Pada waktu duduk di bangku SMAN 16 Surabaya, penulis pernah bertanya pada diri sendiri :
- Mengapa Allah tidak mewujudkan pahala berupa harta? Kenapa harus menunggu Hari Akhirat? Allah kan Maha Kuasa (Al-Qâdir), Maha Kaya (Al-Ghaniyy) dan Maha Pengasih (Ar-Rahmân).
- Tidakkah lebih enak dan bersemangat bila setelah shalat, di hadapan kita langsung terbentang untaian mutiara sebagai ganjaran shalat kita?
- Bukankah asa untuk beramal akan meningkat kalau kita sedekah Rp 10.000,- maka serta merta kita mendapat balasan Rp 100.000,- (bila dilipatgandakan 10x) sampai dengan Rp 7.000.000,- (bila diganjar 700x) bahkan lebih?
Hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Baqarah [2] : 261) - Kalau kita waqaf untuk masjid, otomatis menjadi istana megah yang menjulang tinggi serta bertahtakan intan, berlian, zamrud dan yaqut.
- Jika kita mendapat cobaan misalnya sakit, maka setelah sembuh, Allah langsung memberi kita hadiah mobil BMW, Mercy, Ferrari dan Rolls-Royce. Andaikata seperti ini yang kita alami, insya Allah kita akan senantiasa sabar dalam menghadapi dan menjalani segala bentuk cobaan.
- Tatkala seorang anak berbakti kepada orang tuanya, serta merta semua nilai ujiannya mendapat nilai 100 bagi pelajar/mahasiswa dan menerima penghargaan, baik award (piagam/sertifikat) maupun reward (uang/emas batangan).
- Bagi pelajar/mahasiswa/santri, setelah belajar ilmu apa pun, karena diniati ibadah, maka Allah langsung menyediakan segebok (setumpuk) uang di hadapannya.
- Ketika seorang istri taat kepada suaminya, secara kontan Allah memberi karunia berupa sutra, perhiasan dan kemewahan lainnya.
- Selain itu, nanti di akhirat tetap mendapat surga. Amboi, betapa nikmatnya !
Mungkin pertanyaan itu bisa dikatakan agak mirip dengan slogan anak muda sekarang, “Kecil manja, muda foya-foya, tua kaya-raya dan mati masuk surga.”
Lama sekali penulis mencari jawaban yang bisa memuaskan diri (bukan hanya teoritis, karena anak muda butuh yang masuk akal juga). Penulis mengaji kitab, membaca buku, mendengarkan ceramah, seminar, konsultasi tentang keislaman dan bertanya dari berbagai sumber. Setelah bertahun-tahun, berikut ini jawaban yang menurut penulis bisa memuaskan, baik dari segi ilmu maupun akal :
- Syaikh Ibnu Athaillah menerangkan bahwa jika pahala diberikan Allah dalam wujud uang, permata, mobil, saham, obligasi dan sejenisnya, maka dunia tidak akan mampu menampung seluruh pahala yang ada. Dunia ini terlalu sempit untuk menampung semua ganjaran tersebut. Itu kenapa akhirat—yang seluas langit dan bumi—dipilih sebagai tempat membalas semua ibadah yang kita lakukan.
- Syaikh Ahmad Athaillah berkata lagi, “Demikian juga karena Allah menyayangi kita, sehingga tidak memberi hasil jerih payah kita di tempat yang tidak kekal ini.”
- M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa jika pahala diberikan Allah di dunia dalam wujud harta kekayaan, maka Allah sungguh tidak adil. Kenapa? Karena Allah memberikan ganjaran yang bersifat fana (tidak kekal). Uang bisa habis dibelanjakan, rusak, hilang bahkan dicuri atau dirampok orang. Sedangkan balasan berupa surga berlaku abadi—selama-lamanya. Itulah bukti bahwa Allah Maha Penyayang (Ar-Rahîm) dan Maha Adil (Al-‘Adl).
Bukankah kita ingin agar yang kita miliki tidak hilang/musnah? Bukankah sifat dasar manusia adalah menginginkan kepemilikan tetap bahkan selama-lamanya? Itulah kenapa baru di surga semua balasan diberikan.
- Kalau diinginkan agar di dunia mendapat balasan uang atau perhiasan, sedangkan di akhirat tetap mendapat surga, berarti dunia bukanlah ujian. Padahal, dunia diciptakan sebagai ladang (kebun atau sawah) untuk ditanam, yang dipanen di akhirat kelak.
ٱلَّذِيْ خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS al-Mulk [67] : 2)
Abu Bakar Muhammad bin Ali al-Kattani mengatakan, “Dunia diciptakan agar manusia menerima cobaan, dan akhirat diciptakan agar manusia bertakwa.”
Dan, bila tidak ada ujian di dunia ini, sungguh manusia bertabiat mudah bosan dan jenuh serta mendambakan tantangan dan persaingan. Misalkan di sekolah atau kuliah tidak ada ujian. Yang pandai maupun yang bodoh, rajin atau malas, cerdas maupun tidak; semuanya diperlakukan sama yaitu mendapat nilai 100 dan lulus 100%. Apakah itu sebuah keadilan dan bentuk kasih sayang? Pastilah banyak yang akan protes.
- Semua ibadah yang kita lakukan, sebenarnya untuk diri kita sendiri, bukan untuk kepentingan Allah.
Syaikh Ahmad Ibnu Athaillah berpesan, “Ketaatanmu tidak bermanfaat bagi Allah, dan kemaksiatanmu tidak membahayakan-Nya. Sesungguhnya Allah memerintahmu berbuat taat, dan melarangmu berbuat maksiat, karena setiap perbuatan kembalinya kepadamu juga.”
Dalam pesannya yang lain, Ibnu Athaillah menuturkan, “Tidaklah bertambah kemuliaan Allah karena orang yang datang membawa ketaatan, dan tidak mengurangi kemuliaan Allah orang yang menjauhkan diri dan berpaling dari-Nya.”
Andaikata semua makhluk bertakwa kepada Allah, itu semua tidak akan menambah sedikit pun keagungan-Nya. Jika seluruh alam semesta durhaka kepada-Nya, hal itu juga tidak akan mengurangi sedikit pun dari kekuasaan-Nya. Kalau Allah menginginkan, maka Allah Maha Kuasa menjadikan manusia umat yang satu dan semuanya bertakwa.
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (QS Yûnus [10] : 99)
Sekiranya Allah menghendaki, kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (QS al-Mâidah [5] : 48)
- Kalau pahala diwujudkan di dunia ini dalam bentuk harta, maka dosa pun harus diwujudkan. Itulah yang disebut adil.
Allah akan membalas perbuatan dosa saat pertama kali kita melakukannya. Bukankah sungguh berat hidup seperti itu? Semua aib akan terbuka. Padahal, tidak mungkin manusia tidak berbuat dosa, karena ada hawa nafsu dan bujukan setan. Kecuali Nabi tentunya, yang memang terjaga dari kesalahan atau dosa (ma‘shûm). Namun, karena rahmat-Nya, Allah membiarkannya beberapa waktu, dengan harapan kita akan bertaubat dan kembali, juga agar kita malu kepada-Nya. Rasulullah bersabda :
كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّائُوْنَ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ الْمُسْـتَغْفِرُوْنَ
Setiap manusia melakukan kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat dan memohon ampun (istighfar). (HR Tirmidzi)
لمَـَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فىِ كِتَابِهِ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ، إِنَّ رَحْمَتِيْ غَلَبَتْ غَضَبِيْ
Ketika Allah telah selesai mencipta semua makhluk, maka Allah menulis dalam ketetapannya yang ada di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan amarah-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim)
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman jiwa-Nya, jika kalian tidak berdosa pasti Allah akan mencabut kalian dan mendatangkan kaum yang berdosa hingga mereka memohon ampunan Allah, lalu Dia pun mengampuni mereka. (HR Muslim)
Pertanyaan selanjutnya adalah, “Mengapa kita masih didera rasa malas untuk beribadah?” Misalnya :
- Tiap hari baca Al-Qur'an 1 ruku' (1 maqra')
- Tiap hari shalat Dhuha 2 rakaat saja
Mengapa kita selalu mengajukan argumentasi untuk tidak melaksanakannya? Apakah karena kita merasa diri pandai berdebat sehingga kita pun berani “mendebat” Allah dan para Malaikat-Nya?
Kenapa kita tidak mau bersabar sejenak untuk menunggu balasan pahala kita? Apakah kita mengira bahwa beribadah hanya membuang-buang waktu, tidak efisien dan sia-sia belaka? Lupakah kita bahwa uang, emas, perhiasan, untaian mutiara, mobil, istana yang menjulang tinggi dan bidadari akan kita dapatkan? Tidak ingatkah kita bahwa semua itu tidak hilang, hanya menunggu waktu saja?
Mari kita merenung sejenak. Ketika kita mulai bekerja (misal usia 23 tahun), biasanya perusahaan akan menawari program tabungan pensiun. Tabungan baru bisa diambil ketika kita pensiun. Itu berarti kita harus menunggu selama 32 tahun karena kita baru akan pensiun usia 55 tahun. Kenapa kita mau bersabar menunggu selama itu tanpa bisa menikmatinya segera? Mengapa kita mau menabung tiap bulan demi pensiun kita?
Berdasarkan data, rata-rata usia harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia mencapai usia 69,87 tahun. Untuk laki-laki, harapan hidupnya mencapai usia 67,42 tahun dan untuk perempuan mencapai 72,45 tahun. Kalau kita pensiun usia 55 tahun, berarti hanya +/- 15 tahun kemudian kita akan meninggal.
Nah, kalau kita mau menabung demi pensiun, lalu mengapa kita bermalas-malas diri menabung untuk masa depan kita nan abadi? Apa alasan kita menunda-nunda berbakti kepada Beliau Yang Telah Menciptakan kita?
Kita hanya perlu bersabar sedikit untuk menikmati hasil jerih payah kita dalam beribadah. Tidakkah kita mau melakukannya? Tidakkah kita mau menikmati tabungan akhirat dengan keuntungan 700% bahkan lebih?
Daftar Pustaka :
- Abul Qasim Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi an-Naisaburi, asy-Syaikh, “Risalah Qusyairiyah Sumber Kajian Ilmu Tasawuf (Ar-Risâlah al-Qusyairiyyah fî ‘Ilmi at-Tashawwuf)”, Pustaka Amani, Cetakan I : September 1998/Jumadil Ula 1419
- Djamal’uddin Ahmad Al Buny, “Mutu Manikam dari Kitab Al-Hikam (karya Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim Ibnu Athaillah)”, Mutiara Ilmu Surabaya, Cetakan ketiga : 2000
- M. Quraish Shihab, Dr, “‘Membumikan’ Al-Qur’an”, Penerbit Mizan, Cetakan XXX : Dzulhijjah 1427H/Januari 2007
- M. Quraish Shihab, Dr, “‘Menyingkap’ Tabir Ilahi – Al-Asmâ’ al-Husnâ dalam Perspektif Al-Qur’an”, Penerbit Lentera Hati, Cetakan VIII : Jumadil Awal 1427 H/September 2006
- M. Quraish Shihab, Dr, “Wawasan Al-Qur’an – Tafsir Maudhu‘i atas Pelbagai Persoalan Umat”, Penerbit Mizan, Cetakan XIX : Muharram 1428H/ Februari 2007
- Muhammad bin Ibrahim Ibnu ‘Ibad, asy-Syaikh, “Syarah al-Hikam”
- http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=288756&kat_id=253
#Semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...#
ini sempat sy omongin juga sama teman2 sy..
ReplyDeleteseandainya orang yg paling datang pertama masuk mesjid ketika jum'at langsung di kasih pahala seekor sapi.. maka yg terjadi bisa2 kita datangnya sebelum hari jum'at yach mas..
sangat mencerahkan.. makasih mas
Mantap bro... Even I'm not a moslem, aku setuju dengan dakwah via blog. Keep the good work dan semoga hati kita makin bersih menjelang bulan baik yang akan segera datang. Amin :)
ReplyDeleteSalam kenal ya bro. Thanks dah mampir dan ninggalin jejak. Sukses!!!
Syukron. Nambah lagi jalan untuk berbagi pahala di dunia maya. Secara hari ini kan banyak tuh efek negatif internet-an. Wiss, I'll support you, Brother. BTW, tulisanmu layak untuk dipublish oleh penerbit. Tapi jangan penerbit yang ada misi lain lho, mesti yang bener-bener buat jalan dakwah.
ReplyDeleteCongrat Ya !!!
assalamu'alaikum
ReplyDeletetrima kasih dah mampir ke blogQ
Subhanalloh, jika saja orang yang mempunyai pendapatan lebih bisa melihat dengan mata telanjang pahala yang diberikan Alloh kepadanya jika dia bersedekah, pastilah didunia ini tidak ada orang yang miskin (tapi itulah keadillan Alloh, Dia menciptakan segala sesuatunya sangat seimbang).
ReplyDeletesalam kenal Mas!
Syukron telah mampir ke blog saya
ReplyDeleteWassalam
Subhanallah...
ReplyDeleteBisa saja nanti orientasi orang beribadah untuk mencari harta sebanyak2nya, bukan mencari ridho Allah.
Jazakallah
Btw, saya pernah mampir ke pesantren mas tahun 2007 lalu untuk pasang jaringan perpustakaan digital dan bertemu dg Kyai Asep. Orangnya cukup tegas dan semangatnya tinggi. Mudah2an beliau dalam keadaan sehat
Wassalam
saudaraku Benny yang sangat kritis,
ReplyDeletedi sini saya menulis untuk umum... jd, orientasi ibadah tetap surga dan neraka... bukankah sah-sah saja beribadah mengharapkan surga...?
kalau berbicara semata-mata mengharap ridha-Nya, wah... butuh pembahasan panjang-lebar secara mendalam... biar tidak cuma kulit & teori saja...
terima kasih atas masukannya...
Alhamdulilah...
ReplyDeleteterima kasih atas penulisannya...
hmmm... ulasan yang sangat menarik mas, insya Allah menggugah hati pembaca untuk berbuat amal, ibadah dan kebaikan di dunia dan kelak mendapatkan ganjaran yang setimpal di surga. Amiien
ReplyDeleteTerima kasih kerna berkunjung ke blog ana.
ReplyDelete:D
Assalamu alaikum Wr. Wb.
ReplyDeleteterima kasih udah comment ke blog saya.
subhanallah.... kalau setiap kita berbuat kebaikan dan Allah membalasnya dengan pahala berupa harta maka akan banyak orang yang berbuat kebaikan. tetapi Allah punya kehendak lain..
mudah-mudahan silaturahim kita tetap terjaga.
Subhanallah...
ReplyDeleteIts great artikelnya cak.
Boleh gak saya tempel di blog ane.
Salam kenal cak.
Vivat !
Assalamu'alaikum wrwb
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya .. tulisan yg bagus.
saudaraku Ilham yang baik,
ReplyDeletemonggo-monggo saja... semua tulisan di blog ini boleh di-share untuk siapa saja...
salam kenal juga...
Vivat !
nice writing . .
ReplyDeletesedikit pertanyaan , ,
bukankah Allah telah mewujudkan pahala kita ?
tidak hrs berupa harta , , tp bs jg klwrga , , teman , , lingkungan , , etc . . jd mengapa hrs meminta balasan dr amal kita berupa harta ? toh harta bkn segalax . . :)
saudaraku Ahmad Sheva yang baik,
ReplyDeletebarangkali sampean kurang teliti memahami tulisan saya... dalam tulisan saya, tidak ada keinginan memiliki harta di dunia, tapi berupa harta di akhirat (surga)...
itu kenapa, apa pun yang kita dapatkan di dunia, tidak boleh menjadi halangan untuk beribadah...
Apakah benar bahwa Allah telah mewujudkan pahala kita? Wallaahu a'lam...
Apa kita mengira bahwa Nabi Nuh as. tidak mendapat pahala karena anak beliau membangkang?
Apa menurut kita Nabi Ibrahim as. kurang taat dalam beribadah karena ayah beliau pembuat patung berhala?
Adakah terbersit dalam benak kita bahwa Rasul Muhammad saw. tidak mendapat pahala karena paman beliau tidak masuk Islam?
Jadi, apa pun di dunia ini adalah cobaan...
terima kasih saya haturkan atas pertanyaan sampean...
cocok mas... sughoii... semoga saya bisa ngambil dan nerapin ilmu yang dibagi mas faisol ini... keren banget mas... salam kenal semoga Allah membalas kebaikan mas yang mau berbagi ilmu... thx a lot
ReplyDeletesaudaraku calakan yang baik,
ReplyDeletesalam kenal juga... doa sampean saya amini... doa yang sama dihaturkan oleh para malaikat bagi siapa pun yang mendoakan orang lain, amin... ini dari hadits riwayat Imam Muslim...
semoga semua tulisan di blog bisa menjadi ilmu yang bermanfaat & sebagai Multi Level Pahala (MLP) bagi kita semua, amin...
Assalamu`alaikum
ReplyDeleteSalam kenal dari Evi Syar`i
http://evisyari.wordpress.com/
Mari Kita Lakukan Syia`r semampu kita!
Tukeran link ya!
Salam Ukhuwah Blogger Muslim Indonesia!
Assalamu'alaikum. Salam kenal
ReplyDeleteMoga-moga tulisan yang ada di blog ini berguna. Jangan lupa juga kunjungi website http://irmafk.co.cc/ terus beri komentar. Terima kasih.
salam,
ReplyDeletesaudara faisol,
pertama-tama sekali terima kasih kerana mengunjungi blog sy (http://4ayesha.blogpsot.com).
Terima kasih juga kerana berkongsi tulisan bersama saudara-sudara yg lain.
JazakALLAHu Khairan Kathira.
salam dari Malaysia,
-- @ayesha
waah...sebuah refleksi yang menarik. Terus membaca, terus berkarya. Selamat menulis mas Faisol...!Robbena yubarik fiik!
ReplyDeleteYa stuj. Tp menurut saya karena kalo diganti dengan harta pasti akan dijadikan motif dari penghambaan .. sedangkan menurut saya penghambaan dengan motif pahala saja mestinya tidak boleh ..
ReplyDeleteseperti halnya kita kalo lagi pacaran .. kalo kita pergi ngapel dengan jerih payah (shalat) dan membawakan bunga (zakat) tidak untuk kita dapat bunga (harta) lagi, atau uang ganti beli bunga (pahala) .. tapi sekedar dapat senyuman sang pacar (ridha Allah)
*ah saya ini ngomong apa*
salam kenal, makasih lho kunjungannya ..
Assalamualaikum Wr. Wb.
ReplyDeleteAlhamdulilah, Saya diganjar pahala oleh ALLAH SWT dengan diberikan jalan untuk membaca tulisan Mas Faisol ... terima kasih sangat Mas ... semoga pesan tulisan Mas bisa Saya teruskan ke Saudara-Saudara kita yang lain.
Wassalam
Assalamu'alaykum
ReplyDeleteSYukran akhi ahmad atas renungannya.
Insyaallah..........akan diberi ganjaran yang lebih baik dari Allah Subhanahuuwata'ala. Aamiin
wassalamu'alaykum
saudaraku draguscn yg baik,
ReplyDeleteterima kasih atas masukannya... tulisan ini memang untuk meraih surga Allah...bukankah kita harus meraih ridha Allah, bukan mengharap surga atau takut neraka?
saudaraku, pembahasan ttg mencapai ridha Allah, butuh ulasan panjang-lebar secara mendalam...
jangan sampai kita sering berucap, "Ilâhî Anta maqshûdî wa ridhâ-Ka mathlûbî, a‘thinî mahabbata-Ka wa ma‘rifatak", tapi dalam keseharian (sekolah, kerja dll) sangat jauh dari yang diucapkan...
begitu dulu, saudaraku...
Terima kasih atas kunjungan ke womenonblog.wordpress dan informasi di blog ini. Senang bisa membacanya :) Semoga hasil dari membaca tulisan ini bisa membantu meningkatkan iman dan taqwa saya kepada Allah swt, amin.
ReplyDeleteSalam kenal dari Surabaya. Artikel yang sangat menarik...semoga kita tetap diberi istiqomah dalam menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA sampai ajal menjemput sehingga kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul qatimah.
ReplyDeleteia saya setuju dzikir membuat hati tenteram
ReplyDeletehttp://i237.photobucket.comAssalamu'alaikum. Terimakasih mas Ahmad untuk pencerahannya. Semoga saya yg tak pandai bersyukur ini jadi bertaubat.
ReplyDeleteSelama ini saya merasa bahwa sebagian do'a saya dibalas di dunia ini dengan balasan harta oleh Allah SWT.
Kalo setiap do'a manusia langsung dibalas dengan harta di hadapannya, "jleg...ada BMW, ..jleg ada istana " maka saya yakin semua berbondong-bondong menjadi beriman, gak ada lagi orang atheis. /albums/ff133/onionethan/onion_Emoticons/052_.gif
Assalamu'alaikum,
ReplyDeleteArtikel yang baik sebagai pengingat kita akan kebesaran Allah dan bagaimana kita menyikapinya dalam kehidupan sehari hari. Mungkin bisa dilanjutkan dengan membaca artikel yang kami sajikan dengan judul " Kunci Diterimanya Amal Dan Ibadah Kita oleh Allah SWT" yang terdapat di http://pintu-ikhlas.blogspot.com/2008/07/kunci-diterimanya-amal-dan-ibadah-kita.html
InyaAllah dapat bermanfaat.
Wassalam
Blog Pintu Ikhlas
http://pintu-ikhlas.blogspot.com
mas Faisol yang terhormat tulisannya, tapi masih terlalu membiarkan pendapat orang lain, tanpa ada analisis. semoga perkenalan ini berlanjut
ReplyDeletehttp://sarjana-future.blogspot.com/
menurut saya terlalu "perpegangan" dengan pemikiran orang terdahulu menjadikan intelegensi kita macet.
ReplyDeletehttp://sarjana-future.blogspot.com/
Bagus, memang yang namanya pahala bukan berarti yang dapat kita rasakan di dunia saja, tapi ada yang lebih besar dan baik dari itu semua.
ReplyDeleteAssalamualaikum, subhanallah sungguh Allah Maha Segalanya! Jazakumullah khoiron katsiron.
ReplyDeleteAssalamualaikum...
ReplyDeletesalam kenal dari Banten...
tulisan ini sungguh menyentuh hati...
semoga kita bisa saling menjalin silaturrahim
Assalammu'alaikum Wr Wb
ReplyDeleteMakasih udah dateng di blog saya 0194octora.wordpress.com . semoga tulisannya selalu bermanfaat dan mendatangkan banyak kebaikan. Sekalian juga jika ingin melihat web site saya yang lain silahkan klik logic99store.com
Semoga dengan menambah silaturrahmi akan juga menambah rezeki
Terima Kasih Juga buat sharing ilmunya.....
ReplyDeleteMakasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga terjalin silaturrahim. Bandung-Surabaya memang cukup jauh, tapi di dunia maya terasa dekat...
ReplyDeleteWassalaamu'alaykum Wr. Wb.
sama2, saya juga berterimakasih karena dapat ilmu baru juga
ReplyDeletesaudaraku sarjana yg sangat kritis,
ReplyDeletesaya ini hanya seorang santri... saya sudah menyaring karya orang-orang yang lebih ahli daripada saya...
oleh karena itu saya tidak perlu mengkritisi lagi karena semua sudah saya pilih & pilah...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Ass. Bung Faisol
ReplyDeleteTrimakasih atas kujungannya ke blog saya.
Trimakasih anda telah berbagi ilmu, semoga anda mendapat pahala di sisi Allah SWT.
Dalam tulisan Anda memuat kalimat, seperti yang saya dibawah ini :
"Mengapa Allah tidak mewujudkan pahala berupa harta? Kenapa harus menunggu Hari Akhirat?"
Ali Imron - 145:
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Ali Imron - 148:
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. mohon pencerahan.trims.
Wasalam
www.tulisantinta.co.cc
Wa'alaykumus salam saudaraku karno yg sangat kritis,
ReplyDeleteAli Imran:145 maksudnya :
kalau kita beramal dengan tujuan dunia, maka tidak ada pahala di akhirat kelak...contoh yg sdh sangat kita kenal, hadits ttg :
"Innama' a‘mâlu bin-niyyât"
siapa hijrah krn wanita -> dia akan mendapatkan wanita itu, tp tdk balasan Allah di akhirat kelak... contoh lain, kita amal krn ingin dipuji (riya' & sum‘ah)...
Ali Imran:148 maksudnya:
Allah memberi pertolongan, kemenangan & hasil akhir yg baik (tafsir Ibnu Katsir)... di tafsir Jalalain, jg berbentuk harta rampasan perang... jd, ayat tsb. berbicara ttg perang pd zaman Nabi...
adapun harta yg saya maksud adalah harta sebagaimana pengertian kita pada umumnya... Nah, harta bukanlah ukuran sesungguhnya dr pahala...
bukankah banyak sahabat yang awalnya kaya, lalu memilih menyedekahkan harta-harta beliau shg beliau-beliau termasuk kategori biasa bahkan miskin...?
kalaupun ada orang yg taat kemudiah diberi kecukupan oleh Allah, itu bisa jd:
1. DP (Down Payment) pahala
2. Yang pasti : harta itu adalah ujian... bukankah ujian tdk selalu sesuatu yg menyedihkan & membuat kita menderita...?
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Subhanallah..Syukron ya sohib. ajibbb..
ReplyDeletealhamdulillah saya dapat pencerahan disini. momentum ramadhan ini ayo berlomba2 beribadah dan berbuat kebaikan :)
ReplyDeletemas, terus terang saya cukup takjub dan bersyukur dapat membaca postingan ini.
ReplyDeletemoga2 saya dapat menjadi muslim yang lebih baik lagi. amin...
saya senang abaca a nieh,,,banyk pencerahan disini mas,
ReplyDeleteKalau pahala berbentuk harta, lagi susah mahu masuk syurga....Nabi Sulaiman yang paling kaya itu pun paling lambat masuk syurga antara para nabi dan rasul kerna sangat lambat hitungannya...Inikan pula kita..paling banyak dosa..tambah harta gimana sih..
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya, memang banyak yang salah ngartikan pahala berbentuk harta. Blogku yang lain tentang jadwal buka dan shubuh di blogs-center.blogspot.com
ReplyDeleteTerima Kasih telah memberikan komenar di blog saya,mas saya ada jumpa blog yang kurang enak coba cek dan share me (fitone06yahoo.co.id) bgmn pendapat mas,trims
ReplyDeletehttp://islamexpose.blogspot.com
artikel yang bagus mas..sangat mencerahkan.
ReplyDeletesalam... artikel ni mmg best.. sebuah blog yg berguna sekali..
ReplyDeletetrm ksh kerana sudi lawat blog aku..
salam.. thanks your invitation here.. alhamdulillah nice articles.. keep it up.. salam ramadhan al-mubarrak
ReplyDeleteSubahanallah.....terima kasih atas info dan tulisannya. terkadang kita tidak sadar akan hakikat hidup di dunia adalah untuk kehidupan aherat.mudah2an nasehat melalui tulisan antum berguna bagi orang lain dan terutama bagi diri saya pribadi InsyaAllah
ReplyDeleteSebelumnya terima kasih atas comment-nya di blog saya. Terima kasih pula atas undangannya mampir ke sini.
ReplyDelete"Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi kepadaku suatu saat nanti."
http://rijalwannab.wordpress.com
saudaraku Herry yg sangat kritis,
ReplyDeletesaya sudah mengunjungi blog yg sampean maksud: http://islamexpose.blogspot.com... saya juga sudah meninggalkan komentar di sana...
saudaraku, di dunia internet ada istilah NETIKET (kalau bhs Inggris : netiquette), artinya etika berinternet...
salah satu point yg mudah :
1. email dijawab lewat email
2. chatting dibalas lewat chatting
jd, kalau blog maka kita jawab juga menggunakan blog... dan ingat, tidak perlu marah... lha wong Rasul saw. saja tidak pernah marah-marah dalam berdakwah...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Website yang bagus, sangat mencerahkan dan terimakasih sudah berkunjung ke web saya, lanjutkan terus tulisannya.
ReplyDeleteBismillah,
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb
Salam kenal dan salam ukhuwah selalu..karena pada hakekatnya saudara seorang muslim yang sesungguhnya adalah saudara karena keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh Ta'ala. Bukan karena karena kekerabatan, nasab dsb.
Jazakalloh khoiron tuk sedikit nasehatnya, sangat bagus, bisa membuka hati.
Tapi dalam benak saya yang selalu teringat adlah kita masuk Surga bukan karena amal-amal kita, akan tetapi karena Rahmat Alloh Ta'ala. Saya ingat terus hadist tentang seorang yang membunuh 99 nyawa, tapi diakhir hidupnya masuk Surga, begitupula hadist seorang pelacur yang memberi minum seekor kucing, akhirnya Alloh Ta'ala memberikan Surga kepadanya. Begitu pula sebaliknya saya teringat hadist tentang seorang ahli ibadah yang sangat rajin beribadah tapi dia masuk neraka hanya gara-gara ucapannya kepada seorang ahli maksiat bahwa Alloh Ta'ala tidak akan mengampuninya/alias kafir.
Terus bagaimana agar amal-amal kita tidak hanya menumpuk banyak,tapi diterima disisi Alloh Ta'ala?
Makanya sekarang saya tertarik dengan pemahaman kelompok salafy, yaitu beramal secara ikhlas dan sesuai contoh Nabi Muhammad SAW. Saya banyak membaca buku-bukunya dan majalahnya seperti Al Furqon, As Sunnah, Qiblati, Mawaddah, El Fata serta kitab-kitab para Ulama mereka. Website mereka juga cukup bagus. Saudaraku bisa kunjungi www.muslim.or.id atau muslimah.or.id. Sedangkan untuk kajian online bisa cari Radio Rodja atau Ngaji-Online.com.
Heee...ini pengalaman pribadi saya aja selama ini, meski belum aktif di kajian mereka secara langsung.
Salam Ukhuwah
Aris Priyatmono
Darut Tauhid Bandung
terimakasih pak...
ReplyDeleteminta ijin ambil sedikit info dari bapak punya blog...
from : abyelsyam
www.attazkirah.wordpress.com
saudaraku Aris Priyatmono yg sangat kritis,
ReplyDeleteSampean benar... Kita masuk surga bukan semata-mata karena amal ibadah kita. Kita bisa masuk surga karena rahmat Allah.
Ada dua pendapat yang menjelaskan tentang hubungan amal dan rahmat Allah, yaitu :
1. Amal perbuatan yang dilakukan oleh hamba dapat terlaksana berkat rahmat Allah, maka amal perbuatannya itu pada hakikatnya kembali kepada rahmat Allah.
2. Kedudukan dan derajat di surga ditentukan oleh amal perbuatan, sedang memasuki surga atas rahmat Allah.
Wallâhu a‘lam.
saudaraku, kelompok manapun yg sampean ikuti, silakan saja... mari kita jaga ukhuwah...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
saudaraku abyelsyam yg baik,
ReplyDeletemonggo2 saja... semoga bisa menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Dunia (harta benda) itu musuh bagi Allah karna ia telah memotong jalan seseorang yang hendak mendekatkan diri kepada Allah. Dunia sebagai musuh bagi wali Allah karna dunia dihias dengan berbagai kesenangan sehingga melalaikan mereka untuk mengingat Allah. dunia merupakan musuh bagi musuh-musuh Allah artinya bahwa dunia itu mengangkat derajat mereka perlahan-lahan dengan tipu daya.
ReplyDeleteBanyak ayat-ayat Al Quran yang menerangkan tentang tercelanya dunia (harta benda). Kebanyakan Al Quran mengandung keterangan tentang keburukan harta benda, sehingga harta itu memalingkan manusia dari kepentingan akhirat.
Hadis-hadis pun banyak yang menerangkan tentang keburukan dunia (harta). Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. melintas dekat seekor kambing yang sudah menjadi bangkai. Ia kemudian bersabda:
„Tidakkah engkau melihat kambing ini hina bagi pemiliknya?" Para sahabat bertanya, "Karna kehinaan (bangkainya) itu sehingga mereka melemparkan kambing itu?" Rasulullah saw bersabda, "Demi Dzat yang menguasai jiwaku, sesungguhnya dunia itu lebih hina bagi Allah Taala daripada kambing ini bagi pemiliknya. Seandainya dunia ini seimbang dengan seekor nyamuk di sisi Allah, pasti Allah tidak memberikan minum kepada orang kafir dari dunia seteguk pun. "
saudaraku Farhah yg sangat baik,
ReplyDeletekiranya maqam sampean sdh jauh di atas saya...
saya yakin bila ada orang menginginkan pakaian indah yg sedang sampean kenakan, sampean akan langsung memberikannya, sebagaimana dicontohkan oleh para wali Allah...
semoga saya bisa meniru jejak langkah sampean, amin... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Wuah... terpana saya membacanya... tenggelam di lingkungan penuh ilmu seperti ini... Sungguh nikmat rasanya.... Saya beruntung bisa ketemu mas, dan saya yakin ini bukan kebetulan... Somoga kita bisa jadi teman baik, ya mas....
ReplyDeletetulisan yang menarik cak, salam dari bening1wordpress[dot]com
ReplyDeletekebiasaan kita kalo pakai logika manusia, dan menginginkan pahala dalam bentuk fisik/harta, maka manusia akan malas berusaha, akan malas beribadah, sekali sholat jumat dapat sapi abis itu gak sholat seminggu ....abis sholat malam lailaul qodar dapat ampunan seribu bulan, abis itu berbuat dosa tanpa batas. abis kasih sedekah, dapat pahala 10 kali lipat. buat apa berdagang? buat apa bekerja. maka sapi, uang, makanan, harta, perhiasan menjadi tidak berharga....bagaimana kita bisa dekat dengan Allah, jika orientasi kita dunia, kembali ke awal apakah harta bisa dibawa ke ahkirat? bekal apa yang kita bawa menghadap allah...
wass.
terimakasih telah dituntun untuk berkunjung ke blog ini. sebuah artikel yang cukup bagus untuk melakukan kontemplasi diri.
ReplyDeleteMenyadarkan hati dan mencerahkan jiwa
ReplyDeletesyukron tulisannya Mas Ahmad Faisol
Salam
Assalamu'alaykumWrWb..Pak Faisol yang dirahmati Allah
ReplyDeleteSaya sdikit komentar aja. Sepertinya klo dari awal didikan orangtua ke anak klo beribadah akan dapat pahala..wah dangkal sekali. Mungkin dulu didikan para orangtua qt adalah sperti itu..Jd mulai dari skarang insyaAllah saya menyiapkan anak2 saya kelak dgn iming2 rahmat Allah,bukan pahala..
Jazakallah atas "aufklaurung"nya y,pak..Semoga Allah selalu merahmati qt dalam Islam yang lurus..Aamiin
Puji syukur tulisanku ada bermanfaat bagi saudaraku
ReplyDeleteMartracho
Subhanallah, wa al-hamdulillah, wa la ilaaha illallahu wa allahu akbar!
ReplyDeleteTulisan yang menginspirasi. Satu hal yang pasti. bahwa ghayatul ghayat kita adalah menggapai ridha Allah swt.
wassalam, keren tulisannya.
Terbukti Allah Maha Benar.
ReplyDeleteSalam kenal, terima kasih telah berkunjung ke blog saya.
ReplyDeletevery good posting, sangat inspiratif
Bagus2 sekali postingannya... salam kenal kembali yach,.. mkasih sudh mampir ke blogs saya.. sukses terus
ReplyDeleteBagus juga mas artikelnya, emang sich kalau semua pahala atau kebaikan2 kita di kasih imbalan berbentuk harta, uang dan kekayaan2 yang lainnya sama Allah pasti semua orang akan berlomba2 berbuat kebaikan. akan tetapi orang tersebut akan sengsara di akhirat nanti, karena kebaikan sekecil apapun seharusnya kita jangan meminta imbalan dan kita harus ikhlas membantunya nanti juga dengan sendiri kita akan dikasih lebih besar sama Allah SWT apa yang sudah kita berikan sama orang lain.
ReplyDeletesalam ziarah dan salam ramadan.
ReplyDeleteterima kasih kerana singgah ke blog saya.
bagus artikelnya,satu kajian yang menarik untuk dikongsikan bersama semua umat Islam. moga teru berjaya..
wah...bgs sungguh entri nie..
ReplyDeleteassalamu'alaykum wr wb
ReplyDeleteSubhanallah.. setelah membaca postingan mas faisol, saya seakan2 kembali ke jaman anak2 dimana saya selalu meminta upah pada Ibu jika saya sudah membantu beliau dalam membersihkan rumah ^^;
Jazakallah khairan katsira,
Semoga kita bisa semakin mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya, Insya Allah
terimakasih ya mas sudah mau berkunjung ke blog saya (^___^)v
Assalamualaikum. Salam ramadan dan salam perkenalan dari Malaysia. =)
ReplyDeleteTerima kasih juga untuk perkongsian ini.
"Semoga Allah Menyatukan dan Melembutkan Hati Semua Umat Islam, Amin..."
Salam mesra dari hairul.net =)
Bagus Isinya dong Semoga Dakwah terus berkembang.........
ReplyDeletehttp://afis7896.blogspt.com
Artikel yang menarik..
ReplyDeleteTernyata Allah tuh sebenarnya sudah sangat memperhatikan kita. Allah memberi yang terbaik untuk kita tanpa kita sadari...
Hmm, segala hal di dunia ini telah Ia ciptakan dengan sempurna. kita harus lebih bersykur lagi.
Dan Yang terpenting adalah di akherat nanti..
Makasih dah mampir ke blog saya yang gak penting isinya. Seandainya sodara2 muslim itu punya cara yang lebih less teror dalam menasehati sodaranya yang lain, mungkin hati ini lebih mudah dilunakkan.
ReplyDeleteAssalamualaikum,
ReplyDeletewow, ini lebih lengkap mas.. hehehe.. yang blog saya itu kurang banget yah.. namanya juga coba menulis, ya to? makasih udah mampir ke blog saya.. sudah saya link ya mas..
Wassalam
Assalamualaikum,
ReplyDeleteTerima Kasih sudah mampir ke blog saya..
barangkali senada dengan ungkapan investasi Ukhrawi dalan salah satu tulisan dalam blog saya..
jazakallah khairan katsira
alhamdulillah...semoga apa yang antum tulis memang benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam sehingga siapa tahu apa yang ada di angan-angan antum bisa nongol didepan mata...bisa kali ya? siapa tahu...lha wong saya pernah mendengar ada teori mestakung (semesta mendukung) punyanya pak Yohanes Surya...katanya kalau orang sudah dalam keadaan kefefet...alias sudah tidak ada jalan lain...kecuali jalan satu-satunya yaitu nekat semua pasti bisa : ....contoh antum pernah waktu masih kecil mencari layang-layang kemudian layang -layang jatuh tepat di depan selokan yang lebarnya menurut akal antum tidak bisa untuk dilompati tapi tahu-tahu demi layang-layang tersebut lompatan antum tahu-tahu sampai juga ditempat layang-layang tersebut....itu baru satu contoh....mungkin kali lain antum juga pernah merasakan sesuatu yang kadang luar biasa namun tidak kita sadari....eh maaf kok malah cerita... ah sudahlah yang penting kita ikuti lakon kita sebagai apa didunia ini ....fa..insya Allah kita akan tahu akan kehidupan yang hakiki dengan syarat kehidupan yang fana inipun harus kita lalui tanpa menafikkan akan datangnya maut yang mungkin suatu saat datang menjemput tanpa mengenal basa dan basi ...nah mungkin pahala yang berbentuk harta bisa kita dapatkan langsung manakala kita sudah berfisah dengan kehidupan ini...tapi sayank ,,,kita tidak diperkenankan untuk mempercepat kematian ... biarlah sang waktu yang menunggu kita bersama dengan usaha maksimal kita ...fa insya Allah ...kedamaian dan kematangan akan proses kehidupan yang kita lalui akan mudah kita capai..alhamdulillah....maafkan ana jika tulisan ini tidak berkenan ...semoga tetap terjadi tali silaturrahmi...eh...antum kenal ndak sama ust. Zulkifli ...soalnya nama antum kalau tidak salah sering disebut ust. Zul Di taliwang Sumbawa Barat...mohon..dijawab...jazakumullah khiran katsiiran
ReplyDeleteHmm..
ReplyDeleteItu dia knp ada orang bijak bilang :
"berilah kail, jangan ikannya".
So, memang Allah -lah Maha Bijak.
Meski sebenarnya sangat mungkin jika DIA langsung ujug-ujug 'kun-fayakun', ada duit sejuta dikantong. Setelah kita melakukan kebaikan, nyebrangin seorang jompo dijalan raya misalnya.
Namun, Allah ingin kita BELAJAR atau memaknai dulu ada apa dibalik pertolongan kita kepada orang jompo tadi. Mungkin belajar memahami bahwa kita (sampai tua) masih membutuhkan orang lain dalam hidup kita. Ini kesimpulan kecil aja.. Anè yakin semua bisa memaknai sendiri-sendiri.
Selamat Ber-Ramadhan...
Waduh, berat banget tulisannya. Aku terasa kecil dan tak berarti.
ReplyDeleteThanks telah singgah di blogku. http://toegoe.blogspot.com
assalamualaikum sdr. faisol ,syukur alhamdullillah penulisan saudara sangat terperinci ,pastinya saudara menulis dengan jiwa yang terang dan saya memahami dengan rasa syukur karena tulisan sdr. membuka minda kaum muslimin dan muslimat untuk memikirkan hidup mati kita adalah benar, amal kita ,kebaikan kita adalah benar dan kita memerlukan wawasan akhirat adalah benar dengan dengan ketaatan kita pada Allah SWT untuk mencapai apa yang semua umat mahu iaitu Syurga Allah. Subhahanalah penulisan yang bernas, teruskan menulis untuk kebaikan umat dan mendapat pahala disisi Nya. Amin.Semuga diberi kebenaran untuk saya menyalin tulisan sdr. faisol ke blog saya.Terima kasih.
ReplyDeleteterimakasih kelmbali faisol atas informasinya, jika di ijinkan, saya akan menambah hasil tulisan faisol dalam satuselamanya.blogspot.com
ReplyDeletesemoga Alloh selalu membimbing jalan kita. amin . . .
menarik mas, terutama penjelasannya yg berasal dari orang-orang yg berilmu. insya Allah bermanfaat untuk yg membacanya.
ReplyDeleteAssalamu'alaykum warohmatullohi wabarokaatuh. Kunjungan balasan akhy. Subhanalloh, keep writing !!!, jadikan tuts tuts ini terus berhentak dalam da'wah...Hamasah!!
ReplyDeleteKata Abuya, "kalau Allah bagi pahala kontan di dunia, artinya Allah memberikan sesuatu yang murah". Seperti kisah dari hadis berikut:
ReplyDeleteSuatu hari Rasulullah SAW mengajak Saidina Umar bin Khattab r.a. untuk berjalan-jalan di padang pasir. Rasulullah SAW tahu bahwa Saidina Umar bin Khattab r.a. ini seorang pemberani yang berjiwa kuat. Maka Rasulullah SAW ingin mendidik dia. Tibalah mereka disatu lembah yang disebut wadi. Di dalam lembah itu banyak bangkai dan tulang-belulang : ada bangkai kambing, kuda, tengkorak manusia dan lain-lain. Rasulullah SAW berkata : “wahai Umar, apa yang engkau lihat di lembah ini”. Umar menjawab, “Ini tempat busuk, berbagai bangkai ada di sini”. Zaman itu belum ada lagi peraturan dan Undang-Undang yang mengatur pembunuhan dan kejahatan, maka orang senaknya membunuh manusia lalu membuang mayatnya begitu saja. Jadi berbagai bangkai manusia dan binatang bercampur. Mendengar kata-kata Saidina Umar bin Khattab r.a., Rasulullah SAW berkata : “Inilah hakekat dunia. Orang yang memburu dunia senasib dengan bangkai orang yang dibunuh tadi”.
mercy, rumah, duit, perhiasan, emas, permata, itu adalah barang dunia yang amat murah dan tiada harganya di sisi Allah. Oleh karena amat murah maka orang yang durhaka kepada Allah pun dibagi. Kalaulah harta dunia itu mahal, tentu orang yang ingkar tidak akan dibagi.
Begitulah penjelasan yang saya dapat dari Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi.
saudaraku IBNU yg baik,
ReplyDeletemungkin Ust. Zulkifli menyebut orang lain yg nama beliau = saya atau nama saya=beliau ... saya bersyukur karena nama saya termasuk nama yg baik :-)...
saudaraku LemonTree & "dalam dekapNya kita ada" yg baik,
monggo2 saja kalau mau menyalin semua tulisan saya... semoga bisa menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua...
begitu dulu, saudara2ku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
syukron atas infonya....semoga tetap terus menulis ... yah .mungkin kebetulan sama nama dan tidak ada masalah yang penting kita dapat satu saudara lagi atau bahkan lebih ...seiman dan seperjuangan ...
ReplyDeleteMasya Allah Wal Hamdulillah, Blog antum bgus bangetz...boleh donk d link postinganx???
ReplyDeleteSalam Ta'aruf dr ana:) Jazakallah akhi ats kunjungannya N for all guest salam kenal jg :)
Salam sahabat...
ReplyDeleteterima ksih atas maklumat sahabat..
"sungguh unik perkara org mukmin itu,
Semua perkaranya baik.
Jika mendapat kebaikkan ia bersyukur,
Maka itu menjadi kebaikkan baginya.
dan Jika mendapat musibah, ia bersabar
Maka itu menjadi kebaikkan baginya
dan ini hanya terjadi pada orang mukmin."
makasih sharingnya ya :)
ReplyDeletesaudaraku Muhammad Rifqi yg baik,
ReplyDeletemonggo2 saja kalau mau di-link... semoga bisa jd ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...
salam kenal juga...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Sememangnya Allah S.W.T amat menyayangi hamba hambanya. Kerana itulah balasan pahala tidak diberi diatas dunia kerana dunia ini tidak kekal. Yang kekal hanyalah akhirat..
ReplyDeleteposting yang menarik mas....
ReplyDeletethanks sudah memberikan bacaan bagus hari ini.
ReplyDeletebila memang ganjarannya dalam bentuk harta, yakin banget semua umat berlomba-lomba untuk meningkatkan amal ibadah apalagi di bulan Ramadhan..
salam kenal dan terimakasih sudah mampir ke blog saya
Tulisan yang bagus pak. Tidak memihak, netral dan masuk akal... Saya minta izin mengkopi untuk blog saya...
ReplyDeleteJadi bentuk pahala itu seperti apa?
ReplyDeleteKalo kita lihat apakah di hari akhir itu akan dilihat pahala atau amal perbuatan?
menurut anda gmn?
Kalo kita lihat kenapa pahala sholat berjamaah itu sekitar 27 derajat pahala dibanding dengan sholat sendiri maka apa arti 27 derajat pahala itu sendiri?
bisa tidak anda berikan penjelasan.
thanxs
Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya. Blog anda sangat bagus. Teruskan dan tingkatkan ya. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1429 H. Wassalam
ReplyDeletepahala? dari allah?
ReplyDeletebagi saya pribadi, aku terlalu nikmat menikmati kariniaNya. pahala itu bukan urusan saya. karena tugas saya sebagai hamba hanya beribadah.
keep post saudaraku yang di muliakan allah
Assalamualaikum..wr..wb..
ReplyDeleteSubhanallah.. tulisan antum bagus sekali, sangat mencerahkan dan bermanfaat banget dalam meningkatkan kualitas keimanan umat muslim..
Keep writing.. sekaligus menjadikan tulisan antum sebagai ladang beramal dan berdakwah..
Boleh ikutan MLP juga ya? ikut menyebarkan tulisan antum ini..?? dan ikut me-link-an blog ini di blog saya..
Jazakallah khairan katsiran..
http://sweetstrawberry.wordpress.com
dan
http://sweetsavitri.multiply.com
salam..
ReplyDeletesesama la kia berkongsi ilmu..
saudaraku Apriza & sweetstrawberry yg baik,
ReplyDeletemonggo2 saja... semoga bisa menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...
saudaraku kandagalante yg sangat kritis,
ReplyDeletepahala = balasan amal perbuatan baik...
tdk ada bedanya yg dilihat di akhirat nanti amal perbuatan atau pahalanya... kan cuma beda sudut pandang, tp maksudnya sama...
perlu diingat bahwa kebaikan dapat menghapus perbuatan tdk baik... jd, Allah berhak menghapus amal kita yg tdk baik di dunia ini shg di akhirat kelak tdk diperhitungkan... bukankah Allah Maha Pengampun...?
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk" (QS Hûd [11] : 114)
adapun urutan pemberian (algoritma) pahala sbb:
1. niat (benar/ga)
bila benar, ke no. 2...
bila salah, tdk dpt pahala...
2. proses pengerjaan amal
a. sesuai dg ilmunya/tdk
(syarat, rukun & batal)...
b. kualitas pengerjaan amal bgmn
3. setelah beramal
riya'/sum'ah atau tdk...
ttg shalat berjamaah... shalat berjamaah lebih baik drpd shalat sendiri : 27 derajat...
derajat di sini adalah derajat di sisi Allah... tentunya masalah ukuran pasti besar derajat yg didapat tergantung algoritma di atas (jd, bs kurang dr 27 derajat)...
bgmn hubungan derajat di sini dg tingkatan surga yg kita dapatkan...? apakah ada hitung-hitungannya, misal :
n<= pahala < n+1, maka: masuk surga level I
n+1 <= pahala < n+2, maka: masuk surga level II
dst, dimana :
n : nilai pahala dengan pengali 1juta
1 : 1 x 1 juta pahala
2 : 2 x 1 juta pahala
Apakah ada rumusnya u/ masing-masing level surga...? Jawabnya : WALLÂHU A‘LAM...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
saudaraku Mohammad Mundir IJ yg baik,
ReplyDeletesebagai renungan :
"sudahkah kita shalat Dhuha minimal 2 rakaat tiap hari sbg wujud syukur kita kepada Allah...?"
Wah, benar2 tulisan yang mencerahkan banget. sangat bermanfaat untuk meningkatkan iman. two tumb up! Thanks udah berkujung di blog saya. kalo di lihat jadi suka ma blog ini.
ReplyDeleteassalamualaikum wr. wb.
ReplyDeleteterima kasih juga atas infonya.
smoga mas dapat membuat tulisa-tulisan lagi yang dapat bermanfaat bagi kita semua. amin
salam kenal, radiksa azry muhamad
enak donx, kalo 27 derajat berarti masuk surga level 27...
ReplyDeletebisa tidak anda menguraikan proses di dalam solat berjamaah sehingga bisa muncul segitu dan apa bedanya dengan munfarid?
Kasih saya 1 ayat saja kalo kita sholat itu masuk surga?
thanx.
saudaraku kandagalante yg sangat kritis,
ReplyDeletesaya tdk pernah bilang ada surga level 27...
surga memang bertingkat-tingkat... ada berapa tingkat/jenis surga? sekarang tugas sampean u/ mencarinya... masak saya terus... :-)
ttg bgmn cara shalat berjama'ah, kiranya sdh banyak diulas oleh para ustadz... jd tdk perlu lg saya bahas di sini... sampean bisa search di google...
apakah kalo kita shalat itu masuk surga?
saudaraku,
Rasul saw. MENJAMIN SURGA bg yg meninggal tetap Islam walau banyak dosa, buka saja kitab Riyadhus Shalichin...
“Telah datang kepadaku utusan Tuhan dan memberitakan bahwa siapa meninggal dari umatku dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, pasti masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Masalahnya : Apa kita yakin tetap Islam ketika meninggal? Bukankah cobaan saat sakaratul maut sangat berat?
Itu kenapa pesan Al-Qur'an : "wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun"
"laa tamuutunna" berasal dr kata "laa tamuutuu (jgn kalian mati)" + 2 buah nun tawkid tsaqilah (u/ menguatkan)-> lihat Alfiyyah Ibnu Malik.
Shg artinya : JGN SEKALI-KALI kalian mati (dst)...
Maksud ayat tsb: agar kita mempersiapkan diri ketika hidup dlm rangka menyongsong maut... Ketika sakaratul maut, setiap orang akan melakukan kebiasaan hidupnya...
Kalo tdk biasa berbuat baik, bgmn yakin tetap meninggal dlm Islam...? Hakikat keislaman ketika meninggal, hanya Allah Yang Maha Tahu... Kita hanya tahu lahirnya saja, krn tdk tahu apa yg sebenarnya terjadi ketika sakaratul maut...
Jd, shalat, puasa dll DIBUTUHKAN DLM RANGKA tsb... Selain itu, u/ MEMBEDAKAN TINGKATAN SURGA yg didapat...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Solat itu hanya sekedar tanda bakti kita.
ReplyDeleteal-baqarah:177
sudah cukup kita hanya sekedar berbakti?
nilai lebih kita dihadapan allah SWT apa?
Kata-kata nabi muhammad itu diplomatis yaitu
Rasul saw. MENJAMIN SURGA bg yg meninggal tetap Islam walau banyak dosa, buka saja kitab Riyadhus Shalichin...
tapi yang jadi masalah apa kita akan dicuci dulu di neraka atau tidak?
Bagaimana kalau surga itu dibakar dan neraka itu didinginkan mana yang akan kita pilih?
kenapa saya meminta anda untuk menerangkan tentang sholat karena itu akan menunjukkan arti sebuah pahala itu sendiri.
Seperti halnya pada saat kita memberi nafkah or sebagian harta seperti yg ditulis dalam artikel ini, sebenarnya proses apa yang terjadi di dalam diri kita setelah melakukan itu?
sehingga kita tidak perlu berfikir besarnya pahala or kalkulasi nilai tambah dari apa yang kita keluarkan, jadi pahala itu apa?
pahala itu bisa menghapus dosa?
di hari akhir yang dihitung pahala atau perbuatan?
taunya kita dapat pahala dari mana?
Kalau Allah SWT tidak memberi kita harta, sedangkan kata Allah SWT itu jika kamu bersyukur maka rezekimu akan ditambah.
Berarti Allah SWT bohong donx?
saudaraku kandagalante yg sangat kritis,
ReplyDeletetulisan sampean bercampur-aduk di banyak bahasan... jdnya, saya harus menulis berulang-ulang...
saudaraku,
pahala itu apa? pertanyaan ini sdh saya jawab... tahunya dapat pahala...? KITA TDK PERNAH TAHU...
Untuk itu, kita TDK BOLEH SOMBONG krn amal kita... siapa tahu amal kita tdk diterima Allah... itu yg disebut raja' & khauf harus seimbang...
masalah dicuci dulu di neraka/tidak...? itu tergantung setelah dihisab...
neraka didinginkan...? apa sampean mau didinginkan...? orang kutub saja tdk mau saudaraku... :-)
masalahnya bukan panas/dingin, tp rahmat Allah... Nabi Ibrahim dibakar koq tdk melepuh...? coba sampean jawab... masak saya terus yg menjawab... :-)
saudaraku,
sekarang, gantian saya yg nanya... menurut sampean :
1. REZEKI ITU APA SICH...?
2. REZEKI/NIKMAT TERBESAR ITU APA SICH...?
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
kenapa g mau neraka itu didinginkan?
ReplyDeleteKata orang2x sih, setiap mereka mendapat harta mereka selalu ngomong dapet rezeki.
Nabi Ibrahim itu memang mukzizat tapi bisa tidak kita melakukannya tanpa mukzizat?
menurut saya sih bisa saja. soalnya didalama tubuh manusia itu terdapat energi hanya masalahnya energi yang mana?
saudarakau kandagalante yg sangat kritis,
ReplyDeletemungkin maksud sampean bukan didinginkan, tp suejuuukkk..... :-)
kalau ingin didinginkan, ya masuk freezer saja... (just kidding...)
saudaraku,
kalau kita mau membahas masalah agama, harus jelas rujukannya, bukan kata orang-orang... begitu, saudaraku...
saudaraku,
saya senang sekali krn ketemu dg orang yg pemikirannya sama dg saya dulu... teknik banget... :-)
ttg Nabi Ibrahim as, sudut pandangnya dr mana:
1. sudut pandang tauhid
api hakekatnya tdk dapat membakar... Allah-lah yg menciptakan sifat itu... Itu kenapa, di Al-Qur'an : api yg disuruh oleh Allah u/ dingin, bukan tubuh Nabi Ibrahim as. yg kebal...
2. sudut pandang ilmiah
belum ada penelitian ilmiah... cuma memang, cukup banyak dilakukan oleh orang2 pernafasan, hanya saja belum diilmiahkan...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
itu bisa diilmiahkan.
ReplyDeleteBegitu Allah SWT menciptakan alam semesta maka semua ilmu itu terbentuk, hukum fisika dll. tidak mungkin al quran itu berlawanan dengan hukum alam.
proses seperti apa hingga allah SWT bisa menyuruh api itu dingin? Kalau Allah SWT langsung memberi tahu kepada api or dengan caranya sendiri yang memang itu kuasanya maka dia sendiri sudah melanggar aturan yang dia buat.
Yang jadi masalah mau gak kita membahas sampai tingkat molekular?
Begini Harta dan anak ialah ujian al anfal:28. Kenapa kita waktu diberi harta or kebaikan kita bilang alhamdulillah tidak inna ilahi....?
Di al quran tidak ada bahwa rezeki itu harta or sebaliknya jadi rezeki itu apa y?
Kenapa kita harus berdasarkan rujukan seseorang, kenapa kita tidak buat rujukan berdasarkan pemikiran kita tapi bisa dibuktikan.
Rujukan itu pula merupakan buah pemikiran. Sayang otak kita cuman dipake untuk mempertahankan pendapat orang lain, sedangkan al quran menyuruh kita untuk berfikir.
Assalamualaikum.. Salam Ramadan buat saudara Faisol. Terima kasih kerana sudi mengunjungi blog saya.
ReplyDeleteArtikel yg baik utk renungan kita. Semoga saudara dapat meneruskan usaha murni ini dgn mengeluarkan idea2 yang bernas dan bermanfaat utk semua. Sama2lah kita berkongsi ilmu utk kebaikan bersama..
saudaraku kandagalante yg sangat kritis,
ReplyDeletesenang sekali berjumpa dg sampean... saya dulu jg spt sampean... semua saya bahas dr sisi ilmiah & teknik...
ini biodata saya:
1. SD Islam Iskandar Said, Kendangsari Sby
2. SMPN 13 Sby
3. SMAN 16 Sby-Jurusan A1 (Ilmu-Ilmu Fisik)
4. ITS Sby-Teknik Elektro-Bid. Studi Telkom
saudaraku,
Allah tdk melanggar sunnatullah... Kita sj yg belum tahu atau belum ditemukan oleh para pakar...
berikut ini pertanyaan SEDERHANA yg membuat sy sadar bhw saya belum bisa apa-apa... pertanyaan ini sebenarnya u/ anak SMP, lho...
coba sampean jawab kasus ini jika memang sampean spesialisasi ilmu/hukum fisika...
Pertanyaannya adalah,
“Saya tinggal di Miami, Florida sedangkan saudara kembar saya tinggal di Tucson, Arizona.
Pada suatu hari, lewat telepon saya katakan padanya bahwa suhu di Miami 80 derajat Fahrenheit (26 derajat Celsius).
Lalu ia dengan bercanda mengatakan bahwa di Tucson dua kali lebih panas.
Andaikata sungguh demikian, berapakah temperatur di Tucson? Apakah 160 derajat F (71 derajat C)?”
coba sampean jawab disertai dalil-dalil fisikanya...
begitu dulu saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Maaf ana mau tanya tentang buat tulisan berjalan di atas tolong kasih tahu siapa yang bisa .... insya allah saya do'akan dapat hadiah semua...
ReplyDeletesaudaraku INNA-LILLAHI yg baik,
ReplyDeletesampean email saja ke saya... soalnya kode htmlnya tdk bisa di komentar ini...
oc, pertama saya bukan ahli fisika...
ReplyDeletelagipula disini kita sharing ilmu.
Kesepakatan kita dilihat dari basisnya apa?
Kalau dilihat dari basis fahrenheit
maka 160 derajat F (71 derajat C)
tapi kalau dilihat dari basis celcius
52 derajat C
disitu khan disebutkan 2xnya.
pertanyaan itu seperti ginilah 1 wanita + 1 pria jadi berapa?
kalau misalnya dulu anda kritis lalu apa yg membuat anda jadi tidak kritis, sedangkan islam itu logis.
Kalau Al quran tidak bisa diilmiahkan maka itu pertama menantang hukum alam, berarti ilmu allah SWT itu terbatas.
Sedangkan untuk menulis kata Allah SWT aja dengan tinta seluas lautan ditambah tujuh kalinya pun tetap tidak akan habis. berdasarkan Alquran.
Jadi kata Allah SWT itu bentuknya seperti apa? kok bisa tidak habis dengan segitu banyak.
saudaraku kandagalante yg baik,
ReplyDeletemohon maaf... ternyata sampean tdk mengerti BEDA TEMPERATUR & PANAS... sampean baca saja buku ini:
Robert L. Wolke, Prof, “Kalo Einstein Lagi Cukuran Ngobrolin Apa Ya? (What Einstein Told His Barber – More Scientific Answer to Everyday Questions)”, PT Gramedia Pustaka Utama, Cetakan Keempat : Agustus 2004
saudaraku,
saya tetap kritis, tp saya tahu bgmn menempatkannya... bukannya Al-Qur'an tdk ilmiah, tp semua butuh ilmu & tdk membabi buta...
sebenarnya pernyataan2 sampean sdh diajukan oleh banyak pakar & sdh terjawab... masalahnya, kita saja yg kurang banyak baca buku...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
iya sih, temperatur itu tekanan dan panas itu suhu.
ReplyDeleteMengapa pahala tidak berbentuk harta saja?
ReplyDeleteNah, kalau dalam hadits disebutkan "sesungguhnya dua raka'at sebelum sholat subuh (baca : qobliyah subuh) pahalanya lebih baik dari dunia beserta isinya", ukuran duniawinya berapa tuh???
Dunia ini cuma "permainan"..
saudaraku kandagalante yg baik,
ReplyDeletemasih kurang tepat, saudaraku...
saudaraku Faz yg sangat kritis,
ReplyDeletepernahkah kita membayangkan keliling dunia u/ melihat indahnya lautan, pegunungan & panorama lainnya...?
pernahkah kita membayangkan sbg pemilik (OWNER) seluruh eksplorasi minyak & pertambangan lainnya di dunia ini...?
pernahkah kita membayangkan sbg CEO perusahaan2 blue chip di seluruh dunia...?
pernahkah kita membayangkan dikenal oleh semua orang mengalahkan presiden & semua selebritis...?
pernahkah kita membayangkan jika ingin istirahat melepas lelah, cukup dengan menelepon, apakah mau di kos-kosan, homestay, apartemen, hotel melati, hotel bintang lima di seantero negeri, hotel bintang tujuh Burj al-Arab yang dibangun dengan amat megah dan mewah di Uni Emirat Arab...?
pernahkah kita membayangkan bisa makan & minum apa pun tanpa ada halal/haram krn semua kenikmatan dunia ini telah dikaruniakan oleh Allah kpd kita...?
itu hanya sedikit gambaran ttg dunia beserta isinya...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
kalau gitu apa jawabannya?
ReplyDeletepermainan apaan mas?
baca alquran: dunia ini diciptakan tidak dengan main2x.
kita sendiri yang bermain dengan pikiran kita.
"ukuran duniawinya berapa tuh???"
saya mau nanaya dulu apa definisi kebahagiaan?
thanx.
salam..
ReplyDeletefirstly terima kasih kerana sudi mengunjungi blog saya...
kini mata saya dan mungkin para pembaca setia blog ini terbuka luas..
Contohilah seperti Rabiah al-adawiyah yang beribadah hanya kerana cintakan Allah dan tidak hanya mengharapkan syurgaNya...
ct asma,
malaysia
Assalamu'alaikum ... bagaimana mas faisol sodah bantu aku kirim cara buat tulisan yang bisa jalan ? dikirim di www.ibnukus71@gmail.com terima kasih
ReplyDeleteassalamualaikum,,
ReplyDeletesyukron kunjungan ke blog eka,,
artikelnya bagus sekali,,,,
dari ini eka mendapat pelajaran yg berharga,,
syukron ya mas faisol,,
salam knl dari eka samarinda kaltim...
Assalamu'alaikum
ReplyDeletesyukron udah mampir ke blog ane...
Assalaamu 'Alaikum.
ReplyDeleteTerima Kasih telah mengunjungi blog saya.
Nabi Muhammad diutus sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Kabar gembira (surga) dan peringatan (neraka).
Saya kurang setuju kalau pahala diitung-itung, apakah sudah yakin 100 % ibadah kita itu diterima? Apakah sudah benar ibadah yang kita lakukan sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah (sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad?
Apakah ibadah kita tidak nyeleweng dari yang diperintahkan?
Jadi boleh saja mengharapkan pahala sebagai rangsangan beribadah supaya lebih giat. untuk masalah pahala langsung diberikan cash, mungkin itu hanya dilihat dari pandangan kita sendiri.
Mungkin secara logika saya yang kurang wawasan, hadiah biasanya di akhir. Akhir kita semua ya di hari akhir (yaumu Hisab).
Kalau amal kita baik menurut Allah kita dapat surga kalau amal kita jeblok ya dapat neraka.
Satu lagi logika saya, Allah yang mempunyai hajat (urusan, aturan), kenapa juga kita ikut nimrung menentukan kebijakan Allah. Holibalak birrayi (Hati-hati dengan pikiran).
Maaf komentarnya kepanjangan, tank's sukses selalu.
Dan yang sangat perlu disadari adalah,
ReplyDelete"Allah tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, bahkan kitalah yang akan di tanya (di hisab) tentang apa yang kita pertanyakan."
Dan akal-akalan tidaklah menunjukkan kepada kebenaran yang benar.
Ambillah Agamamu (Ilmu Agama) dari ahlinya, sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dirham dan dinar, dan ketahuilah ahli agama adalah para pewaris Nabi, bukan ahli kalam. Karena Islam bukan filsafat dan filsafat bukanlah Islam. Dan Islam telah sempurna sehingga tidak memerlukan filsafat untuk menegakkannya, bahkan Islam tercemar karena filsafat yang ikut campur dalam urusan Islam.
Sama2
ReplyDeleteSmoga Qta dapat semakin meningkatkan kualitas ibadah Qta dBulan Ramadhan ini, Amin
Kenapa Pahala tidak berbentuk harta, Seandainya Pahala diwujudkan saat itu juga manusia berbuat kebaikan maka tidak akan cukup dunia ini untuk menampung pahala tersebut.
ReplyDeleteContoh saja anak yang sholeh kepada orang tua maka orang tua diberi mahkota yang bersinar dan sinarnya melebihi sinar matahari, bisa dibayangkan bagaimana dunia dengan sinar mencorong yang melebihi matahari yang saat ini bisa menyinari seluruh dunia. Bagaimana bila tidak hanya satu anak saja yang sholeh, tetapi ada seribu anak sholeh :)?
Hakikat hidup di dunia sebagai orang Islam adalah menanam pahala karena dunia bukanlah tempat pembalasan, namun pembalasan nanti semuanya di akhirat, kita mendapatkan hasil apa yang telah kita lakukan selama di dunia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
saudaraku kingselud & Anonim yg sangat kritis,
ReplyDeletebarangkali sampean kurang teliti dlm membaca tulisan saya...
di sini, saya mengajak u/ merenung/muhasabah atas perilaku kita sehari-hari... kenapa kita malas sekali beribadah, contoh :
1. malas bekerja keras & cerdas
2. malas belajar shg kita tertinggal dg pemeluk agama lain.
3. malas shalat Dhuha
4. malas membaca, men-tadabbur & meneliti Al-Qur'an...
5. dll...
tulisan ini u/ semua umat Islam... jd, bila sampean2 sdh berada di level yg lebih tinggi, ya mohon dimaklumi... sudilah kiranya sampean membaca tulisan saya:
"Benarkah Kita Hamba Allah?"
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
saudaraku kingselud yg sangat kritis,
ReplyDeletesampean menulis,
"Saya kurang setuju kalau pahala diitung-itung, apakah sudah yakin 100 % ibadah kita itu diterima?"
jawaban pertanyaan ini sdh saya sampaikan krn pertanyaan/pernyataan sampean sama spt saudara kita kandagalante...
KITA TDK PERNAH TAHU apakah ibadah kita diterima/tdk...
Untuk itu, kita TDK BOLEH SOMBONG krn amal kita... siapa tahu amal kita tdk diterima Allah... itu yg disebut raja' & khauf harus seimbang...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Syukron, Jaazakalloh khoir akhi ....
ReplyDeletemantap, mas..
ReplyDeleteselamat menjalankan ibadah puasa.
syukran kerana mengajak ana berkunjung ke blog ini.
ReplyDeletebagus penulisannya
moga akhi sentiasa dirahmatiNYa
bagus blog kamu ni.
ReplyDeletebanyak info.
alhamdulillah, saya faham apa yg nak disampaikna.
semoga kita semua dapat mempraktikkan nya bersama, insyaallah.
keep on blogging yea?
postingan yang bagus!
ReplyDeletesmoga selalu mengingatkan qta supaya jangan malas beribadah.
saat seseorang mengerjakan amal kebaikan, bukan hanya sekedar harta yang akan diperoleh, tapi pahala dan perasaan bahagia yang membuat hati tentram dan damai.
smoga qta termasuk orang-orang yang mendapat rahmatNya. amin..
sippp top markorop mas postinganmya
ReplyDeleteijin copas diblog akuwh yach
makasih sebelumnya N salam kenal
saudariku meylya yg baik,
ReplyDeletemonggo2 saja... semoga bisa jd ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...
saudara/i-ku nadjwani_ein & dhee yg baik,
ReplyDeletedoanya saya amini...
Allah Maha Mengetahui dan Maha Merencanakan. Kebajikan yang diganjar pahala di akhirat kelak, Allah lah yang lebih tahu rencana apa yang akan diterima oleh umat-Nya kelak. *terima kasih sudah mampir ke blog saya, kalau sudi mampir lagi di 'rumah' satunya*
ReplyDeletehttp://www.bang-izhar.blogsot.com
Alow Faisol....
ReplyDeleteterima kasih udah membaca blog saya dan meninggalkan pesan... saya sdh balas di bawah message kamu di blog aku...
postingan kamu ini benar2 memberikan ilmu baru juga untuk saya... sangat berguna dan menambah keimanan saya pada Allah...
semoga Faisol mendapatkan berkah dari Allah...
keep in touch..
btw, gue add link blog elo di blog Kiki ya...
thanks
Kiki
Menarik.. sangat!
ReplyDeleteInsya Allah.. Dia Maha Tahu Sobat...
Assalamualaikum,
ReplyDeleteTerimakasih kerana singgah ke blog ana www.tadikapintarbistari.blogspot.com.
Sama-samalah kita menulis untuk redha Allah dan dalam rangka dakwah. Tahniah atas penulisan yang menarik!!
Betul apa yang anda sampaikan. Manusia kadang hanya terpaku dengan materi saja sehingga segala sesuatunya harus berupa materi tapi manusia melupakan hal-hal non materi seperti pahala.
ReplyDeleteassalammualaikum,
ReplyDeletealhamdulillah, sudah dibalas ziarah kembali... makasih atas penulisannya, benar-benar membuktikan usaha yang dilakukan untuk mencari jawaban pada persoalan.... semoga Allah memberkartimu ya akhi....
semoga setiap amal yang kita lakukan ini tiada melalaikan kita dari mengingati-Nya. semoga setiap detik yang kita lalui, adalah kerna-Nya, semoga setiap inci perbuatan meraih redha-Nya....
Allahumma ameen....
sebag di situlah Allah akan menguji manusia, supaya untuk menentukan di antara manusia itu siapa amlanya yang paling baik
ReplyDeletemakasih
arda dinata
http://ardanews.blogspot.com
Subhanallah, yup... Harta adalah fana di dunia, setelah qta mati, harta tsb hilang.
ReplyDeleteSedangkan ibadah yg qta lakukan punya nilai yang jauh lebih tinggi dari harta, karena ibadah itu akan terus terbayarkan saat qta di akhirat kelak. Ketika segala sesuatu sudah menjadi tidak berharga di akhirat, hanya amal dan ibadahlah yg bisa qta bawa menghadapNya
Satu huraian yang cukup bagus! :)Terima kasih...dan salam perkenalan dari saya :)
ReplyDeleteSalam saudara faisol...
ReplyDeletetulisan mas sungguh tulus dan menusuk terus.
Semoga Allah melimpahi lagi rahmat dan ilmu mas faisol.
terimakasih,
ReplyDeletesudah saya sebarkan kepada teman2 saya
salam dari bandung :)
saudaraku tinta Hati yg baik,
ReplyDeletesalam kenal juga... :-)
saudaraku cikli yg baik,
doa sampean saya amini... doa yg sama dihaturkan oleh para malaikat u/ sampean dan semua orang yg mendoakan orang lain, amin... ini dr hadits riwayat Imam Muslim...
saudaraku anugerah perdana yg baik,
terima kasih saya haturkan... semoga bisa menjadi ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...
begitu dulu, saudara2ku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Manthabsss... Subhanalloh.. Mksh mas faisol atas share ilmunya
ReplyDeleteterimaksih juga infonya dan artikelnya mudah-mudahan menjadi amal di bulan ramadhan ini
ReplyDeletesubhanallah. Terima kasih atas artikelnya. Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa berlomba2 dalam kebaikan...
ReplyDeleteSaudara Faisol yang dirahmati Allah,
ReplyDeleteTerima kasih atas ilmu yg dikongsi bersama.
Tuhan tidak memberi pahala dalam bentuk kekayaan dunia kerna dunia itu umpama bangkai (telah tersebut dalam satu hadith).
Makanya tidak pantas untuk manusia memperolehi 'hadiah' dalam bentuk bangkai yang busuk bukan?
Sekadar pendapat picisan. :)
Salam Ramadhan.
Terima kasih atas Ilmunya..
ReplyDeletekalau paha berbentuk harta di dunia ini akan bayak orang kaya dan orang baik,allah menunggu seberapa bayak kita merbuat pahala dan insa allah akan di balas diakherat
ReplyDeletesaudaraku Anak Bumi yg baik,
ReplyDeletependapat sampean tidak picisan, namun sarat ilmu & hikmah...
tulisan yang bagus... seorang pandir berkata, "life after death.." ada hidup setelah mati. Berarti bukankah ganjaran bagi manusia itu begitu berharganya?
ReplyDeleteAnda diberi modal di kehidupan setelah dunia yang fana ini. Kurang baik apa coba? hehe...
Seberapa besar modal anda, tergantung bagaimana invetasi anda di dunia ini...
"Salam kenal... bener juga sih... klo emang tuh semua pahala berbentuk harta benda, kasian dunia... Emang semua orang bakal berlomba2 dalam kebaikan tp klo bejibun harta semua nanti malah bikin padet dunia bukan karena populasi manusia, tapi harta benda, bangunan, kendaraan.. wew.. mirip kayak di film2 animasi futuristik deh... manusia begitu sejahtera, semua dimiliki, namun sedikit sekali adanya karena lebih banyak barangnya :P
ReplyDeleteSebab Tubuh Kita di Dunia Tidak Mampu Menampung Nikmat Dari Pahala Yang Allah Berikan
ReplyDeleteDi dunia ini tubuh kita diseting dengan kemampuan merasakan kenikmatan yang berbeda dengan tubuh kita nanti di akhirat.
1. Nikmat dunia selalu diiringi penderitaan, sedang nikmat akhirat tidak.
Kalau kita lapar (penderitaan) baru makanan terasa lahap dan enak (kenikmatan), kalau kita makan terasa enak (nikmat) bila diteruskan dengan berlebihan perut sakit (penderitaan). Diakhirat kelak batasan nikmat itu tidak ada kita makan terus-menerus perut tidak akan sakit, dan nikmatnya tidak akan berkurang dari gigitan pertama.
2. Nikmat didunia dibatasi usia dan kapasitas indra perasa sedang di akhirat tidak
Waktu anak-anak kita kurang bisa menikmati kenikmatan dunia dengan sempurna. Belum bisa merasakan nikmatnya makanan, nikmatnya seksual, nikmatnya punya harta. Demikian pula bila kita sedah lanjut usia, segala nikmat dunia rasanya berkurang. Hanya di usia muda dewasa kita merasakan nikmatnya dunia, itupun paling banter usia 20-50 tahun. Sementara di akhirat kita akan terlahir muda kembali dan tidak akan mengalami penuaan, dengan panjang usia yang selama-lamanya.
3. Nikmat dunia dibatasi kesadaran, satu fokus konsentrasi, dan saling mereduksi dengan penderitaan.
Kalau kita sedang makan sambil nonton film, kita hanya bisa menikmatinya bergantian. saat kita menikmati film makanan dimulut kita kurang terasa nikmatnya, kalau kita menikmati makanannya film yang kita tonton terlewatkan keindahannya.Punya mobil sepuluh pun kita pakainya satu-satu, tidak mungkin dinikmati bersamaan. Itu kalau stimulus yang datang sama-sama nikmatnya, kalau kita lagi enak-enak makan lalu mendengar kabar orang tua kita meninggal? Maka tidak hanya makanan itu tidak lagi nikmat tapi akan muncul penderitaan.
Di akhirat penderitaan dan kenikmatan dipisahkan secara tegas dan tidak akan saling mereduksi. Surga dan Neraka dipisah dengan sitat-sifat yang benar-benar terpisah, surga hanya ada kenikmatan, neraka hanya ada penderitaan.
Nah dari sifat alamiah tubuh kita itulah, nikmat Allah yang begitu besar tidak diberikan langsung didunia, dirupakan benda-benda kenikmatan didunia, tapi kelak diakhirat dengan desain Tubuh kita yang berbeda.
Alhamdulilah.. terimakasih atas ilmu yang akan berguna sampai akhirat nanti..
ReplyDeletesemoga berkah alloh selalu tercurah kepada mas Faisol yang mana telah rela da ikhlas membagi ilmunya kepada setiap orang..
dan semoga Alloh selalu mencurahkan seluruh kenikmatannya kepada setiap umat muslim di seluruh dunia...
amin amin amin... ya rabbal alaminn...
allohuumma sholi'ala mohhammad sa fi'ill alla.. wa alihi wa shobihi.. hiwaa sallim ngalla dawwa..
Terimas kasih kerana mengunjungi blog saya. Sila layari http://live.radiorodja.com/ untuk mendengar radio islamic..
ReplyDeleteAssalamualaikum mas Faisol, salam kenal, salam ukhuwah isalamiyah, terima kasih postingnya bagus dan teruslah berdakwah..!
ReplyDeleteAssalamualaikum saudara seagamaku.
ReplyDeleteMula-mula sekali,terima kasih kerana menjenguk ke blog ana. Alhamdulillah, artikel anda mampu meningkatkan kefahaman dan kesedaran ana tentang islam.
Idea, pandangan, serta hujah anda begitu bernas. It's good especially when facing missionaries. The facts u used are logical and thinkable by them and yet,it's from alquran. So i got 2 in 1 package if i'm about to debate with them. 1st,logical facts to make them thinking. 2nd,showing them the mukjizat of alquran.
thanks so much and keep your good work. =)
maas salaamah wailalliqa
Kenapa kita malas beribadah,padahal secara teori kita sudah tahu pahalanya buaanyaaak sekali. Karena kita sebenarnya belum yakin benar dengan janji Allah dan Rasulnya, alias iman kita masih lemah, lemas, loyo. Mudah-mudahan dalam bulan Ramadan ini bisa meningkat sehingga kita yakin 100% janji Allah
ReplyDeletesalam..
ReplyDeletetulisan yang sangat menyentuh jiwa..barakallahu fik..
saudaraku Darwin Malang yg baik,
ReplyDeleteamin...
saudariku nur azuwa choh yg baik,
amin... baarakallaahu fik...
Terlalu materialistik kalo beribadah hanya karena pahala & dosa, surga & neraka. Kita hanya terkungkung di duniawi semata. Tidak ada kedewasaan spiritual.
ReplyDeleteUntuk naik ke level hakikat, kita harus jalan, biasa dibilang tarekat, atau tirakat kalo di jawa.
Dengan begitu kita bisa merasakan manisnya beribadah baik ritual maupun sosial.
saudaraku njeplax yg sangat kritis,
ReplyDeletedi sini saya membahas realita yg ada...
kalau benar kita tdk pamrih surga atau takut neraka, bisa dites dgn pertanyaan2 ini:
1. apakah kita selalu berprestasi dalam sekolah/kerja shg bisa meninggikan derajat umat Islam...?
2. apakah kita tahajud tiap malam, shalat dhuha 8 rakaat tiap hari, baca Al-Qur'an 2 juz tiap hari..?
3. apakah kita puasa daud...?
4. apakah kita sering beramal tanpa dihitung dulu berapa jumlahnya...?
5. apakah kita senantiasa santun, ramah & tawadhu' terhadap sesama...?
kalau pertanyaan2 itu belum bisa kita jawab, berarti pengandaian kita hanyalah teoritis, perfeksionis, idealis dan tdk praktis...
saudaraku,
Allah sendiri sudah menjawab di dalam Al-Qur'an maupun lewat hadits Nabi saw...
u/ dapat bersama2 Rasul saw. & melihat Allah, kita harus di surga... adakah kita MENAFIKAN ilmu ini...? adakah kita mau menyalahi Rasul saw...? apakah kita hendak mengingkari firman Allah...?
saudaraku,
kalau sampean pengikut thariqah, tolong sampean perhatikan doa yg disampaikan oleh mursyid...
apakah beliau tdk pernah berdoa minta selamat dari azab kubur...? tdk pernah berdoa minta selamat dunia akhirat...? tdk pernah berdoa ingin bersama2 Rasul & melihat Allah di surga...?
silakan sampean teliti dengan lebih seksama praktek doa yang sesungguhnya oleh mursyid mana pun...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
setiap manusia perlu berproses, tidak bisa serta merta langsung bisa menjadi seorang wali.
ReplyDeleteBegitupun saya sendiri,pernah mengalami jatuh bangun. Pernah jadi orang munafik karena maksiat sembunyi2, diberi amalan sekian banyak putaran tasbih tapi dilaksanakan dengan berat hati dan hidup yg masih belum tenang, pernah merasakan sholat hanya menambah beban, pernah beramal hanya sekedar jaim. Dan sampe sekarang pun saya perlu berproses.
Apalah artinya melakukan sholat, puasa dan beramal kalo nggak bisa merasakan nikmatnya. Dimanakah nikmat itu kalo gak di keikhlasan ? Bukan takaran logis berapa juta yg kita sumbangkan, berapa lama kita puasa dan berapa juz yg kita baca setiap hari, melainkan keiklasan kitalah takarannya.Keiklasan untuk menerima hidup dan kehidupan ini apa adanya tanpa berharap pahala secara berlebih apalagi berharap harta dari ibadah yang kita lakukan.
Maksud saya comment ini cuman mengingatkan, apa iya setiap kali kita beribadah terus kita ngitung pahala,terus kalo pahalanya surplus apakah juga akan berbuat dosa yang nilainya masih dibawah saldo pahala kita?Ataukah minta refund berupa harta pada Allah karena pahalanya masih surplus?
Pada akhirnya saya cuma bisa mengajak untuk merenungi perjalanan(tarekat) nabi Musa (sang ahli syariat) ketika diperintahkan oleh Allah berguru pada Nabi Khidir (sang ahli makrifat) seperti yang tertuang di Surat Al-Kahfi 72-80 (CMIIW).
syariat+tarekat=hakekat-->makrifat
saudaraku njeplax yg sangat kritis,
ReplyDeleteterima kasih atas penjelasan sampean... tulisan saya pun berproses... hal ini bisa dibaca di tulisan2 saya yg lain...
saudaraku,
di atas, ada komentar saya untuk saudara kita kandagalante,
"Untuk itu, kita TDK BOLEH SOMBONG krn amal/ibadah kita... siapa tahu amal kita tdk diterima Allah... itu yg disebut raja' & khauf harus seimbang..."
saudaraku,
Nabi Musa as. & Nabi Khidhir as. juga tidak menafikan surga... Apakah ada pembahasan bhw kedua Nabi ini mengingkari surga...? tidak ada, kan...?
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
saudaraku njeplax yg sangat kritis,
ReplyDeletesampean menulis,
"...apalagi berharap harta dari ibadah yang kita lakukan..."
saudaraku,
kalau sampean mengambil kesimpulan tsb. dari tulisan saya, kiranya sampean kurang teliti dalam membaca tulisan saya...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Mkasih uda berkunjung ke Blog saya...
ReplyDeletekalau seandainya pahala berupa uang tentu yang namanya uang bukan menjadi sesuatu yang berharga..dan tentu dunia akan kacau...selain itu kita tidak akan pernah bisa membedakan status sosial manusia...sehingga manusia tidak punya nafsu lagi untuk bekerja...
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya.
Mohon ma'af karena baru merespons, kebetulan ALLAH memberi kesibukan akhir-akhir ini.
InsyaALLAH kita semua diberikan keluasan akal untuk terus saling sharing.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam kenal,
Nurwan
Terima kasih atas kunjungannya, semoga kita bisa berbagi untuk kemajuan hidup kita semua. Wassalam...
ReplyDeleteMenurut saya, klo Allah memberikan balasan dalam bentuk "harta" di bumi... hal itu akan sangat lucu! krn semua orang akan menjadi Investor dan Obligor2... Semua akan menanamkan saham ke Amalan... dan dapet 7x100=700 kali nya:p dan siapa yg masih mau kerja? Invest sepotong Roti dapet 700 potong... dan masalahnya, invest di jalan Allah caranya gimana? semua udah pada kaya... pada gak butuh bantuan... Pertanyaaan ini bagus juga ya... Kadang saya juga mikir habis solat, Gedhebug... Jatuh segepok uang... (tp klo semua itu terjadi utk setiap yg solat, ya gk ada gunanya :p)
ReplyDeleteDimas P P
http://www.smartmarkreader.com
Subhanallah... tulisan yg sangat menarik dan menggugah hati orang2 yang masih ingin meniti agama... ya Allah ampunilah dosa hamba-Mu ini yg selalu berkeluh kesah....
ReplyDeleteSaya pasti akan sering berkunjung ke blok ini.
Selamat berpuasa Mas Faisol & met kenal..
Terimakasih kemarin sudah mampir di blog saya.
Heppy blogging..
saudaraku njeplax yg sangat kritis,
ReplyDeletesampean menulis,
"Bukan takaran logis berapa juta yg kita sumbangkan, berapa lama kita puasa dan berapa juz yg kita baca setiap hari, melainkan keiklasan kitalah takarannya..."
saudaraku,
bgmn kita membuktikan bhw kita mencintai Allah, hanya menggapai ridha-Nya tanpa ada usaha sungguh2, dg dalih yg penting ikhlas...?
saudaraku,
misal kita berkata kpd istri kita,
"dek, aku sangat mencintaimu... demi cintaku pdmu, aku memberi uang belanja Rp 1.000,- per bulan... tdk penting besarnya, tp yg penting adalah keikhlasanku & kecintaanku kepadamu..."
apakah ini yg kita sebut ikhlas...? inikah yg kita sebut bukti cinta kita...? saudaraku, ikhlas & cinta harus dibuktikan dgn usaha sungguh2...
saudaraku,
saya yakin sampean sdh mengaji kitab Syarah al-Hikam & Risalatul Qusyairiyah, krn itu 2 kitab dasar dlm tasawuf...
apakah Rabi'ah al-Adawiyyah sedikit sekali ibadahnya dg alasan yg penting ikhlas...?
adakah Dzun Nun al-Mishri jarang berdzikir kpd Allah dg argumentasi yg penting ikhlas...?
apa menurut kita Imam Junaidi al-Baghdadi tdk mau menuntut ilmu dg sungguh2 krn alasan yg penting ikhlas...?
begitu dulu, saudaraku... mohon maaf saya haturkan bila ada hal-hal yg kurang berkenan di hati... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
subhanallah.. penulisan yang sangat bermanfaat =)
ReplyDeletesalam ziarah dari Kuala Lumpur, Malaysia. nice & beneficial blog =) teruskan menulis untuk ummah ya..
barakallahu fiik..
ramadhan kareem!
p/s: boleh ana link kan blog ana ke blog ana ya?
saudariku Nihlah Johari yg baik,
ReplyDeletebarakallaahu fiik, amin... silakan saja kalau mau di-link... semoga bs jd ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...
bagus banget artikelnya, mengingatkan kita pada peristiwa pasuruan yang menelan sekian banyak jiwa hanya karena sedikit harta...
ReplyDeleteTerima kasih kerana perkongsian ini.
ReplyDeleteTerimakasih atas kunjungannya. Bagus juga artikelnya? ngomong2 boleh diposting di blog aku gak ya??? hehheee
ReplyDeletebecanda
http://www.risalahrasul.wordpress.com
Kajian yang menarik, jangan2 kita lebih suka dengan pahala berupa harta karena pola pikir kita terbawa dari pengalaman waktu masih anak2? Sudah ada penelitian lebih lanjut belum ya tentang fenomena ini? Terima kasih ya sdh mampir ke blog saya...
ReplyDelete"lakum diinukum waliyadiin"
ReplyDeletesaudaraku njeplax yg baik,
ReplyDeletesampean menulis, "lakum diinukum waliyadiin"...
saudaraku,
saya ngga tahu apa maksud tulisan sampean... marilah kita menuntut ilmu dulu sebelum beramal...
mari kita belajar tafsir sebelum berbicara/menulis ttg sebuah ayat...
mungkin maksud sampean,
"lanaa a'maalunaa walakum a'maalukum..."
saudaraku,
jika sampean tdk ingin share, ya tdk apa-apa... mari kita jaga ukhuwah...
begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan & melembutkan hati semua umat Islam, amin...
Assalamu'alaikum, syukron akhi ats kunjungannya, smoga kita selalu saling nasehati dalm kebaikan dan taqwa amin
ReplyDeletewa'alaykumus salam, saudaraku Alfatahul Ikhlas yg baik,
ReplyDeleteamin...
nice post...terimakasih tausiyahnya :)
ReplyDeletesaudariku ikeow yg baik,
ReplyDeleteini bukan tausiyah, hanya sharing u/ muhasabah kita... dan juga semoga bs jd ilmu yg bermanfaat & Multi Level Pahala (MLP) bg kita semua, amin...