Bulan
Ramadhan adalah bulan penuh rahmat.
Bulan
Ramadhan adalah bulan penuh berkah.
Bulan
Ramadhan adalah bulan penuh ampunan.
Bulan
Ramadhan adalah bulan berlipatgandanya pahala.
Bulan
Ramadhan adalah tuan semua bulan (sayyid asy-syuhûr).
Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga ibadah apa pun termasuk sedekah
sangat dianjurkan.
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ
جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ
الْمُرْسَلَةِ
Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Puncak kedermawanan beliau adalah pada bulan Ramadhan ketika Jibril as menemui beliau dan Jibril as menemui beliau setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah saw lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang bertiup (Muttafaq ‘alayh. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)
Di kitab “Al-Jâmi‘
ash-Shaghîr” Imam Jalaluddin as-Suyuthi mencantumkan sebuah
hadits berikut ini:
أَفْضَلُ
الصَّدَقَةِ فِيْ رَمَضَانَ
Sebaik-baik
sedekah adalah di bulan Ramadhan.
Menurut
Syaikh Albani, hadits tersebut dha’if tapi tidak sampai munkar, matrûk (semi palsu) apalagi mawdhû‘
(palsu). Untuk
motivasi ibadah, hadits dengan derajat seperti hadits di atas boleh dijadikan
rujukan. Demikian pendapat para ulama. Wallâhu a‘lam.
Imam Ibnu Hajar al-Haitami menulis di kitab beliau “Al-Inâfah
fî mâ Jâ’a fish-Shadaqati wadh-Dhiyâfah” bahwa Imam Syafi’i dan
ulama-ulama pengikut beliau menganjurkan memperbanyak shadaqah di bulan
Ramadhan terutama di sepuluh hari terakhir. Hal ini bukan berarti tak
dianjurkan memperbanyak sedekah di luar Ramadhan, hanya saja di bulan suci ini
lebih diperbanyak lagi.
Lantas, apa keutamaan
sedekah di bulan Ramadhan?
Penulis akan membahas
beberapa keutamaan sedekah yang berlaku umum, baik di dalam maupun luar
Ramadhan. Secara garis besar bisa dikatakan bahwa keutamaan sedekah menjadi
lebih besar di bulan Ramadhan karena keagungan bulan puasa ini.
Apa definisi “berkah”? Imam Nawawi menjelaskan di Syarah Muslim arti berkah (barakah) sebagai berikut:
وأصل
البركة كثرة الخير وثبوته
Asal
makna barakah adalah kebaikan yang berlimpah dan tetap (abadi).
Adapun di kamus al-Mu‘jam
al-Wasîth diuraikan:
( البركة ) النماء والزيادة والسعادة
Barakah berarti pertumbuhan, pertambahan (perkembangan)
dan kebahagiaan (keberuntungan).
Tentang keberkahan harta
karena sedekah, di sebuah hadits Rasulullah Muhammad saw bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ
مِنْ مَالٍ
Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. (HR Muslim)
Imam Nawawi menerangkan bahwa maksud hadits ini
mencakup 2 (dua) hal, yaitu:
- Harta
menjadi berkah (membuat kita bahagia serta semakin dekat kepada Allah) dan
terhindar dari mara bahaya. Dengan demikian pengurangan nominal harta
menjadi tergantikan oleh berkah yang “tersembunyi” (abstrak).
- Walaupun
secara nominal harta berkurang, tapi tertutupi oleh pahala yang didapat
dan berlipat ganda.
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ
وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ
أَجْرٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang
yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada
mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS al-Hadîd [57]: 18)
مَثَلُ الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ
فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS al-Baqarah [2]: 261]
Timbul pertanyaan, “Apa bisa jumlah nominal harta kita justru bertambah
dengan bersedekah?”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللهُ أَنْفِقْ يَا
ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Dari Sahabat Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku akan memberi infak kepadamu.’” (Muttafaq ‘alayh: Bukhari-Muslim. Adapun lafazh hadits menurut riwayat Imam Bukhari)
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ
إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Tidak ada hari pun yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, sala satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfak.” Sedangkan (malaikat) lainnya berdoa, “Ya Allah berikanlah kebangkrutan kepada orang yang menahan hartanya (kikir).” (Muttafaq ‘alayh)
Di kitab “Majma‘ az-Zawâid”—karya Imam al-Haitsami—bab Harta Tidak
Berkurang Sebab Sedekah, terdapat
sebuah hadits:
وَتَصَدَّقُوْا فَإِنَّهُ
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَلَكِنْ تَزِيْدَ فِيْهِ
Bersedekahlah, karena harta tidak akan
berkurang dengan sedekah, tetapi malah bertambah. (HR al-Bazzar—hadits dha’if)
Dari definisi “berkah”, hadits-hadits
seputar keutamaan bersedekah serta beberapa kenyataan di lapangan, ada ulama
yang menjelaskan bahwa keberkahan harta insya Allah juga mencakup bertambahnya
nominal harta. Allah Maha Kuasa untuk menambah rezeki kita dari sebab apa pun
termasuk dari arah yang tak kita duga.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
(QS ath-Thalâq [65]: 3)
Namun, kita tetap tidak
boleh melupakan bahwa harta bukan hanya berwujud uang, perhiasan, kendaraan
atau hal-hal bersifat materi lainnya. Kesehatan, bertambahnya ilmu, teman, keluarga
dan banyak hal non materi juga termasuk harta yang sangat bernilai. Wallâhu
a‘lam.
Daftar Pustaka
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, asy-Syaikh, “Al-Adzkâr an-Nawawiyyah”
Achmad Faisol, “Muhâsabah (Introspeksi Diri)—Apakah Implementasi
Keberagamaan (Islam) Kita Ada yang Kurang?!”, Ebook, April 2011/ Jumadal Ula 1432 H
Faishol bin Abdul ‘Aziz Âlu Mubarok, asy-Syaikh, “Tathrîz Riyâdhish Shâlihîn”
Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Hâfizh, “Bulûghul
Marâm – Min
Adillatil Ahkâm”
Software:
Maktabah
Syamilah al-Ishdâr
ats-Tsâlits
Web
site:
http://muslim.or.id/ramadhan/dahsyatnya-sedekah-di-bulan-ramadhan.html,
“Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan”
Tulisan
ini lanjutan dari: Memberi
Makanan Berbuka=Puasa (1 of 3)
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati
semua umat Islam, amin...#
setuju banget memberi makan orang yg berpuasa pahalanya sama dengan orang puasa
ReplyDeletehmmm mudah-mudahan masih bisa ketemu ramadhan esok. Aminnnnn
ReplyDeleteKangen sama Ramadhan..huhuhu
ReplyDelete@Timbangan Digital
ReplyDeletekangen juga sama ritual mudiknya...^_^