b. Ucapan Salam dan Jawabannya
Yang paling utama dalam bersalam ialah mengucapkan:
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya terlimpah atas kamu sekalian.
Walaupun kita mengucapkan salam hanya kepada satu orang, tetaplah menggunakan dhamir jamak (kata ganti orang kedua banyak). Ucapan tersebut sama, baik untuk laki-laki maupun perempuan, tidak ada tambahan apa pun meskipun salam ditujukan untuk perempuan. Menambah salam dengan kata wa‘alaykunna setelah as-salâmu ‘alaykum tidak diperkenankan karena tidak sesuai dengan yang warid (berlaku) dari Nabi saw. Apabila ditulis dalam teks Arab, salam yang tidak diperkenankan itu adalah:
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكُمْ وَعَلَيْكُنَّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kita juga kurang dianjurkan mengucapkan salam dengan kata ganti orang kedua tunggal sehingga ucapan salamnya berbunyi:
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tentang pahala mengucapkan salam, tergantung pada kalimat yang diucapkan, yaitu:
• Sepuluh pahala
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكُمْ
• Dua puluh pahala
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
• Tiga puluh pahala
اَلسَّلاَمُ َعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Demikian penjelasannya sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Darimi, Abu Daud dan Tirmidzi melalui Imran bin Husain.
Sedangkan cara menjawabnya minimal sama seperti yang mengucapkan salam, lebih sempurna lebih baik. Adapun jenis-jenis jawaban untuk masing-masing salam yaitu:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dan semoga keselamatan, rahmat Allah serta berkah-Nya terlimpah pula kepada kalian.
c. Menjawab Titipan Salam
Tentang mendapat salam dari teman lewat seseorang, hal ini diterangkan dalam kisah berikut ini. Siti Aisyah ra. menceritakan bahwa suatu saat Rasulullah memberitahunya bahwa Malaikat Jibril mengirimkan salam kepadanya,
هٰـذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ، قاَلَتْ: قُلْتُ: وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Ini adalah Jibril membacakan salamnya buat kamu.” Siti Aisyah ra. melanjutkan kisahnya, “Lalu aku berkata, ‘Dan semoga pula keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya terlimpah atasnya’.” (HR Bukhari dan Muslim)
Mengirim salam untuk orang lain sunnah hukumnya, dan orang yang dititipi wajib menyampaikannya. Bagi yang menerima wajib menjawabnya seketika. Misal teman kita berkata, “Si Fulan menitipkan salamnya buatmu,” maka kita wajib menjawab,
وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dan semoga keselamatan, rahmat Allah serta berkah-Nya terlimpah pula atasnya (laki-laki).
Bila pengirim salam adalah perempuan, maka dhomir (kata ganti)-nya diganti perempuan, menjadi:
وَعَلَيْهَا السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dan semoga keselamatan, rahmat Allah serta berkah-Nya terlimpah pula atasnya (perempuan).
Disunnahkan menjawab salam untuk orang yang menyampaikan juga, sehingga menjadi:
وَعَلَيْكُمْ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Dan semoga keselamatan, rahmat Allah serta berkah-Nya terlimpah pula atasnya dan kamu sekalian.
Jadi, tidak seperti kebiasaan kita saat ini, yaitu menjawab titipan salam dari seseorang dengan jawaban standar, berupa kalimat:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
d. Mengucapkan Salam Tiga Kali
Terkadang, ketika akan memulai ceramah, seorang muballigh mengucapkan salam sebanyak tiga kali. Salah satu alasannya, bila ada yang belum menjawab (karena termasuk fardhu kifayah), diharapkan menjawab pada salam berikutnya. Apa yang dilakukan oleh da‘i ini memang pernah dilakukan oleh Rasulullah. Sahabat Anas ra. berkata:
أَنَّ النَبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا تَكَـلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا حَتَّى تُفْهَمُ عَنْهُ، وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثًا
Seseungguhnya Nabi saw. jika mengatakan suatu kalimat, diulanginya tiga kali hingga dimengerti oleh pendengarnya. Demikian pula jika mendatangi suatu kaum, beliau mengulangi salam kepada mereka sampai tiga kali. (HR Bukhari)
Daftar Pustaka:
- Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, asy-Syaikh, “Al-Adzkâr an-Nawawiyyah”
- Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, asy-Syaikh, “Riyâdhush Shâlihîn”
- Maktabah Syamilah al-Ishdâr ats-Tsâlits
- Salim Bahreisy, “Tarjamah Riadhus Shalihin I dan II (karya Syaikh Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi)”, PT Alma‘arif
- Zeid Husein Alhamid, “Terjemah Al-Adzkar Annawawi (Intisari Ibadah dan Amal)”, Cetakan Pertama : Pebruari 1994/Sya‘ban 1414
Tulisan ini lanjutan dari : Ucapan Salam di Akhir Shalat, Haruskah Dijawab? (2 of 4)
Tulisan ini berlanjut ke : Ucapan Salam di Akhir Shalat, Haruskah Dijawab? (4 of 4)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#
0 comments:
Post a Comment