Mencari Data di Blog Ini :

Friday, February 25, 2011

Kala Semangat Ibadah Menurun (2 of 2)

3. Bila kita mimpi bertemu Rasulullah saw.


مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَخَيَّلُ بِي
Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (HR Bukhari dan Muslim. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)

Bagaimana bila kita mimpi bertemu Rasulullah saw. dan beliau bertanya tentang keseharian kita? Apa yang akan kita katakan?

Tidakkah kita malu bila kondisi kita malas beribadah?
Tidakkah kita malu jika keadaan kita jauh sekali dari yang beliau harapkan?
Tidakkah kita malu kalau mushaf Al-Qur’an di rumah kita hanya sebagai pajangan?
Tidakkah kita malu jikalau hari demi hari kita lalui tanpa aktivitas berarti?
Tidakkah kita malu?!


4. Berkumpul dengan orang-orang yang punya semangat ibadah tinggi

Ketika baterei melemah, sudah semestinya di-charge. Kita butuh energi untuk menguatkan kondisi keimanan diri, salah satunya berkumpul dengan orang-orang yang memiliki semangat ibadah tinggi.

Tidaklah mengherankan saat berada di masjid kita jadi alim.
Tidaklah mengagetkan jika di pesantren para santri tekun shalat berjamaah.
Tidaklah aneh waktu di ruang kelas siswa-siswi rajin belajar.
Tidaklah memukau saat di sasana seluruh atlet giat berlatih.
Tidaklah mengagumkan kala di padepokan silat semua calon pendekar senantiasa mengolah jurus.

Berkaca pada kejadian nyata, maka berada di tengah-tengah orang/perkumpulan yang semangat ibadahnya tinggi akan mengembalikan energi kita dalam mengabdi kepada Allah.

Berada di tengah-tengah orang/perkumpulan yang semangat ibadahnya tinggi akan membuat kita tahu bahwa ibadah kita masih jauh dari harapan.

Berada di tengah-tengah orang/perkumpulan yang semangat ibadahnya tinggi akan menjadikan diri kita memiliki rasa malu karena ibadah yang tak seberapa.

Berada di tengah-tengah orang/perkumpulan yang semangat ibadahnya tinggi dapat menjadi pelecut semangat, penguat asa dan penjaga stabilitas jiwa dalam beribadah.
الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang mengikuti agama kawannya. Karena itu, lihatlah olehmu siapakah yang menjadi kawannya. (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ قَالُوْا بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الَّذِيْنَ إِذَا رُءُوْا ذُكِرَ اللهُ تَعَالَىَ


Maukah kalian kukabari tentang orang-orang pilihan (terbaik)? Sahabat menjawab, “Tentu, ya Rasulullah.” Beliau lalu berkata, “Yaitu orang-orang yang jika dilihat, diingat (pula) Allah Ta‘âla.” (HR Ahmad. Imam al-Haitsami juga mencantumkannya di “Majma‘ az-Zawâid”)

5. Semua kegiatan diniati ibadah


Rumus sederhana saat semangat ibadah tinggi adalah, “Selain mengerjakan ibadah wajib & amalan sunnah yang istiqamah kita lakukan, sapu (lakukan) semua amal ibadah sunnah yang bisa atau sempat kita kerjakan.”

Adapun ketika semangat ibadah turun yaitu, ”Kerjakan ibadah wajib & amalan sunnah yang istiqamah kita lakukan (menjadi andalan). Misal kita senantiasa shalat Dhuha 2 rakaat setiap hari. Di kondisi apa pun, jangan sampai amalan ini kita tinggalkan.”
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُِئلَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ


Bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya, “Amal apakah yang paling disukai Allah?” Jawab beliau, “Yang paling mudawamah (terus-menerus atau istiqamah) sekalipun sedikit.” (HR Muslim)

Janganlah juga kita lupakan bahwa setiap kegiatan bisa bernilai ibadah, tergantung niat kita. Oleh karena itu, sertakan niat ibadah dalam keseharian.

Bekerja diniati ibadah untuk memberi nafkah keluarga, membeli pakaian untuk shalat, melaksanakan zakat, menunaikan haji dan sebagainya.

Sekolah, kuliah, kursus atau training diniati ibadah guna menuntut ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan orang lain.
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR al-Qudha‘i – hadits hasan)

أَحَبُّ النَّاسِ إِلىَ اللهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat. (HR Thabrani – hadits hasan lighayrih)

Banyak hal, bahkan yang bersifat mubah berubah menjadi ibadah bila disertai niat karena Allah.

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya setiap amal tergantung niat dan Sesungguhnya bagi setiap orang apa yang telah menjadi niatnya. (Muttafaq ‘alayh)

Di kitab Tawdhîhul Ahkâm–syarah Bulughul Maram, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam menerangkan bahwa hadits tentang niat inilah yang menjadi landasan salah satu kaidah fiqh, “Setiap urusan/perkara tergantung maksud/niatnya.”
القاعدة الأولى من القواعد الكبرى: الأمور بمقاصدها
دليلها: قوله صلى الله عليه وسلم: إنما الأعمال بالنيات

Ke-5 tips praktis yang dikemukakan di artikel ini berdasarkan ilmu dan pengalaman penulis. Setiap kita bisa menambahkan tips-tips praktis lainnya, yang mungkin lebih sesuai dan tepat untuk pribadi masing-masing.

Semoga Allah senantiasa menolong dan memberi hidayah kepada kita sehingga kita selalu dalam keadaan berbakti kepada-Nya, amin.



Daftar Pustaka:
  • Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, asy-Syaikh, “Tawdhîhul Ahkâm min Bulûghil Marâm”

  • Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, asy-Syaikh, “Riyâdhush Shâlihîn”

  • ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Sentuhan Spiritual ‘Aidh al-Qarni (Al-Misk wal-‘Anbar fi Khuthabil-Mimbar)”, Penerbit Al Qalam, Cetakan Pertama : Jumadil Akhir 1427 H/Juli 2006

  • Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits

  • Salim Bahreisy, “Tarjamah Riadhus Shalihin I dan II (karya Syaikh Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi)”, PT Alma‘arif

Tulisan ini lanjutan dari : Kala Semangat Ibadah Menurun (1 of 2)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

3 comments:

  1. Kang , gimana supaya bisa istiqomah?

    ReplyDelete
  2. saudaraku Rendah Hati yang baik,

    untuk bisa istiqomah:
    1. memohon pertolongan Allah...
    kita sering merasa ibadah itu atas usaha kita sendiri, ini yang harus diluruskan... Atas pertolongan Allah-lah kita bisa beribadah & istiqomah...

    2. mulai yang kecil-kecil
    almaghfurlah KH. Asrori al-Ishaqi memberi nasihat bila ingin istiqomah tahajud, mulailah dengan shalat qabliyah & ba'diyah...

    jadi, istiqomah yang bisa kita lakukan dulu... nanti lama-kelamaan akan menular ke ibadah lainnya...

    begitu dulu, saudaraku...
    semoga kita senantiasa mendapat hidayah & pertolongan Allah sehingga bisa istiqomah dalam mengabdi kepada-Nya, amin...

    ReplyDelete