Mencari Data di Blog Ini :

Friday, August 14, 2009

Shalat Lebih Baik Daripada Tidur, Hanya Senilai itu? (1 of 2)

Seorang teman bertanya, “Pada saat adzan Subuh, ada seruan bahwa shalat lebih baik daripada tidur. Kenapa begitu, ya? Kenapa nilai shalat hanya lebih baik daripada tidur? Kalau begitu, rendah sekali ternyata nilai shalat itu.”


Senang sekali rasanya mengetahui bahwa saat ini semua orang semakin kritis. Hal yang dulu hanya diterima sebagai teori, bahkan sebagian orang mengatakan dogma, saat ini sudah diimplementasikan dalam tataran akal. Alhamdulillâh. Bukankah akal memang diciptakan untuk mengokohkan iman? Namun, jangan lupa, iman harus tertanam dulu, baru kemudian akal menguatkannya.

Sebelum kita bahas pertanyaan tersebut, marilah kita ingat lagi asal mula kalimat adzan seperti yang sering kita dengar, barangkali kita sudah melupakannya. Maklum, bukankah manusia itu tempat salah dan lupa? Setelah itu kita bahas mengapa hanya adzan Subuh yang ada tambahan kalimat tersebut. Terakhir, marilah kita lihat apakah nilai shalat “hanya” lebih baik daripada tidur, seperti kata teman penulis tadi.

Di kitab “Bulûghul Marâm – Min Adillatil Ahkâm” terdapat hadits ke-190 yang menerangkan tentang adzan dan iqamah. Pada masa-masa awah hijrah, kaum muslimin bermusyawarah tentang bagaimana cara memanggil orang untuk shalat berjamaah lima waktu. Ada yang usul agar membunyikan lonceng. Namun pendapat ini tidak disetujui karena cara tersebut digunakan oleh orang Nasrani. Pendapat lain mengusulkan agar ditiup terompet, namun ditolak juga karena cara ini dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Ada yang usul dengan kalimat “ash-Shalâh ash-Shalâh”, dan dipilihlah kalimat ini sebagai seruan untuk shalat. Ada juga riwayat yang menyatakan beberapa kalimat lain untuk ajakan shalat.

Suatu malam Sahabat Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbah ra. bermimpi bertemu seseorang yang mengajarkan cara adzan dan iqamah. Keesokan paginya, Abdullah bin Zaid datang kepada Rasulullah saw. dan menceritakan mimpinya. Rasulullah bersabda,

إِنَّهَا لَرُؤْياَ حَقٍّ

“Sesungguhnya (yang demikian) itu mimpi yang benar.”
(HR Ahmad dan Abu Daud, disahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah)


Dalam riwayat lain diceritakan bahwa Umar bin Khattab juga bermimpi yang sama. Akhirnya adzanlah yang digunakan untuk memanggil umat Islam dalam rangka menunaikan shalat berjamaah. Adzan adalah sebuah seruan yang membahana, menggema di angkasa dan memenuhi seluruh pelosok.

Adapun lafadzh adzan sebagaimana yang kita dengar selama ini. Sedangkan lafazh iqamah, ada perbedaan mengenai jumlah bilangan takbir. Sebuah riwayat dua kali, di riwayat yang lain satu kali. Semuanya benar, jadi tidak perlu diperselisihkan.

Untuk shalat Subuh disunnahkan dua kali adzan. Adzan pertama dikumandangkan sebelum waktu Subuh yang berfungsi membangunkan orang tidur. Adzan kedua ketika sudah masuk waktu Subuh yang berfungsi mengajak orang mengerjakan shalat.

Di kitab “I‘ânah ath-Thâlibîn” terdapat penjelasan tentang tambahan kalimat “Ash-Shalâtu khayrum minan nawm”, yang disebut dengan tatswîb. Sahabat Bilal pernah mengumandangkan adzan Subuh, kemudian dikabarkan kepadanya bahwa Nabi saw. sedang tidur, lalu Bilal menambahkan lafazh :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلصَّـلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

Semoga salam, rahmat dan barakah dari Allah tetap atasmu wahai Nabi. (Pahala) shalat lebih baik daripada (kelezatan) tidur.
Nabi Muhammad saw. bersabda :

اِجْعَلْهُ فىِ تَأْذِيْنِكَ لِلصُّبْحِ

Jadikanlah tatswîb itu pada adzan Subuhmu.

Ada juga yang mengatakan bahwa Bilal menambahnya karena saat itu banyak sahabat yang belum bangun, diakibatkan kelelahan yang sangat sehabis berperang. Wallâhu a‘lam.

Disunnahkan tatswîb sebanyak dua kali setelah hayya ‘alal falâh berdasarkan hadits riwayat Abu Daud dengan jalur perawi yang baik. Hal ini dinyatakan dalam kitab “Syarah al-Muhadzdzab”. Kesunnahan tersebut berlaku untuk adzan sebelum Subuh maupun saat Subuh, meskipun penduduk Mekah menentukan tatswîb ini untuk adzan kedua saja dengan tujuan untuk membedakan dengan adzan pertama.

Apa pun riwayat yang kita jadikan dasar, tidur malam memang begitu nikmat sehabis melakukan aktivitas yang sangat melelahkan. Memang, ada sebagian dari kita yang aktivitasnya tidak terlalu berat, sehingga tidurnya cukup. Namun, sebagian dari kita yang lain mempunyai aktivitas yang sangat padat, sehingga tidur malam adalah jeda untuk melepas penat dan letih. Pada masa Rasulullah, aktivitas harian para sahabat tidak seperti kita, yaitu belajar, bekerja dan bermasyarakat. Kadang kala mereka harus berperang untuk menegakkan agama Allah. Bukankah hal itu sangat menguras tenaga?

Tambahan kalimat tatswîb tercantum juga di kitab “Bulûghul Marâm – Min Adillatil Ahkâm” hadits ke-191 yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Khuzaimah.

اَلصَّـلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

Shalat itu lebih baik daripada tidur.

Adapun cara menjawabnya:

صَـدَقْتَ وَبَرَرْتَ وَاَنَا عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِـدِيْنَ

Engkau benar, engkau telah berbuat baik, dan aku termasuk golongan orang-orang yang menyaksikan.


Daftar Pustaka :

  • A. Hassan, “Tarjamah Bulughul Maram”, Penerbit Diponegoro, Cetakan XXIII, Oktober 1999
  • Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Hâfizh, “Bulûghul Marâm – Min Adillatil Ahkâm”
  • Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâniy
  • Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury, asy-Syaikh, “Sirah Nabawiyah (Ar-Rahîq al-Makhtûm, Bahtsun fî as-Sirah an-Nabawiyyah ‘Alâ Shahibihâ Afdhalish-Shalâti wa as-Salâm)”, Pustaka Al-Kautsar, Cetakan Kelima : Desember 1998
  • Tim PW LTN NU Jatim, “Ahkamul Fuqaha”, Khalista Surabaya, Cetakan ketiga Pebruari 2007

  • Tulisan ini berlanjut ke : Shalat Lebih Baik Daripada Tidur, Hanya Senilai itu? (2 of 2)

    #Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin…#

    4 comments:

    1. Semoga kita semua disadarkan dan diberi kemudahan dalam mempersungguh ibadah masing-masing.. seneng udh bisa mampir kesini lagi - salam hangat dari afrika barat!

      ReplyDelete
    2. saudaraku Ksatrio Wojo Ireng yg baik,

      u/ semua doa sampean, amin...

      terima kasih saya haturkan atas kunjungan sampean ke gubug saya... senang sekali dikunjungi saudara dari jauh...

      sebuah kehormatan bagi saya atas kunjungan sampean...

      ReplyDelete
    3. mengingatkan saya saat menjelang sholat shubuh..
      :)

      ReplyDelete
    4. shalatlah sebelum kita dishalatkan...

      ReplyDelete