puasa (3 of 3)

b. Menolak Malapetaka

Di kitab “Tathrîz Riyâdhish Shâlihîn” dan “Dalîlul Fâlihîn li-Thuruqi Riyâdhish Shâlihîn”keduanya syarah (penjelasan) kitab Riyadhus Shalihin—terdapat penjelasan:
إنَّ الصَّدَقَةَ تَدْفَعُ اْلبَلاَءَ
Sesungguhnya sedekah dapat menolak malapetaka.
Ada yang berpendapat bahwa sedekah yang dimaksud di sini bukan sedekah harta benda (shadaqatul mâliyah) tapi non materi misalnya mendamaikan dua orang dengan adil, ucapan baik, langkah menuju tempat shalat dan ibadah-ibadah nafilah lainnya. Namun Syaikh Ibnu ‘Allan—penulis kitab “Dalîlul Fâlihîn li-Thuruqi Riyâdhish Shâlihîn”—juga mencantumkan hal ini ketika menjelaskan hadits tentang perumpamaan orang kikir dan orang yang menginfakkan rezeki di jalan Allah. Banyak pula ulama yang menguraikan bahwa sedekah di sini bersifat umum. Wallâhu a‘lam.

Ada pula ungkapan (maqâlah) yang cukup masyhur tentang sedekah dapat menolak bala, yaitu:
صَدَقَةُ اْلقَلِيْلِ تَدْفَعُ اْلبَلاَءَ الْكَثِيْرَ
Sedekah sedikit dapat menolak banyak malapetaka.
Meskipun ungkapan terakhir bukan hadits, tapi para ulama menjelaskan bahwa makna yang dikandungnya benar.

c. Mempererat Silaturahmi

وَالْيَدُ الْعُلْياَ خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Mulailah dari yang menjadi tanggunganmu (memiliki hubungan kerabat). (HR Ahmad, Baihaqi, Darimi, Muslim, Nasa’i dan Thabrani)
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
Sedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kaum kerabat adalah dua sedekah, satu sedekah dan satu lagi menyambung silaturahmi. (HR Ahmad, Baihaqi, Darimi, Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah, Nasa’i, Thabrani dan Tirmidzi)

d. Menghapus Dosa

Imam Nawawi menulis di kitab beliau “Al-Adzkâr an-Nawawiyyah” sebuah hadits yang menjelaskan bahwa sedekah dapat menghapus kesalahan, noda atau dosa yang pernah kita lakukan.
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api. (HR Tirmidzi)
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh imam-imam hadits lain. Untuk mengetahuinya bisa dicari misalnya di software Maktabah Syamilah. Secara lafazh, semua riwayat sama pada kalimat:
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ
Nah, siapakah yang tak ingin terhapus dosanya?

e. Memadamkan Siksa Kubur

إنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ اْلقُبُوْرِ وإنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ القِيَامَةِ فِيْ ظِلِّ صَدَقَتِهِ
Sedekah memadamkan panasnya siksaan kubur. Sesungguhnya orang mukmin akan mendapat naungan di Hari Kiamat di dalam naungan sedekahnya. (HR Thabrani)
Adakah yang berkeinginan mendapat siksa kubur?
Adakah yang berangan-angan memperoleh siksa kubur?
Adakah yang bermimpi ingin merasakan siksa kubur?
Bila tidak ada, akankah kita abaikan bersedekah?

f. Benteng dari Api Neraka

اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
Bentengilah (jauhkanlah) diri kalian dari neraka, walau dengan sebiji kurma. (Muttafaq ‘alayh)
Siapakah yang mampu bertahan di atas api kompor gas?
Siapakah yang sanggup bertahan di lahar panas gunung berapi?
Jika di kedua kasus tersebut saja tak ada, tentu tak ada yang sanggup menerima pedihnya siksa neraka.
Bila demikian adanya, apa kita tak hendak membuat benteng agar tidak terkena api neraka?

g. Masuk Surga dari Pintu Sedekah

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللهِ نُودِىَ فِي الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا خَيْرٌ. فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ
Orang yang menginfakkan dua harta di jalan Allah, maka akan dipanggil oleh salah satu pintu surga, “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan.” Yang berasal dari golongan yang suka mendirikan shalat, akan dipanggil dari pintu shalat. Yang berasal dari kalangan mujahid, akan dipanggil dari pintu jihad. Yang berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Yang ahli puasa akan dipanggil dari pintu Rayyan.” (Muttafaq ‘alayh. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Muslim)

Sebenarnya masih banyak hadits yang mengupas keutamaan sedekah. Sengaja penulis batasi 7 (tujuh) bahasan tapi sudah mencakup kemaslahatan di kehidupan dunia ini, alam kubur hingga akhirat kelak. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, pertolongan dan rezeki kepada kita semua sehingga kita bisa senantiasa bersedekah, amin.

Daftar Pustaka


Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, asy-Syaikh, “Al-Adzkâr an-Nawawiyyah”
Achmad Faisol, “Muhâsabah (Introspeksi Diri)Apakah Implementasi Keberagamaan (Islam) Kita Ada yang Kurang?!”, Ebook, April 2011/ Jumadal Ula 1432 H
Faishol bin Abdul ‘Aziz Âlu Mubarok, asy-Syaikh, Tathrîz Riyâdhish Shâlihîn 
Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Hâfizh, “Bulûghul Marâm – Min Adillatil Ahkâm”

Software:
Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits

Web site:


Tulisan ini lanjutan dari: Memberi Makanan Berbuka=Puasa (2 of 3)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...# 

0 comments:

Post a Comment