Mencari Data di Blog Ini :

Friday, October 23, 2009

Kita Yang Menjaga Diri Sendiri dari Setan? (4 of 5)

Tentang minuman keras, Allah memerintahkan kita sebagai hamba-Nya untuk tidak meminum khamr dan perbuatan durhaka lainnya.


Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib (dengan panah) adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS al-Mâidah [5] : 90)


Marilah kita ingat kembali larangan pemimpin kita, Rasulullah saw. tentang minuman yang memabukkan, termasuk di dalamnya adalah narkoba. Khamr terambil dari kata “khamara” yang menurut pengertian kebahasaan adalah “menutup”. Karena itu, makanan dan minuman yang dapat mengantar kepada tertutupnya akal disebut juga khamr. Semua itu adalah ummu al-khabâits (biang keburukan), yang akan membawa kita melakukan yang dilarang agama.


كُلُّ مُسْـكِرٍ حَرَامٌ وَكُلُّ مُسْـكِرٍ خَمْرٌ

Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua yang memabukkan adalah khamr. (HR Muslim melalui Ibnu Umar)


مَا أَسْـكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِـيْلُهُ حَرَامٌ

Sesuatu yang memabukkan bila banyak, maka sedikit pun tetap haram.
(HR Abu Daud, Tirmidzi dan an-Nasa’i dari Jabir bin Abdullah)


لَعَنَ اللهُ الْخَمْرَ وَشَارِبَهَا وَسَاقِيَهَا وَبَائِعَهَا وَمُبْتَاعَهَا وَعَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُوْلَةَ إِلَيْهِ وَاۤكِلَ ثَمَنِهَا

Allah melaknat siapa yang meminum khamr (arak), menuangkannya untuk orang lain, menjual, membeli (atau membelikan untuk orang lain dengan uang milik orang yang menyuruh), membuat (memproduksi), minta dibuatkan, membawa, dibawakan dan yang memakan harganya (menadahnya). (HR Abu Daud dan Hakim)


الْخَمْرُ أُمُّ الْخَبَائِثِ فَمَنْ شَرِبَهَا لَمْ تُقْبَلْ صَلاَتُهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فَإِنْ مَاتَ وَهِيَ فِيْ بَطْنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِـيَّةً

Khamr adalah biang keburukan. Siapa meminumnya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Siapa meninggal sedangkan di dalam perutnya masih mengandung arak, maka dia mati dalam keadaan Jahiliyah. (HR Thabrani)


Dalam riwayat yang lain, Nabi saw. bersabda :


مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ وَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا
وَإِنْ مَاتَ دَخَلَ النَّارَ فَإِنْ تَابَ تَابَ اللهُ عَلَيْهِ
وَإِنْ عَادَ فَشَرِبَ فَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا
فَإِنْ مَاتَ دَخَلَ النَّارَ فَإِنْ تَابَ تَابَ اللهُ عَلَيْهِ
وَإِنْ عَادَ فَشَرِبَ فَسَكِرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا
فَإِنْ مَاتَ دَخَلَ النَّارَ فَإِنْ تَابَ تَابَ اللهُ عَلَيْهِ
وَإِنْ عَادَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ رَدَغَةِ الْخَبَالِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Siapa yang minum arak hingga mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.
Jika ia mati (sedangkan di dalam perutnya masih mengandung arak), akan masuk neraka. Dan jika ia bertaubat, maka Allah menerima taubatnya.
Jika ia kembali minum hingga mabuk lagi, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.
Jika ia mati, akan masuk neraka. Jika ia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya.
Jika ia kembali minum hingga mabuk lagi, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.
Jika ia mati, akan masuk neraka. Jika ia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya.
Jika ia kembali lagi mabuk, maka sungguh Allah akan menuangkan padanya radghah al-khabal (keringat ahli neraka).
(HR Ibnu Majah)


إِنَّ مَلِكًا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ أَخَذَ رَجُلا فَخَيَّرَهُ بَيْنَ أَنْ يَشْرَبَ الْخَمْرَ، أَوْ يَقْتُلَ صَبِيًّا، أَوْ يَزْنِيَ، أَوْ يَأْكُلَ لَحْمَ الْخِنْزِيْرِ، أَوْ يَقْتُلُوْهُ إِنْ أَبىَ، فَاخْتَارَ أَنَّهُ يَشْرَبُ الْخَمْرَ، وَأَنَّهُ لَمَّا شَرِبَ لَمْ يَمْتَنِعْ مِنْ شَيْئٍ أَراَدُوْهُ مِنْهُ

Seorang pemimpin Bani Israel memanggil seorang lelaki. Ia memberinya pilihan antara minum khamr, membunuh anak lelaki atau memakan daging. Atau orang-orang akan membunuhnya jika ia mengabaikan pilihan itu. Lelaki itu untuk meminum khamr. Selesai ia minum khamr, hal itu ternyata tidak menghalangi sesuatu yang mereka inginkan darinya (ia melakukan semua yang tadi diminta). (HR Thabrani)


Allah juga telah melarang kita untuk tolong-menolong dalam bermaksiat kepada-Nya.


وَتَعَاوَنُوْا عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوٰى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى ٱْلإِثْمِ وَٱلْعُدْوَانِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS al-Mâidah [5] : 2)


Berkumpul dengan orang-orang yang senantiasa melakukan hal yang dilarang agama akan membuat kita secara tak sadar ikut serta di dalamnya, misalnya menggunjing (ghibah). Bagi mereka, menggunjing orang lain ibarat bumbu dapur agar percakapan di antara mereka lebih lama dan lebih seru. Menurut mereka, menggunjing bukanlah sebuah kejahatan, apalagi berdosa. Namun, mereka tidak sadar bahwa lama-kelamaan, sebuah gunjingan akan menyebabkan buruk sangka terhadap orang lain. Mereka akan menyalahkan orang lain atas nasib jelek yang menimpa mereka. Mereka merasa lebih pantas mendapatkan semuanya dibandingkan orang lain. Mereka pun tak segan membuka aib orang lain, termasuk saudara sesama muslim. Bahkan, mereka menjadikan aib sesama sebagai bahan tertawaan. Mereka senang melihat orang lain jatuh dan terpuruk.

Tentang larangan menggunjing, mari kita baca lagi tulisan Membicarakan Orang/Kelompok Lain, Kebiasaan Kitakah? (1 of 2).

Kita memohon pertolongan Allah untuk menjaga diri kita setiap saat. Ketika kemaksiatan di depan mata, bukan hanya akal yang bicara, hawa nafsu pun akan berujar. Banyak orang berakal, namun mengapa banyak pula yang dikalahkan oleh hawa nafsu? Hanya dengan pertolongan Allah-lah kita bisa mengendalikan nafsu kita, agar menjadi nafsu yang mendapat rahmat-Nya; dan tergolong dalam nafsu yang dipanggil untuk menghadap-Nya dalam keadaan ridha dan diridhai. Labid mengingatkan kita dalam bait syairnya :


Dustakanlah nafsu jika kamu berbicara dengannya

Sebab membenarkan nafsu hanya akan melambungkan angan


Agar senantiasa dibantu oleh-Nya, marilah kita bersama-sama berdoa kepada Allah:


اللَّهُمَّ لاَتَكِلْنِيْ إِلىَ نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Ya Allah, jangan Engkau biarkan hamba sendiri (dengan pertimbangan nafsu akal hamba saja), walau sekejap, amin.


Daftar Pustaka :

  • ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Sentuhan Spiritual ‘Aidh al-Qarni (Al-Misk wal-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar)”, Penerbit Al Qalam, Cetakan Pertama : Jumadil Akhir 1427 H/Juli 2006
  • Al-Mundziri, al-Hâfizh, “At-Targhîb wat-Tarhîb”
  • Djamal’uddin Ahmad Al Buny, “Mutu Manikam dari Kitab Al-Hikam (karya Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim Ibnu Athaillah)”, Mutiara Ilmu Surabaya, Cetakan ketiga : 2000
  • Ibnu Hazm al-Andalusi, “Di Bawah Naungan Cinta (Thawqul Hamâmah) – Bagaimana Membangun Puja Puji Cinta Untuk Mengukuhkan Jiwa”, Penerbit Republika, Cetakan V : Maret 2007
  • Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâniy
  • M. Quraish Shihab, Dr, “Wawasan Al-Qur’an – Tafsir Maudhu‘i atas Pelbagai Persoalan Umat”, Penerbit Mizan, Cetakan XIX : Muharram 1428H/ Februari 2007

Tulisan ini lanjutan dari : Kita Yang Menjaga Diri Sendiri dari Setan? (3 of 5)
Tulisan ini berlanjut ke : Kita Yang Menjaga Diri Sendiri dari Setan? (5 of 5)

#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

8 comments:

  1. Semoga mas achmad faisol selalu di beri umur yang panjang dan terus menulis, karena coretan tangan mas achmad faisol betul - betul bermanfaat dan memberi cahaya kepada pembacanya.
    Terimakasih mas faisol.

    ReplyDelete
  2. saudaraku Nanang yg baik,

    terima kasih saya haturkan atas kunjungan dan doa sampean...

    u/ semua doa sampean, amin... doa yg sama terhatur juga u/ sampean, amin...

    semoga blog ini menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bagi kita semua, amin...

    ReplyDelete
  3. 1. Innalhamdalillah. Sesungguhnya segala puji bagi Allah.
    2. ... sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad ... (kutipan dari HR. Muslim)
    3. Siramlah pasir kepada orang yang suka memuji-muji. (al-hadits)
    4. Sesugguhnya pujian dan sanjungan adalah penyembelihan (al-hadits)

    Mengapa ada shalawat yang dikategorikan bid'ah, mungkin karena berisi pujian kepada Nabi.
    Wallahu 'alam.
    Bukan berarti memuji nabi adalah bid'ah. Tetapi Nabi sendiri tidak suka dipuji dan beliau seringkali mengingatkan saat khutbah, yakni Innalhamdalillah.

    Afwan, saya tidak memuji tulisan mas faisol.

    ReplyDelete
  4. saudaraku OdiAswanda yg baik,

    terima kasih saya haturkan atas kunjungan sampean...

    tidak mengapa kita memuji Rasulullah... Memuji makhluk hakikatnya memuji Sang Khaliq yg menciptakannya... Itulah yg dimaksud segala puji bagi Allah...

    Allah pun memuji Rasulullah:
    "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS al-Qalam [68]: 4)

    Bunda Aisyah juga menjelaskan:
    كان خلقه القرآن

    Bukankah penjelasan Bunda Aisyah tsb. scr implisit juga pujian atas akhlak Rasul? Namun, yg harus senantiasa diingat & dipahami adalah setiap pujian hakikatnya memuji Dzat Yang Maha Menciptakan...

    Alhamdulillaah...

    begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...

    ReplyDelete
  5. Mengatakan kebaikan seorang untuk diteladani agar dicontoh oleh yang lain bukanlah puji-pujian yang terlarang, istilahnya bukan pujian basa-basi.
    Tetapi, di dalam konteks al-ahzab 56 tentang sholawat & salam yang sudah ada tuntunannya dari nabi, dan akhlak beliau memang al-quran, maka adanya pujian-pujian atau tawassul menjadikan sholawat & salam menjadi tidak sesuai dengan tuntunan dari nabi.
    Berbeda jika tidak dinamakan sholawat (mendoakan).
    --
    BTW. Berapa kali Nabi diberi peringatan 'keras' oleh Allah?
    - Ali Imran 128. Bukan urusanmu.
    - Abasa 7. Sekali-kali jangan begitu!
    - Tentang Urat leher, cari dulu...lupa.
    - masih ada yang lain?
    Saya sedang mengumpulkan yang begini.

    ReplyDelete
  6. saudaraku OdiAswanda yg baik,

    Rasulullah saw. ditegur Allah dalam rangka penjagaan terhadap beliau... Itu kenapa para Rasul termasuk Rasulullah saw disebut ma'shum...

    Jd, teguran itu bentuk kasih sayang & penjagaan Allah terhadap para rasul-Nya... Nabi Nuh misalnya, pernah juga ditegur oleh Allah:

    QS Hud [11]:45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."

    QS Hud [11]:46. Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."

    QS Hud [11]:47. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."

    Tp itu semua tdk mengurangi derajat beliau2, para Rasul Allah.

    QS al-Ahzab [33]:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

    begitu dulu, saudaraku... senang sekali bisa mendapatkan ilmu dr sampean... senang sekali bisa sharing dg sampean...

    ReplyDelete
  7. saudaraku OdiAswanda yg baik,

    sebagai tambahan, bgmn bila diajukan pertanyaan kpd sampean:

    "Katanya akhlak beliau memang al-Qur'an, masak iya beliau beberapa kali diberi peringatan 'keras' oleh Allah? Bukankah ini kontradiksi...?"

    saudaraku,
    kalau kita menganggap teguran Allah bukan sbg bentuk kasih sayang & penjagaan Allah, maka akan terjadi pertentangan antar ayat2 Al-Qur'an... Di satu sisi, Rasul beberapa kali diberi peringatan keras, di sisi lain, kok beliau dikatakan sbg uswah hasanah & akhlaknya sesuai Al-Qur'an...

    saudaraku,
    Tdk mungkin terjadi pertentangan ayat2 Al-Qur'an...

    QS an-Nisa' [4]:82. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

    jd kesimpulannya,
    semua Rasul Allah ma'shum, dijaga oleh Allah... itu kenapa, teguran dari Allah adalah bentuk penjagaan & kasih sayang Allah... ada kekurangan sedikit saja, langsung diingatkan oleh Allah...

    begitu dulu, saudaraku...

    ReplyDelete
  8. Kadang saya sangat kecewa dengan muslim indonesia yang merasa tahu betul isi alquran tapi seolah - olah perilaku dan pola pikirnya sangat kaku dan kolot..saya minta maaf mengatakan demikian, karna itu pendapat saya. Apa dalam islam tidak dianjurkan untuk mengungkapkan pendapat pikiran dan perasaan dengan jujur?? Apakah dalam ajaran islam kita diajarkan untuk mengatakan yang sebaliknya yang ada dalam pikiran kita??
    Terus terang saya sangat kagum dengan islam mas achmad karena mengajarkan cinta kasih dan kelembutan, bukan berarti terus mlempem tapi sebaliknya, ada kekuatan yang sangat luar biasa..saya tidak bermaksud sama sekali menyesatkan mas achmad dengan pujian2..Dan saya rasa mas achmad cukup intelek dalam menyikapi pujian2 tsb.
    Wassalam..

    ReplyDelete