Mencari Data di Blog Ini :

Friday, February 3, 2012

Walau Sedikit, yang Penting Ikhlas?! (3 of 4)

c. Beribadah Demi Meraih Ridha Allah

Kita diajarkan untuk mencintai Allah dan rasul-Nya. Hanya saja kita sering lupa terhadap prinsip ini.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Âli ‘Imrân [3]: 31)
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا ِللهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Tiga perkara, yang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka” (Muttafaq ‘alayh: Bukhari-Muslim)
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian hingga aku lebih dicintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”. (Muttafaq ‘alayh)
Mari kita perhatikan apa yang terjadi bila cinta yang melandasi setiap hal. Kita ambil contoh orangtua yang sangat mencintai anak.
Suatu pagi, sang ayah membeli 4 bungkus nasi pecel untuk dimakan sekeluarga, untuk dirinya, sang istri serta kedua anak tersayang. Karena enak, jatah sang ayah dan ibu dihabiskan oleh kedua anaknya. Adakah sang orang tua akan marah?
Kasus lain. Sepasang suami-istri yang lama belum punya momongan akhirnya dikaruniai buah hati. Tatkala sedang terlelap dibuai semilir hembusan angin, tiba-tiba sang bayi menangis karena ngompol dan haus. Adakah sang ayah/ibu kesal karena terbangun oleh tangisan buah hati mereka?
Bila cinta yang jadi dasar, kita akan berusaha sekuat-kuatnya memberikan yang terbaik yang bisa kita usahakan.
Bila cinta yang melandasi setiap kegiatan, kita tak kan mudah mengomel, kesal apalagi geram.
Bila cinta yang menjadi acuan, kita tak kan mudah menyerah, rasa capek yang mendera juga tak gampang menurunkan asa.
Bila ibadah kita dilandasi cinta (mahabbah), ta‘zhîm akan keagungan Allah (mengagungkan Allah) dan demi menggapai ridha-Nya, insya Allah kita tak akan hitung-hitungan. Segenap waktu, pikiran, tenaga bahkan hembusan nafas senantiasa kita baktikan untuk Allah. Semoga Allah memberi hidayah dan pertolongan kepada kita sehingga kita bisa masuk tingkatan ini, amin.
Ada sebuah pertanyaan, “Mengapa keinginan masuk surga berada di bawah level keinginan meraih cinta dan ridha Allah? Mengapa kebahagiaan menikmati fasilitas surga yang kemewahannya tak terjangkau berada di bawah kebahagiaan bertemu dengan Allah?”
وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS at-Taubah [9]: 72)
Di dalam ayat tersebut, Allah meletakkan kemuliaan ridha Allah lebih tinggi daripada surga-Nya. Keridhaan pemilik surga lebih utama ketimbang surga itu sendiri, bahkan Allah adalah inti dari yang diidamkan para penghuni surga.
Ibarat kita diundang oleh raja yang dikagumi segenap lapisan rakyat, semua kemewahan istana terasa hampa sebelum bertemu sang raja. Pertemuan dengan sang rajalah yang didamba-damba. Contoh ilustrasi lain, bukankah kebahagiaan bersama anak tercinta jauh melebihi kebahagiaan berada di rumah mewah?
إِنَّ اللهَ يَقُولُ لِأَهْلِ الْجَنَّةِ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُونَ لَبَّيْكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ هَلْ رَضِيتُمْ فَيَقُولُونَ وَمَا لَنَا لَا نَرْضَى يَا رَبِّ وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ فَيَقُولُ أَلَا أُعْطِيكُمْ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ فَيَقُولُونَ يَا رَبِّ وَأَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ فَيَقُولُ أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِي فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا
Sesungguhnya Allah berfirman kepada ahli surga, “Wahai ahli surga. Mereka berkata: “Labbaik, ya Tuhan, wa sa’daik. Segala kebaikan ada di dalam kekuasaan Tuhan. Allah berfirman, “Adakah kalian sudah ridha? Mereka menjawab, “Bagaimana kita tidak akan merasa ridha, ya Tuhan kami, sedangkan Engkau telah memberi kami karunia-karunia yang tak pernah Engkau berikan kepada seseorang pun dari makhluk-Mu. Allah berfirman lagi, “Tidakkah kalian suka kalau Aku berikan yang lebih utama lagi dari yang demikian itu? Mereka bertanya, “Apakah yang lebih utama dari yang demikian itu? Allah kemudian berfirman, “Aku menempatkan keridhaanKu pada kalian semua maka Aku tidak akan murka pada kalian setelah itu selama-lamanya. (Muttafaq ‘alayh)
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ - قَالَ - يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ - قَالَ - فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ
Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah berfirman, Maukah kalian kutambah sesuatu?” Mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan menghindarkan kami dari neraka?” Kemudian disingkapkanlah penghalang itu, tidak ada sesuatu yang paling diinginkan melainkan hanya melihat wajah Tuhan mereka. (HR Muslim)

Daftar Pustaka

Achmad Faisol, “Muhâsabah (Introspeksi Diri)Apakah Implementasi Keberagamaan (Islam) Kita Ada yang Kurang?!”, Ebook, April 2011/ Jumadal Ula 1432 H
Misbahus Surur, “Dahsyatnya Shalat Tasbih”, Qultum Media, 2009

Software:
Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits


#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...# 

0 comments:

Post a Comment