Tentang riya’ dan sum‘ah, sungguh kedua penyakit hati itu bisa menghancurkan semua amal baik kita, jika kita melakukan setiap ibadah karena keduanya. Seorang penyair berkata :
Pakaian riya’ menggambarkan apa yang dibaliknya
Jika memakainya, sebenarnya engkau sedang telanjang
Nabi saw. bersabda :
مَنْ سَمَّعَ سُمَّعَ اللهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِ اللهُ بِهِ
Siapa yang berlaku sum‘ah maka akan diperlakukan dengan sum‘ah oleh Allah (diumumkan aib-aibnya di akhirat); dan siapa yang berlaku riya’ maka akan dibalas oleh Allah dengan riya’ (diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya). (HR Bukhari)
Di hadits lain dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallâhu ‘alayhi wasallam bersabda yang artinya:
Pada hari Kiamat, Allah menuju para hamba untuk mengadili mereka yang sedang berlutut. Orang pertama kali yang dipanggil adalah orang yang mengumpulkan Al-Qur’an, orang yang berjihad di jalan Allah, dan orang yang banyak hartanya. Allah berfirman kepada yang membaca Al-Qur’an,
“Tidakkah sudah Kuajari apa yang Kuturunkan untuk Rasul-Ku?”
Dia menjawab, “Iya, Tuhanku.”
Allah berfirman, “Apa yang kau amalkan dari yang kau ketahui?”
Dia menjawab, “Aku melaksanakannya sepanjang malam dan siang hari.”
Maka, Allah berfirman kepadanya, “Kau bohong.”
Malaikat berkata, “Kau bohong.”
Allah berfirman, “Kamu hanya ingin dikatakan bahwa fulan itu pembaca (Al-Qur’an), dan itu telah dikatakan.”
Kemudian didatangkanlah orang yang mempunyai harta dan Allah berfirman kepadanya,
“Bukankah Kami telah melapangkanmu hingga kau tidak memerlukan bantuan orang lain?”
Dia menjawab, “Benar Tuhanku.”
Allah berfirman, “Jadi apa yang kau amalkan dengan yang Kuberi?”
Dia menjawab, “Aku menyambung silaturrahim dan bersedekah.”
Maka Allah berfirman, “Kau bohong.”
Dan malaikat mengatakan, “Kau bohong.”
Allah berfirman, “Kamu hanya ingin dikatakan bahwa fulan itu dermawan, dan itu telah dikatakan.”
Setelah itu didatangkanlah orang yang berjihad di jalan Allah dan Allah berfirman kepadanya,
“Mengapa kau berjihad?”
Dia menjawab, “Aku diperintahkan untuk berjihad di jalan-Mu, aku pun membunuh hingga aku terbunuh.”
Maka Allah berfirman, “Kau bohong.”
Dan malaikat mengatakan, “Kau bohong.”
Allah berfirman, “Kamu hanya ingin dikatakan bahwa fulan itu pemberani, dan itu telah dilakukan.”
Hai Abu Hurairah, ketiga orang itu ciptaan Allah yang pertama kali disengat api neraka pada hari Kiamat. (HR Tirmidzi)
Allah SWT juga mengingatkan kita dalam firman-Nya yang terjemahnya:
Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
(QS Hûd [11] : 15-16)
Marilah kita instropeksi diri. Sudah cukupkah tiram mutiara yang kita peroleh, dan tidak ada yang tumpah? Sehingga bila suatu saat kita harus muncul ke permukaan menemui Pencipta kita, Allah SWT, Beliau ridha menerima kita. Hatim, seorang penyair berkata :
Ketahuilah, sesungguhnya harta itu akan pergi dan sirna
Yang tersisa dari harta itu hanyalah pembicaraan dan kenangan
Ketahuilah, kekayaan itu tidak ada faedahnya bagi seseorang
Yakni kala napas di tenggorokan dan dada tak lagi mampu memuat
Daftar Pustaka :
- ‘Aidh al-Qarni, Dr, “Lâ Tahzan – Jangan Bersedih”, Qisthi Press, Cetakan Ketiga puluh enam : Januari 2007
- Sayyid M. Nuh, Dr, “Penyebab Gagalnya Dakwah (Âfâtun ‘Alâ ath-Tharîq) – Jilid 1 dan 2”, Gema Insani Press
Tulisan ini lanjutan dari : Buat Apa Kita Hidup? (3 of 4)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#
0 comments:
Post a Comment