Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). (QS ath-Thalâq [65]: 3)
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (QS Âli ‘Imrân [3]: 173)
Allah adalah Al-Hasîb (Yang Maha Mencukupi). Imam al-Ghazali menguraikan bahwa Al-Hasîb bermakna, “Dia yang mencukupi siapa yang mengandalkannya.”
Sifat ini tidak dapat disandang kecuali oleh Allah sendiri, karena hanya Allah yang dapat mencukupi, juga diandalkan oleh setiap makhluk. Allah sendiri yang dapat mencukupi semua makhluk, mewujudkan kebutuhan mereka, melanggengkan bahkan menyempurnakannya.
“Jangan duga Anda membutuhkan makanan, minuman, bumi, langit atau matahari, itu berarti Anda membutuhkan selain-Nya. Pada hakikatnya, Dialah Yang Maha Mencukupi itu semua, Yang menciptakan makanan, minuman, bumi, langit dan semuanya,” pesan al-Ghazali.
Jika kita meyakini bahwa Allah adalah Hasîb bagi diri kita, maka kita akan selalu merasa tentram, tidak terusik oleh gangguan dan tidak kecewa oleh kehilangan materi atau kesempatan, karena selalu merasa cukup dengan Al-Hasîb.
Allah adalah Al-Wakîl (Yang Maha Mewakili/Pemelihara). Allah-lah Wakîl yang paling dapat diandalkan karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Menjadikan Allah sebagai Wakîl mengandung maksud menyerahkan kepada-Nya segala persoalan, tentunya setelah usaha penuh kesungguhan.
كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
Setiap saat Dia (Allah) dalam kesibukan. (QS ar-Rahmân [55]: 29)
Allah menurunkan rezeki, menumbuhkan biji tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, memelihara yang ada di darat—laut—udara, menggiring awan, menjalankan angin dan menurunkan hujan.
Allah memberi balasan bagi yang melanggar, menolong orang yang berwali pada-Nya, memelihara yang shaleh, menolong orang susah, membela orang-orang teraniaya, menolong yang miskin, mengasihi yang telah mati, menyembuhkan yang tertimpa musibah, dan mengabulkan yang berdoa.
Allah mengentaskan bencana serta malapetaka, melenyapkan nestapa, menghilangkan resah dan mengampuni dosa.
Allah mengukuhkan janji dan melonggarkannya, mendahulukan dan mengakhirkan, memberi pahala bagi yang taat, menyantuni orang yang khilaf, memaafkan yang salah, menutupi yang berdosa, memberi tangguh (untuk bertaubat) bagi siapa pun yang berbuat maksiat, dan menghancurkan kebatilan serta membela yang benar.
Allah mengetahui segala yang dirahasiakan dari pandangan mata dan tersimpan dalam hati. Allah menyelamatkan dari bahaya, melepaskan belenggu, memberikan penjagaan dari kehancuran, memberikan petunjuk dari kesesatan, memberikan penglihatan, dan Allah memberikan jalan bagi yang kebingungan.
Agar selalu mempunyai keyakinan bahwa cukuplah bagi kita dengan kehadiran-Nya, marilah kita bersama-sama bermunajat kepada Allah:
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلىٰ وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Cukuplah Allah Pelindung kami, Dia sebaik-baik Wakîl yang kami dambakan, dan Dia sebaik-baik Penolong yang kami harapkan.
Daftar Pustaka:
Daftar Pustaka:
- ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Lâ Tahzan – Jangan Bersedih”, Qisthi Press, Cetakan Ketiga puluh enam : Januari 2007
- ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Nikmatnya Hidangan Al-Qur’an (‘Alâ Mâidati Al-Qur’an)”, Maghfirah Pustaka, Cetakan Kedua : Januari 2006
- M. Quraish Shihab, Dr, “‘Menyingkap’ Tabir Ilahi – Al-Asmâ’ al-Husnâ dalam Perspektif Al-Qur’an”, Penerbit Lentera Hati, Cetakan VIII : Jumadil Awal 1427 H/September 2006
- Sa‘id Hawwa, asy-Syaikh, “Kajian Lengkap Penyucian Jiwa “Tazkiyatun Nafs” (Al-Mustakhlash fi Tazkiyatil Anfus) – Intisari Ihya ‘Ulumuddin”, Pena Pundi Aksara, Cetakan IV : November 2006
Tulisan ini lanjutan dari : Yakin Kepada Allah (1 of 2)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#
0 comments:
Post a Comment