Mencari Data di Blog Ini :

Friday, December 3, 2010

Memahami Makna Istighfar (1 of 2)

رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْـبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

Wahai Tuhan hamba, ampunilah hamba, rahmatilah hamba, cukupilah hamba, angkatlah derajat hamba, berilah hamba (kecukupan) rezeki, berilah hamba hidayah, anugerahilah hamba 'afiat (kesehatan yang digunakan untuk hal-hal yang Engkau ridhai), dan maafkanlah segala kesalahan hamba


Demikianlah doa yang senantiasa kita baca ketika duduk di antara dua sujud. Di dalam doa tersebut, terkandung permintaan “ampun” (اغْفِرْ) di awal serta permohonan “maaf” (اعْفُ) di akhir doa. Apa perbedaan “ampun” dan “maaf”?

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak ada perbedaan antara “ampun” dan “maaf”. Berikut ini penjelasannya:

  • am·pun n 1 pembebasan dr tuntutan krn melakukan kesalahan atau kekeliruan; maaf: ia selalu berdoa dan memohon -- atas segala dosa dan kesalahannya; 2 kata yg menyatakan rasa heran kesal: -- , anak ini nakalnya bukan main; 3 cak bukan main: aduh baunya, -- , deh;
    am·puni v maafkan: ya Tuhan, -- lah segala kesalahan dan dosaku;
    meng·am·puni v memberi ampun; memaafkan: ~ kesalahan;
  • ma·af n 1 pembebasan seseorang dr hukuman (tuntutan, denda, dsb) krn suatu kesalahan; ampun: minta --; 2 ungkapan permintaan ampun atau penyesalan: -- , saya datang terlambat; 3 ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu: -- , bolehkah saya bertanya;
    ber·ma·af-ma·af·an v ampun-mengampuni; saling memberi ampun: pd hari Lebaran mereka -;
    me·ma·afi v memberi ampun kpd; mengampuni: sudilah Tuanku - hamba yg hina ini;
    me·ma·af·kan v memberi ampun atas kesalahan dsb; tidak menganggap salah dsb lagi: ia telah - kesalahanku;

Menurut kebiasaan masyarakat, kata “maaf” digunakan kepada sesama manusia, sedangkan kata “ampun” untuk Allah SWT. Hal ini terbukti saat lebaran (Idul Fitri), belum pernah penulis temukan seseorang berkata kepada temannya, “ampuni kesalahanku, ya…” atau “mohon ampun lahir dan batin...” Mungkin bila benar-benar dipraktikkan, sungguh terasa sangat menggelikan :).

Kata ghafara (غفر) yang sering diterjemahkan “mengampuni” asalnya bermakna menutup (ستر). Di kitab Nuzhatul Muttaqîn fî Syarhi Riyâdhish Shâlihîn Bab Taubat—Hadits ke-1/13 (Hadits ke-1 Bab Taubat/Hadits ke-13 Kitab Riyadhush Shalihin) dijelaskan:


وأصل الغفر الستر

Asal makna “ghafara” adalah menutup


Di buku “‘Menyingkap’ Tabir Ilahi – Al-Asmâ’ al-Husnâ dalam Perspektif Al-Qur’an”, M. Quraish Shihab menerangkan 3 sifat Allah yang terambil dari akar kata ini, yaitu:

  • غَافِرْ (Ghâfir)
  • غَفَّارْ (Ghaffâr)
  • غَفُوْر (Ghafûr)

Ibnul ‘Arabi mengemukakan beberapa pendapat meyangkut perbedaan kata-kata tersebut. Ghâfir adalah pelaku. Maksudnya sekadar menetapkan adanya sifat ini kepada sesuatu, tanpa memandang ada/tidaknya yang diampuni atau ditutupi.


Allah adalah Al-Ghaffâr yang salah satu artinya Dia menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan anugerah-Nya.


Perbedaan antara Ghaffâr dan Ghafûr adalah Ghaffâr yang menutupi aib/kesalahan di dunia, sedangkan Ghafûr menutupi aib di akhirat.



Ghafûr dapat juga berarti banyak memberi maghfirah, sedang Ghaffâr mengandung arti banyak dan berulangnya maghfirah serta kesempurnaan dan keluasan cakupannya. Dengan demikan, Ghaffâr lebih dalam dan kuat kandungan makna-Nya dari Ghafûr, dan karena itu pula ada yang berpendapat dapat mencakup orang-orang yang bermohon maupun yang tidak bermohon.


Imam al-Ghazali mengemukakan bahwa Al-Ghaffâr adalah Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan. Dosa-dosa adalah bagian dari sejumlah keburukan yang ditutupi-Nya dengan jalan tidak menampakkannya di dunia serta mengenyampingkan siksa-Nya di akhirat.


Imam al-Ghazali dalam membedakan sifat Al-Ghafûr dan Al-Ghaffâr menulis bahwa keduanya bermakna sama, hanya saja Ghafûr mengandung semacam mubâlaghah (kelebihan penekanan) yang tidak dikandung oleh kata al-Ghaffâr, karena al-Ghaffâr menunjukkan mubâlaghah dalam maghfirah (pengampunan menyeluruh/penutupan yang rapat) disamping berulang-ulang, sedang Ghafûr menunjuk kepada sempurna dan menyeluruhnya sifat tersebut. Allah Ghafûr dalam arti sempurna pengampunan-Nya hingga mencapai puncak tertinggi dalam maghfirah.


Daftar Pustaka:

  • Mushthafa Sa‘id al-Khin, Mushthafa al-Bugha, Muhyiddin Mustu, ‘Ali asy-Syarbaji dan Muhammad Amin Luthfi, asy-Syaikh, “Nuzhatul Muttaqîn fî Syarhi Riyâdhish Shâlihîn”
  • M. Quraish Shihab, Dr, “‘Menyingkap’ Tabir Ilahi – Al-Asmâ’ al-Husnâ dalam Perspektif Al-Qur’an”, Penerbit Lentera Hati, Cetakan VIII : Jumadil Awal 1427 H/September 2006
  • Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga”, Balai Pustaka, Cetakan Ketiga 2005
  • http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Tulisan ini berlanjut ke : Memahami Makna Istighfar (2 of 2)

#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

1 comment:

  1. Lha mana bahasan ttg maaf ('afw)nya?
    Kok jadi Ghaffar sama Ghafur ?

    ReplyDelete