Supaya kita senang membaca Al-Qur’an, salah satu caranya adalah membeli mush-haf yang indah dan tulisan Arabnya sejuk dipandang mata. Mata kita beribadah dengan memandang ayat-ayat suci Al-Qur’an. Jenis-jenis khath (kaligrafi Arab) ada beberapa, yaitu naskhi, riq‘ah, rayhani, tsuluts, farisi, diwani, diwani jali dan khawfi. Dengan tulisan yang indah, setidaknya kita akan tertarik, senang dan bahagia untuk senantiasa membuka mush-haf Al-Qur’an al-Karim.
Saat ini, sudah ada mush-haf Al-Qur’an dengan huruf berwarna-warni sesuai hukum ilmu tajwid, misalnya izh-hâr berwarna biru laut, ikhfâ’ hijau daun, ghunnah jingga dan seterusnya termasuk bacaan gharîb. Tentunya hal ini sangat membantu kita dalam rangka membaca dengan baik dan benar.
Membaca Al-Qur’an dapat menyucikan jiwa, memberi tahu kita tuntutan yang harus dilaksanakan dan membangkitkan berbagai nilai yang diinginkan dalam penyucian jiwa.
Membaca Al-Qur’an dapat melenyapkan godaan setan dan bisikan dalam hati untuk melakukan keburukan.
Membaca Al-Qur’an membawa kesembuhan lahir dan batin serta membimbing kita menuju surga.
Membaca Al-Qur’an menyempurnakan fungsi shalat, zakat, puasa dan haji dalam mencapai derajat kehambaan kepada Allah SWT.
Membaca Al-Qur’an menuntut penguasaan yang sempurna mengenai hukum tajwid dan komitmen harian untuk mewiridkannya.
Membaca Al-Qur’an disunnahkan dengan suara yang bagus lagi merdu, sebagaimana sabda Rasulullah saw. :
Saat ini, sudah ada mush-haf Al-Qur’an dengan huruf berwarna-warni sesuai hukum ilmu tajwid, misalnya izh-hâr berwarna biru laut, ikhfâ’ hijau daun, ghunnah jingga dan seterusnya termasuk bacaan gharîb. Tentunya hal ini sangat membantu kita dalam rangka membaca dengan baik dan benar.
Membaca Al-Qur’an dapat menyucikan jiwa, memberi tahu kita tuntutan yang harus dilaksanakan dan membangkitkan berbagai nilai yang diinginkan dalam penyucian jiwa.
Membaca Al-Qur’an dapat melenyapkan godaan setan dan bisikan dalam hati untuk melakukan keburukan.
Membaca Al-Qur’an membawa kesembuhan lahir dan batin serta membimbing kita menuju surga.
Membaca Al-Qur’an menyempurnakan fungsi shalat, zakat, puasa dan haji dalam mencapai derajat kehambaan kepada Allah SWT.
Membaca Al-Qur’an menuntut penguasaan yang sempurna mengenai hukum tajwid dan komitmen harian untuk mewiridkannya.
Membaca Al-Qur’an disunnahkan dengan suara yang bagus lagi merdu, sebagaimana sabda Rasulullah saw. :
زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْـوَاتِكُمْ
Hendaklah kamu sekalian menghiasi Al-Qur’an dengan suara merdu.
(HR Darimi)
حَسِّـنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ، فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حَسَـنًا
Perindahlah Al-Qur’an dengan suaramu. Sesungguhnya suara indah akan menambah keindahan Al-Qur’an.
(HR Darimi, Bukhari dan Muslim)
لِكُلِّ شَيْئٍ حِلْيَةٌ وَحِلْيَةُ الْقُرْآنِ الصَّوْتُ الْحَسَنِ
Setiap sesuatu mempunyai hiasan dan hiasan Al-Qur’an adalah suara indah. (HR adh-Dhiya’ Abdurrazaq dari Anas bin Malik)
Abu Hurairah berkata bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda,
لَمْ يَأْذَنِ اللهُ لِشَيْئٍ مَا أَذِنَ لِلنَّبِيِّ أَنْ يَتَـغَنَّى بِالْقُرْآنِ
“Allah tidak mendengarkan sesuatu sebagaimana mendengarkan seorang Nabi yang membaca Al-Qur’an dengan suara merdu.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Abu Musa al-Asy‘ari berkata bahwa Rasulullah bersabda padanya,
يَا أَبَا مُوْسَى، لَقَدْ أُتِيْتَ مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيْرِ آلِ دَاوُ ُدَ
“Wahai Abu Musa, sungguh Allah telah memberikan padamu tenggorokan sebagaimana tenggorokan Nabi Daud.” (HR Bukhari dan Muslim)
Al-Qur’an berbicara kepada kita tentang tauhid, kemudian beranjak kepada tema shalat. Selesai membahas tema shalat, Al-Qur’an beralih kepada pembicaraan tentang hari akhir, kemudian berpindah ke persoalan jihad; karena Al-Qur’an diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui rahasia langit dan bumi. Para sahabat Rasulullah sangat menginginkan sesuatu yang dapat mendekatkan mereka kepada penghayatan ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu, mereka sangat teduh mendengarkan ayat-ayat itu dilantunkan dengan suara yang indah.
Suara indah memang memesona dan dapat mendatangkan pengaruh yang baik dalam hati, jika suara indah itu melantunkan ayat-ayat Allah yang terang dan pesan-pesan ayat yang agung.
Hati yang senang menikmati suara bagus dan indah, juga merasa santai jika mendengarkannya adalah sesuatu yang tidak bisa diingkari. Anak kecil akan tenang jika mendengar suara yang enak. Bahkan, unta yang berjalan dengan kasar dan berat oleh muatan di punggungnya akan menjadi tenang dan santai jika mendengar suara pengiring unta yang merdu dan lembut.
Imam Malik berkata, “Tidak mengapa jika seorang imam memperindah suaranya saat membaca Al-Qur’an, dan ini bukan perbuatan yang mengada-ada.”
Nabi saw. juga memberikan semangat pada kita untuk senantiasa membaca Al-Qur’an. Dari Aisyah, Rasulullah bersabda,
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السًّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَـعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca Al-Qur’an, (dan) ia mahir, kelak mendapat tempat dalam surga bersama-sama dengan para rasul yang mulia lagi baik. Dan orang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan tampak agak berat lidahnya (belum lancar), ia akan mendapat dua pahala (pahala karena mau belajar dan pahala membaca Al-Qur’an).”
(HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist lain dari Abu Umamah ra., Rasulullah bersabda,
اِقْرَؤُا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَـةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an oleh kamu sekalian, sesungguhnya Al-Qur’an itu akan menjadi syafa‘at/penolong bagi para pembacanya di hari Kiamat.”
(HR Muslim)
Daftar Pustaka :
- ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Nikmatnya Hidangan Al-Qur’an (‘Alâ Mâidati Al-Qur’an)”, Maghfirah Pustaka, Cetakan Kedua : Januari 2006
- M. Misbachul Munir, “325 Contoh Kaligrafi Arab”, Penerbit Apollo, Jumadil Awal 1412H/Nopember 1991
- Sa‘id Hawwa, asy-Syaikh, “Kajian Lengkap Penyucian Jiwa “Tazkiyatun Nafs” (Al-Mustakhlash fi Tazkiyatil Anfus) – Intisari Ihya ‘Ulumuddin”, Pena Pundi Aksara, Cetakan IV : November 2006
- Salim Bahreisy, “Tarjamah Al-lu’lu’ wal-Marjân (karya Syaikh Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi) – Himpunan Hadits Shahih Yang Disepakati Oleh Bukhari dan Muslim – Jilid 1 dan 2”, PT Bina Ilmu
- Salim Bahreisy, “Tarjamah Tanbihul Ghafilin (karya Syaikh Abul Laits as-Samarqandi) – Peringatan Bagi Yang Lupa – Jilid 1 dan 2”, PT Bina Ilmu
Tulisan lanjutan dari : Menerangi Rumah Orang Lain, Rumah Sendiri Gelap (2 of 4)
Tulisan ini berlanjut ke : Menerangi Rumah Orang Lain, Rumah Sendiri Gelap (4 of 4)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin…#
0 comments:
Post a Comment