Mencari Data di Blog Ini :

Friday, April 9, 2010

Meragukan Al-Qur’an? Na‘ûdzubillâh (4 of 8)

Tiada bacaan seperti Al-Qur’an yang pemberitaan-pemberitaan gaibnya telah terbukti nyata. Fir‘aun yang mengejar-ngejar Nabi Musa as, diceritakan dalam QS Yûnus [10]: 92 bahwa badannya diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikut. Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut, karena peristiwa itu telah terjadi sekitar 1200 tahun sebelum masehi. Ternyata, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, seorang ahli purbakala, Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir sebuah mumi. Dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir‘aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa as. Pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat ijin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut mayat Fir‘aun. Yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Qur’an.


فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً وَإِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنْ ءَايٰتِنَا لَغٰـفِلُوْنَ

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS Yûnus [10]: 92)


Tiada bacaan sehebat Al-Qur’an yang telah mengemukakan isyarat-isyarat ilmiah pada zaman yang sama sekali belum mengenal istilah ilmiah. Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur’an dan terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu dan pengetahuan. Beberapa contohnya yaitu:

  • Diisyaratkannya bahwa “Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari” sebagaimana terdapat di QS Yûnus [10]: 5. Di ayat tersebut, untuk matahari digunakan kata dhiyâ’ (bersinar, yang bersumber dari dirinya sendiri), sedangkan untuk bulan kata yang dipakai adalah nûran (bercahaya, yang tidak berasal dari dirinya).

    هُوَ ٱلَّذِيْ جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَـۤاءً وَٱلْقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ ُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ ٱلسِّـنِيْنَ وَٱلْحِسَابِ

    Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (QS Yûnus [10]: 5)

  • Di dalam QS adz-Dzâriyât [51]: 47 berhubungan dengan Teori Expanding Universe (kosmos yang mengembang).
    Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (QS adz-Dzâriyât [51]: 47)

  • QS an-Naml [27]: 88 tentang pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisan-lapisan yang berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama dengan pergerakan awan.
    Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (QS an-Naml [27]: 88)

  • QS Yâsîn [36]: 80 menerangkan tentang zat hijau daun (klorofil), yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan energi.
    yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu (pohon) yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu. (QS Yâsîn [36]: 80)

  • QS Yâsîn [36]: 38 menerangkan bahwa matahari pun juga bergerak mengelilingi pusat galaksi.
    Dan matahari itu beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS Yâsîn [36]: 38)

Tiada bacaan semenakjubkan Al-Qur’an yang keseluruhan isinya adalah kebaikan dan mengundang kekaguman. Dalam ayat-ayatnya terkandung keharmonisan, kesesuaian irama dan keindahan tak terlukiskan. Setiap surah adalah momentum dan pesan khusus yang berbeda dengan surah-surah lainnya. Keajaiban juga tampak dari cara penyajiannya yang dapat menembus tembok jiwa, mengguncangkan hati dan mendominasi wilayah-wilayah yang memengaruhi nurani.


إِنَّا سَمِعْنـَا قُرْءَانًا عَجَبًا

Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur’an yang menakjubkan. (QS al-Jin [72]: 1)

Mengulang-ulang membaca ayat Al-Qur’an menimbulkan penafsiran baru, pengembangan gagasan dan menambah kesucian jiwa serta kesejahteraan batin. Berulang-ulang “membaca” alam raya, membuka tabir rahasianya dan memperluas wawasan serta menambah kesejahteraan lahir. Ayat Al-Qur’an yang kita baca dewasa ini tak sedikit pun berbeda dengan ayat Al-Qur’an yang dibaca Rasul dan generasi terdahulu. Alam raya pun demikian. Namun, pemahaman, penemuan rahasianya serta limpahan kesejahteraan-Nya terus berkembang.


Daftar Pustaka :

  • M. Quraish Shihab, Dr, “‘Membumikan’ Al-Qur’an”, Penerbit Mizan, Cetakan XXX : Dzulhijjah 1427H/Januari 2007
  • M. Quraish Shihab, Dr, “Wawasan Al-Qur’an – Tafsir Maudhu‘i atas Pelbagai Persoalan Umat”, Penerbit Mizan, Cetakan XIX : Muharram 1428H/ Februari 2007

Tulisan ini lanjutan dari : Meragukan Al-Qur’an? Na‘ûdzubillâh (3 of 8)
Tulisan ini berlanjut ke : Meragukan Al-Qur’an? Na‘ûdzubillâh (5 of 8)

#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

2 comments:

  1. ijin copas yawh, thx...

    ReplyDelete
  2. mongg, saudariku dinda... semoga menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bagi kita semua, amin...

    ReplyDelete