Apakah shalat “hanya” lebih baik daripada tidur? Mari kita tanyakan pada diri sendiri. Apabila kita sangat mengantuk karena begitu lelah setelah berbagai aktivitas yang kita lakukan; apakah emas, berlian, perhiasan, uang dan seluruh isi dunia lebih kita pilih daripada tidur? Tentu saja tidak. Hal ini mirip seperti orang yang sedang tenggelam di lautan. Baginya, intan permata tidak ada artinya. Justru ban bekas jauh lebih berharga daripada semua harta kekayaan.
Jadi, shalat tidak hanya lebih baik daripada tidur. Shalat jauh lebih baik daripada seluruh dunia beserta isinya. Shalat mencari kekayaan serta kehidupan hakiki, kenikmatan ukhrawi, surga nan abadi serta perjumpaan dan keridhaan Ilahi Rabbi.
Mengapa bangun untuk melaksanakan shalat Subuh terasa lebih berat? Selain karena kelelahan, ada juga alasan lainnya. Pada saat tidur pulas di waktu malam, setan berusaha untuk meninabobokan kita supaya tetap istirahat. Rasulullah asw. (‘alayhish shalâtu was salâm) bersabda :
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ : يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ، عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْـقَظَ فَذَكَرَ اللهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْـبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْـبَحَ خَبِـيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
Setan akan mengikat ujung kepala kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan setan akan dibisikkan, “Kamu masih memiliki malam panjang, maka tidurlah.” Jika engkau bangun dan mengingat Allah, maka akan terlepaslah ikatanmu yang pertama. Apabila engkau kemudian berwudhu, maka akan terlepaslah ikatan kedua. Dan jika engkau melakukan shalat, maka akan terlepaslah ikatanmu yang ketiga. Jika engkau tidak melakukan ketiga hal itu, niscaya hatimu akan menjadi sesat dan malas. (HR Bukhari dan Muslim)
Berikut ini hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan shalat Subuh, yang memang lebih berat untuk dilaksanakan. Rasulullah saw. bersabda :
يَتَعَاقَبُوْنَ فِيْكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُوْنَ فِيْ صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِيْنَ بَاتُوْا فِيْكُمْ فَيَسْـأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ
Malaikat-malaikat malam hari dan malaikat-malaikat siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar, kemudian malaikat-malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, “Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat, dan kami datangi mereka dalam keadaan mengerjakan shalat pula.” (HR Bukhari, Muslim dan an-Nasa’i)
Jabir bin Abdullah al-Bajalli berkata, “Kami berada di samping Nabi saw. pada suatu malam, maka Nabi melihat bulan purnama sambil berkata,
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لاَتَضَامُّوْنَ فِيْ رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْـتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا
“Kalian akan melihat Tuhan sebagaimana kalian melihat bulan ini, tidak silau karena melihatnya. Maka sebisa mungkin, jangan sampai dikalahkan untuk shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenamnya (Ashar). Cepatlah kamu kerjakan!” (HR Bukhari dan Muslim)
Utsman bin Affan ra. menuturkan, “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda,
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِيْ جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِيْ جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلِ كُلَّهُ
“Siapa yang shalat Isya’ berjamaah, seolah-olah bangun setengah malam (seperti shalat separuh malam). Siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka bagaikan shalat semalam penuh.” (HR Muslim)
Bahkan, Nabi saw. menyatakan bahwa dua rakaat sebelum Subuh (shalat sunnah Qabliyah Subuh) nilainya lebih baik daripada dunia dan semua yang ada di dalamnya.
رَكْعَتَا اْلفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
Dua rakaat shalat sunnah Subuh lebih baik daripada dunia dan semua yang ada di dalamnya. (HR Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)
Maksud hadits tersebut yaitu seandainya kita memiliki semua yang ada di dunia ini kemudian menyedekahkannya, maka nilainya tidak akan sama dengan shalat Qabliyah Subuh. Oleh karena begitu besarnya nilai shalat ini, para ulama menasihatkan agar kita tidak meninggalkannya. Walaupun kita shalat Subuh sendirian di rumah, janganlah kita lupakan shalat sunnah ini.
Kalau keutamaan shalat sunnah Qabliyah Subuh saja seperti itu, bagaimana dengan shalat fardhu Subuh? Tentu kita bisa mengkalkulasi sendiri sebesar apa keutamaannya.
Agar senantiasa bisa berbakti kepada-Nya, marilah kita bersama-sama berdoa kepada Allah :
رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلـٰوةِ وَمِنْ ذُرِيَّتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan keturunanku orang yang mendirikan shalat (sujud menyembah Engkau). Ya Tuhan kami, perkenankanlah permohonan kami ini. (QS Ibrâhîm [14] : 40)
Daftar Pustaka :
- A. Hassan, “Tarjamah Bulughul Maram”, Penerbit Diponegoro, Cetakan XXIII, Oktober 1999
- ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Sentuhan Spiritual ‘Aidh al-Qarni (Al-Misk wal-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar)”, Penerbit Al Qalam, Cetakan Pertama : Jumadil Akhir 1427 H/Juli 2006
- Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Hâfizh, “Bulûghul Marâm – Min Adillatil Ahkâm”
- Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâniy
Tulisan lanjutan dari : Shalat Lebih Baik Daripada Tidur, Hanya Senilai itu? (1 of 2)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin…#
wah betul sekali! Saya tahu sholat lebih baik daripada bobo, teman saya juga sinis dengan hal ini.
ReplyDeleteTerima kasih atas penjelasannya.