Mencari Data di Blog Ini :

Friday, November 27, 2009

Shalat Rajin Tapi Malas Bekerja (1 of 3)

Penulis pernah ditanya dengan nada yang kurang enak didengar, “Nama Anda kan Islami. Nah, menurut Anda, orang yang rajin shalat dibandingkan yang tidak, kalau bekerja lebih bagus mana?”


Kembali ke prinsip dasar, kita harus menjaga diri kita lebih dahulu. Jadi, janganlah kita menyalahkan orang lain atas kesalahpahaman atau kurangnya pengertian mereka. Ternyata, di perusahaan, memang ada orang yang rajin shalat tapi malas bekerja. Bahkan, dengan alasan melaksanakan ibadah, kerja jadi tidak produktif. Mereka memperpanjang dzikir, baca Al-Qur’an dan shalat sunnah dengan mengambil waktu jam kerja, sehingga perusahaan dirugikan. Apalagi ketika puasa Ramadhan, banyak yang bermalas-malas bahkan tidur ketika waktunya bekerja. Alasannya, ada nasihat bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.


Sebenarnya, waktu untuk ibadah telah disediakan oleh perusahaan. Semua itu atas dasar kesepakatan bersama, tidak saling merugikan (win-win solution). Kesepakatan itulah yang harus ditaati.


Kalau kita mengerjakan amalan sunnah ketika seharusnya kita bekerja, sehingga perusahaan dirugikan; itu berarti kita telah berbuat zhalim, menempatkan sesuatu tidak pada semestinya. Jika kita ingin melakukan amalan-amalan nafilah seperti itu dengan sebebas-bebasnya, maka janganlah bekerja di perusahaan. Semestinya kita berwira usaha, menjadi seorang entrepreneur. Dengannya, kita bisa melaksanakan ibadah seperti yang kita inginkan, tanpa menzhalimi orang lain.


Abul Laits as-Samarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda,


مَنْ كَانَتْ ِلأَخِيْهِ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ مِنْ عِرْضٍ اَوْمَالٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ يُؤْخَذَ مِنْهُ يَوْمَ لاَدِيْنَارَ وَلاَدِرْهَمَ فَإِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَاِلحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَمَلٌ أُخِذَ مِنْ سَـيِّئَاتِهِ فَحُمِلَتْ عَلَيْهِ

“Siapa yang merasa berbuat zhalim terhadap saudaranya berupa kehormatan atau harta, hendaklah meminta halalnya sekarang juga, sebelum dituntut pada hari yang tidak ada dinar atau dirham (uang emas atau perak). Maka jika ia mempunyai amal shaleh, diambil menurut kadar kezhalimannya. Bila tidak mempunyai amal shaleh, maka diambilkan dari kejahatan orang itu (yang dizhalimi) untuk dipikulkan kepadanya.”


Larangan zhalim terhadap manusia ditegaskan lagi dengan sabda Rasulullah asw. :


اِتَّقُـوْا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيـَامَةِ

Takutlah kamu untuk berbuat zhalim, karena perbuatan zhalim itu merupakan kegelapan di hari Kiamat. (HR Muslim dan Ahmad)


لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوْقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادُ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ

Sungguh pasti semua hak akan dikembalikan pada yang berhak pada hari Kiamat, hingga kambing yang tidak bertanduk diberi hak (kesempatan) membalas pada kambing yang bertanduk. (HR Muslim)


Diriwayatkan dari Said bin Zaid ra bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda,


مَنْ ظَلَمَ مِنَ اْلأَرْضِ شَـيْئًا طُوِّّقَهُ مِنْ سَـبْعِ أَرْضِيْنَ

“Siapa pun yang merampas tanah milik orang lain secara zhalim, maka lehernya akan ditelikung (dililit) dengan tujuh (lapis) bumi (pada hari Kiamat).” (HR Bukhari)


Ja‘far bin Muhammad berkata, “Orang hina adalah orang yang melakukan kezhaliman.”

Berbuat zhalim terhadap orang lain termasuk perbuatan mungkar. Lupakah kita bahwa shalat dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar? Apakah itu tidak berarti bahwa shalat kita ada yang kurang? Marilah kita bersama-sama introspeksi diri. Allah SWT berfirman :


إِنَّ ٱلصَّلـٰوةَ تَنْهٰى عَنِ ٱلْفَحْشَـۤاءِ وَٱلمْنُـْكَرِ

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (QS al-‘Ankabût [29] : 45)


Daftar Pustaka :

  • Salim Bahreisy, “Tarjamah Tanbihul Ghafilin (karya Syaikh Abul Laits as-Samarqandi) – Peringatan Bagi Yang Lupa – Jilid 1 dan 2”, PT Bina Ilmu


Tulisan ini berlanjut ke : Shalat Rajin Tapi Malas Bekerja (2 of 3)

#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#

0 comments:

Post a Comment