قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابَةِ
“Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (HR Thabrani)
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu dengan buku/kitab.” (HR Qudha‘i)
“Ilmu bagaikan burung sedangkan buku adalah sangkarnya.”
“Cara jitu memahami sesuatu adalah dengan mengajarkan sesuatu itu kepada orang lain.”
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
Sesungguhnya aku diutus menjadi pengajar/pendidik. (HR Darimi dan Ibnu Majah – hadits dha‘if)
Walaupun hadits tersebut dha‘if, tapi Rasulullah saw memang pendidik atau guru bagi para sahabat bahkan keseluruhan ummat Islam karena beliaulah yang mengajar dan membimbing kita menuju kebenaran.
Setiap kita bisa berbagi ilmu walaupun tidak menjadi guru formal yang memang setiap hari mengajar. Apalagi sekarang, teknologi berkembang, kebiasaan pun mengikutinya.
Website, blog, jejaring sosial, mailing list dan SMS adalah media untuk berbagi informasi. Kita bisa memanfaatkan media-media tersebut untuk berbagi ilmu, yang pasti bermanfaat untuk diri kita sendiri maupun sesama.
Sayangnya, seringkali kita hanya suka menulis komentar atau update status. Salahkah? Tidak ada yang salah, asalkan sesuai konvensi dan norma. Namun, mengapa jarang kita gunakan energi untuk menulis hal-hal lain yang lebih bermanfaat?
Menulis itu mudah, terbukti kita bisa menulis komentar atau status.
Menulis itu menyenangkan, terbukti kita sering menulis komentar atau status.
Menulis itu menarik pandangan, terbukti kita suka membaca komentar atau status.
Menulis itu melegakan pikiran karena semua unek-unek telah tertumpahkan.
Menulis sesuatu yang mengandung ilmu/pengetahuan tidak harus menggunakan bahasa kaku dan membosankan.
Seorang Guru Fisika di Sulawesi Barat meminta murid-muridnya membuat laporan praktikum dengan gaya bercerita bak sebuah novel.
Sebuah buku Teknologi Informasi yang pernah penulis baca menggunakan bahasa anak muda yang lagi tren.
Sebuah ebook tentang investasi (keuangan) menggunakan konsep berwisata sehingga terasa ringan dan renyah dibaca.
Para ulama pun banyak yang menulis kitab memakai bait-bait syair (nazham). Dengan demikian isi kitab berupa bait-bait syair, bukan kalimat-kalimat berita/narasi. Berikut ini contoh kitab yang dalam menguraikan pembahasan sang penulis merangkai bait-bait syair:
- Nahwu: ‘Imrîthiy (karya Syeikh Syarafuddin Yahya), Alfiyyah (karya Imam Ibnu Malik)
- Balaghah: Jauharul Maknûn (karya Syaikh Abdurrahman al-Akhdhori),‘Uqûdul Jumân (karya Imam as-Suyuthi)
- Fiqh: Zubad (karya Syeikh Ibnu Ruslan), Al-Farâidul Bahiyyah (karya Sayyid Abu Bakar al-Ahdali al-Yamani asy-Syafi’i), Manzhûmah Bulûghul Marâm (karya Imam Muhammad bin Ismail ash-Shan’ani)
- lmu hadits: Alfiyyah as-Suyûthiy fî ‘Ilmil Hadîts(karya Imam as-Suyuthi), Manzhûmah al-Bayqûniyyah (karya Syaikh Thaha bin Muhammad Al Baiquni)
- Qira’ah: Asy-Syâthibiyyah fil Qirâ’ati as-Sab‘i (karya Imam al-Qasim asy-Syathibi)
- ‘Ulumul Qur’an: Manzhûmah az-Zamzamy fit Tafsîr (karya Syaikh Abdul ‘Aziz)
- Tajwid: Hidâyatush Shibyân fî Tajwîdil Qur’ân (karya Syaikh Sa’id bin Sa’ad an-Nabhan)
- Tauhid: ‘Aqîdatul ‘Awâm (karya Syaikh as-Sayyid al-Marzuqiy)
- Sirah Nabawi: As-Sîrah an-Nabawiyyah Syi‘ran (karya Habib Umar bin Hafidh)
Penulis pernah berpikir, “Andaikan rumus-rumus Fisika, Kimia, Matematika, gramatika (grammar) Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan lainnya diajarkan melalui bait-bait syair seperti kitab Alfiyyah Ibnu Malik, alangkah menyenangkan dan mudah. Betapa hebat para ulama. Beliau-beliau telah memudahkan pengajaran berbagai disiplin ilmu lewat nazham sehingga lebih enak mempelajarinya.”
Daftar Pustaka:
- Eko P. Pratomo, “Berwisata Ke Dunia Reksa Dana” – Halaman Edukasi Reksa Dana, Ebook
- Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits
- http://bataviase.co.id/node/574277, “Guru-Guru Kreatif”
Tulisan ini berlanjut ke : Menulislah, Bagilah Ilmu! (2 of 2)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#
0 comments:
Post a Comment